Selasa, 20 Juli 2010

Meneladani Pasangan hidup: Boas dan Rut

Rut 4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.

Perjalanan cerita Boas dan Rut diakhiri dengan penutup yang “Happy Ending”. Mereka diberkati Tuhan dengan seorang anak, yang adalah kakek dari Daud. Obed, anak mereka yang berarti “Menyembah dan Melayani Allah”. Kebahagiaan mereka disempurnakan dengan rasa ucapan syukur, menyembah dan melayani Tuhan Allah. 

Boas (yang arti namanya: Keuletan, kekuatan) sering dilambangkan dengan Tuhan Yesus yang menebus dosa dan pelanggaran manusia, sedangkan Rut (yang arti namanya: Persahabatan) sering menjadi contoh seorang wanita bijak yang menghormati mertuanya.

Namun , seri pengajaran kali ini akan menceritakan sisi karakter Boas dan Rut yang berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya mendapatkan pasangan hidup yang smart dan yang sepadan sesuai kehendak Tuhan. Topik ini segera saya bahas karena begitu banyak anak muda yang jatuh dalam hubungan lawan jenis, tidak menjaga kekudusan dan tidak tunduk kepada nasihat ayah/ibu/kakak maupun pemimpin rohani. Selain itu, saya juga menekankan sekilas keluarga mertua Rut dan artinya.

Satu hal yang harus diingat bahwa nilai tradisi budaya yang diceritakan di Alkitab tidak harus dilakukan persis sama dalam keadaan akhir zaman yang modern ini, karena tentu nilai tradisi budaya masyarakat maupun bangsa berbeda-beda. Selain itu, ada beberapa nilai tradisi di masa lampau yang sudah sulit dilakukan di masa kini. Namun, yang tetap kekal bisa dipelajari adalah maksud dari nilai-nilai itu ada, serta karakter dari pemain-pemain yang berada dalam lingkungan nilai-nilai tradisi tertentu. Bagaimana sikap dan hati mereka meresponi serta menghormati nilai-nilai, itulah yang Tuhan perhatikan. Memang benar bahwa tidak semua nilai-nilai tradisi sesuai dengan nilai Kerajaan Allah, sehingga kita harus menyeleksinya. Selain itu, tidak semua kisah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama adalah benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika kita cermati, selalu ada akibat/ ganjaran Allah atas apa yang mereka perbuat. Bersyukur, Perjanjian Baru telah banyak membantu kita untuk menggali dan menangkap isi Perjanjian Lama secara utuh dan lebih dalam, mengenal hati Tuhan dengan benar dan mengenal nilai-nilai Kerajaan Allah yang dapat kita pelajari dalam Perjanjian Lama.

Sekilas keluarga mertua Rut

Naomi (arti: “manis”) dan Ehimelekh (arti:”Tuhan adalah rajaku”) adalah keluarga mertua dari Rut. Tidak sesuai dengan harapan arti namanya, keluarga itu hidup dalam kutukan dan keadaan hati yang negatif; Hal ini terbukti dari nama anak mereka, Mahlon( arti: sakit-sakitan) dan Kilyon (arti: dibuang jauh-jauh). Mereka bukanlah orang tua yang berharap dan memberkati anak-anak mereka untuk menjadi apa hidup anak-anak mereka kelak. Ehimelekh bukanlah seorang suami dan kepala keluarga yang takut dan kenal akan Tuhan; Malah ia tiba-tiba meninggal sebagai orang asing di Moab. Mahlon dan Kilyon pun pada akhirnya meninggal. Sayangnya, Naomi belum mempunyai satu cucu pun dari menantunya, Orpa dan Rut. (Rut 1:1-5)

Naomi berniat seorang diri kembali pulang ke Betlehem, kota asalnya, karena ada kabar bahwa Tuhan telah melimpahkan makanan di sana. Namun Rut tetap bersikeras mengikutinya dengan berkata : "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, . . . bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; . . . Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17)

Di Betlehem, Naomi masih saja memiliki hati yang negatif dan mengutuki dirinya dengan nama Mara (arti: “pahit”) (Rut 1:20-21). Hati manis yang berubah menjadi pahit. Masalah-masalah yang dialaminya di Moab membuat hatinya menjadi pahit, dan tidak menyadari bahwa Tuhan sebenarnya sudah mempunyai agenda yang luar biasa yang membuat dia berbahagia di akhir hidupnya.

