Jumat, 11 Juni 2010

Ancaman “Next Level” si jahat di akhir zaman

Daniel 7:25 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Jelas sekali bahwa sejak awal mulanya iblis bermaksud menyakiti hati Tuhan dengan cara merusak gambar dan citraNya, yaitu kita. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menyentuh Allah, namun ia bisa menyakitiNya melalui manusia dan apa yang Allah ciptakan.


Tidak bijak buat kita anak-anakNya hanya disibukkan dengan berita-berita penampakan makhluk halus di berbagai media, karena itu tidak level dengan kita, para pahlawan Tuhan. Memang di akhir zaman ini, krucu-krucu si jahat sudah memanifestasikan dirinya di kamera, televisi dan berbagai media lainnya; namun sekali lagi itu bukan peperangan kita yang sebenarnya di akhir zaman. Hal kuntilanak, jin, jelangkung, genderuwo itu sebenarnya kecil-kecilan. Tetapi perang yang paling gawat sebetulnya adalah peperangan legal/ diplomasi ( artinya : si pendakwa yang memperhadapkan perkara kita di hadapan Tuhan untuk dijatuhkan hukuman, seperti Ayub, Yosua dan Petrus) dan peperangan melepaskan jiwa-jiwa dari alam maut.

Akan ada pula suatu masa peperangan, saat Iblis melalui  Antikristus akan menganiaya anak-anak Tuhan dan meruntuhkan kekuatan umat pilihan Tuhan. Namun, sebenarnya peperangan semacam itu sudah mulai kita rasakan saat ini: Iblis berusaha melelahkan kita dengan penundaan (“perubahan dengan waktu”) dan mengompromikan Firman Allah (“perubahan dengan legalitas/ hukum rohani”).

Akibat utama penundaan yang seakan-akan tidak pernah berakhir adalah  orang percaya yang menjadi lelah, jemu/bosan, putus asa dan tawar hati. Pergumulan beberapa tahun yang seakan tidak ada jawaban, Penantian janji Allah yang tidak kunjung terjadi, adalah contoh penundaan yang membuat kehidupan rohani dan jiwa kita lelah dan bosan. Hal ini akan mencuri sukacita, kekuatan dan semangat anak-anak Tuhan.

Kadang-kadang penundaan itu dibiarkan untuk menyempurnakan iman dan karakter. Di sisi lain, juga ada peristiwa iblis yang berusaha menolak penggenapan rencana Allah sampai kita menjadi lelah dan menyerah. Ia suka membuat kita berlarut-larut dalam peperangan yang akhirnya melelahkan. Ia tidak mau berhenti sampai kita lelah, menyerah dan berhenti berdoa.

Di samping itu, ketika situasi menjadi berat, jiwa(pikiran dan perasaan) yang kelelahan dapat memperburuk situasi, membawa kepada reaksi kedagingan atau reaksi yang berlebihan, yang juga membutuhkan penyelesaian. Kita menjadi tertekan pada akhirnya, kehilangan kesabaran dan akhirnya berusaha mencari kelegaan dan bukan kemenangan. Kelegaan itu adalah dengan mengompromikan standar Allah dan hati nurani.

Roma 5:3-5 … Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Untuk menghadapi ancaman tersebut, anda harus menambahkan rasa syukur (bermegah dalam kesengsaraan) dan ketekunan. Dalam bahasa Inggris, ketekunan adalah Persevere yang berasal dari kata severe, yang artinya keras atau berat. Hadapilah kenyataan bahwa perjalanan menuju kemenangan atas kesulitan kita mungkin akan berat.

Ibrani 10:35-35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.  Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

Kita perlu hidup dalam kepercayaan akan Janji Allah, kita harus memegangnya senantiasa dalam ketekunan. Ketekunan, ketabahan, Kesetiaan. Semua ini adalah kualitas yang membentuk karakter, yang mengubah pengajaran keserupaan dengan Kristus menjadi gaya hidup. Jika kita tidak pernah mengalami proses, maka kita adalah anak-anak gampang atau anak-anak yang tidak sah menurut Hukum Allah.  

Satu hal yang harus kita tanamkan dalam hidup kita bahwa, Tuhan lebih mementingkan bagaimana jadinya kita (Being) bagi DIA daripada apa yang kita lakukan (Doing) untuk DIA. Walaupun mengalami penundaan berkali-kali, pergumulan kita memperdalam karakter kita. Mempertahankan standar kita ketika menghadapi tekanan, menemukan kasih karunia ketika mengalami kesulitan, membuat kita menjadi umat pilihan Allah yang sejati.

Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa. DIA tahu cara menghadapi kejahatan dan mengubahnya menjadi kebaikan, bahkan memakai muslihat Iblis untuk menjatuhkan dia sendiri. Bersabarlah; Dan tidaklah sepatutnya bagi kita anak Tuhan bersungut2, mengeluh dan menggerutu dengan ucapan atau tulisan, tanpa ada ucapan syukur dan mengerti akan maksud Tuhan. Sikap dan perkataan kita dinilai oleh banyak orang, dan itu menjelaskan bagaimana karakter kita sesungguhnya. 

Kolose 4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Baca juga artikel yang berkaitan :

0 comments:

Posting Komentar