Apakah masalah-masalah kita di dunia ini, bahkan di masa lalu membuat kita pahit dengan diri kita, bahkan dengan Tuhan? Apakah kita mengutuki dan menyesali kelahiran dan nama kita sendiri? Sadarkah kita bahwa di “Betlehem” (arti: Rumah Roti-selalu berbicara tentang Hadirat Allah) adalah tempat pemulihan kita? Kita selalu diterima dengan hangat di “Betlehem”, namun kadang kita yang tidak mau menanggalkan trauma “Moab” di pintu gerbang “Betlehem”.

“Moab” adalah anak dari hasil persetubuhan Lot dengan anak kandungnya sendiri (Kejadian 19:30-38). Anak –anak perempuan Lot mengadakan rencana yang menjijikkan agar mereka bisa mempunyai keturunan, dengan membuat ayahnya mabuk. Tuhan tidak pernah membenarkan peristiwa tersebut, hal itu terbukti bahwa Moab menjadi salah satu bangsa dalam daftar hukuman Tuhan, salah satu musuh yang harus ditaklukkan oleh bangsa Israel. “Moab” adalah masa kita melupakan arahan Tuhan, mengandalkan kekuatan hikmat kebenaran kita sendiri.


Karakter Boas dan Rut

Kita yang mengenal dengan benar siapa diri kita di mata Tuhan, kita tentu juga mau untuk mendapatkan pasangan hidup yang sepadan, yang terbaik dari Tuhan. Sepadan tidak diukur dari kekayaan, rupa yang menawan dan perasaan hati dan jiwa semata. Kisah Boas dan Rut membuat saya terharu ketika saya membaca dan merenungkannya. Kisah dan karakter mereka bisa menjadi salah satu perenungan jika saya dan anda menginginkan pernikahan dan keluarga yang bahagia, yang berkenan di hati Tuhan.

Siapakah sesungguhnya Rut?

Firman Tuhan tidak mencatat apakah Rut itu cantik atau tidak. Namun hal itu bukanlah yang membuat Boas terpukau akan Rut dari sekian banyak pengerja ladang lainnya, sehingga dia berkata kepada pengawas ladang, “Darimanakah perempuan ini?”(Rut 2:5). Boas terpukau akan karakter Rut. Dari cerita pengawasnya di ayat 7, kita bisa mengetahui bahwa Rut itu seseorang yang cakap dan tangkas.(Amsal 31:10-31). Rut itu orangnya tenang, menghormati dirinya sendiri dan bukan seorang pembantah. Ia tahu dengan benar jatahnya, sehingga keberadaannya di ladang tidak mengganggu para pekerja lain.

Selain itu, dari kita menilai perkataan Rut kepada Naomi : “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; . . . Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17) , kita ketahui sesungguhnya Rut adalah seorang Moab yang sudah mengenal Allah Israel dari keluarga Naomi. Di mata Tuhan, Boas dan Rut adalah pasangan yang sudah seimbang (II Korintus 6:14) karena mereka sudah mengakui dan mengenal Tuhan Israel sebagai Allah mereka. Namun dari karakter merekalah, kita mengetahui bahwa mereka adalah pasangan yang sepadan.

Dari perkataannya, kita mengetahui hati yang sesungguhnya. Rut bisa saja bertindak seperti Orpa yang meninggalkan mertuanya, tidak punya hubungan apa-apa lagi dan menikah dengan orang lain. Rut pun belum mempunyai anak, sehingga sebenarnya tidak ada ikatan darah keluarga Naomi di pihak Rut. Tetapi karakter Rut itu setia dan tekun dalam suka duka. Karakter wanita seperti inilah yang seharusnya ada dalam pasangan kita, menemani pasangan dalam suka-duka, sampai maut memisahkan. Bukankah itu sebuah ikrar janji penikahan bagi kedua pihak suami-istri. Kehidupan ini tidak menentu, kadang diberkati melimpah, kadang harus berserah dan percaya total kepada Tuhan buat hari esok. Siapakah yang menemani kita dalam masa-masa seperti itu, selain mitra kehidupan kita yang sepadan.

Setelah mengetahui bahwa Boas masih kerabat dari keluarganya, Naomi berkata kepada Rut, bahwa Boaslah yang harus menebus mereka. Itulah tradisi keluarga Israel, seperti anak-anak Yehuda dan Tamar, bahwa harus ada saudara dari keluarga suami yang membangkitkan keturunan bagi suaminya yang telah meninggal. Pada akhirnya pula, Naomi merancangkan pertemuan Boas dan Rut di tempat pengirikan dengan tidak ada orang lain yang tahu. Mungkin saja cara ini tidak benar di mata Tuhan karena seakan-akan Naomi tergesa-gesa, melupakan arahan Tuhan. Walaupun demikian, Rut taat akan perkataan Naomi, karena itu tidak merusak kehormatannya sebagai seorang wanita. Yang menarik buat saya, Naomi pun agaknya sadar akan caranya yang salah saat hasil di luar perkiraannya, sehingga dia berkata “Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga." (Rut 3:18) Akhirnya Naomi menyuruh Rut menanti dengan sabar, sampai Boas sendiri yang bergerak dipakai Tuhan.

Boas memuji Rut bahwa Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.  Setiap orang dalam kota tahu, bahwa Rut seorang perempuan baik-baik. (Rut 3:10-11).

Wanita Pilihan Allah, milikilah karakter Rut ( arti nama : "persahabatan") yang luar biasa ini. Hubungan yang indah dimulai dari hubungan persahabatan dan persaudaraan. Ujilah cinta itu dengan waktu apakah benar-benar itu cinta murni dan bukan cinta yang lain. Jangan biarkan cinta lebih membara sebelum terjadi ikatan pernikahan yang kudus.

Pria pilihan Allah, kenalilah dulu dia apakah dialah pasangan anda yang tepat atau anda sebenarnya hanya coba-coba saja. Anda harus mendapatkan yang terbaik dari Tuhan, karena pasangan anda adalah penolong yang berada di sisi anda selamanya.

Siapakah sesungguhnya Boas?

Rut 2:4. Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!"

Boas (arti nama: "tekun/ulet") selain tekun dan ulet, adalah seseorang yang murah hati dan berbelas kasihan. Dia adalah orang yang suka mengatakan berkat Tuhan, berbeda dengan Ehimelekh. Bagaimana sikap para pengerja dan pengawas, kita mengetahui bahwa Boas orang yang patut disegani di masa itu. Boas juga seorang pria yang bertanggung jawab dan tidak tergesa-gesa dalam bertindak ketika dia mengetahui bahwa dirinya yang seharusnya menyelesaikan perkara Naomi dan Rut tersebut.

Rut 3:12-13 Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup.

Boas adalah seorang yang menjaga kekudusan dan menghormati wanita. Saat Boas dan Rut hanya berdua di tempat pengirikan, Boas tetap menghormati Rut sebagai seorang wanita, bahkan Boas berusaha menjaga supaya tidak ada penilaian buruk orang lain atas Rut. Ia menjaga, bukan menyerang balik orang-orang yang menilai hubungan mereka.

Rut 3:14. Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: "Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan."

Pria zaman sekarang tidak suka jika hubungannya dengan lawan jenis dinilai ekslusif oleh orang lain. Itu bukan ciri pria yang dewasa, yang menghormati seorang wanita, apalagi dirinya. Pria-pria pilihan Allah, milikilah karakter Boas yang dewasa dalam segala hal, jangan hanya membuktikan kepriaan kita di hadapan wanita tapi hubungan kita menjijikkan di mata Tuhan. Anda harus memulainya dengan belajar menjadi sperti Yesus. Hidup kudus. Tidak tergesa-gesa dalam gairah cinta.

Wanita pilihan Allah, yakinkah anda bahwa pasangan anda adalah yang terbaik dari Tuhan. Ingat, pasangan anda adalah imam dan kepala keluarga buat anda dan anak anda. Jika ia bukan orang yang takut dan kenal akanTuhan, coret dia dari daftar kehidupan anda. Kita harus tegas dalam hal ini, karena pihak wanitalah yang akan rugi banyak. Anda pasti menginginkan keluarga yang diberkati Tuhan, apakah pasangan anda selalu mengucapkan berkat atau kutuk?

Boas dan Rut tidak menyerang atau mengabaikan nilai-nilai aturan tradisi yang ada di lingkungan mereka. Mereka menghormatinya dan melakukannya selama itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Bagaimana dengan nilai-nilai dari gereja lokal kita tentang pasangan hidup, hubungan dengan lawan jenis dan kekudusan. Apakah kita menghormatinya dan rela menaatinya selama itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan ? Kadang anak muda sekarang seperti peristiwa saya dulu, menolak nilai-nilai kekeluargaan yang ada dalam gereja mereka berjemaat. Saya menulis hal tersebut bukan karena saya belum pernah “pacaran” dan tidak pernah terang-terangan menolak nilai-nilai, melainkan saya telah sadar dan bertobat karena semua itu menyakiti hati Tuhan.

I Timotius 5:1-2. Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

1 komentar: