Kamis, 28 Oktober 2010

"Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan!"

2 Tawarikh 20:12 " . . . Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

Seringkali dalam hidup kita, kita diajar dan selalu diingatkan untuk harus mandiri, tegas dan bisa mengambil keputusan sendiri. Hal ini memang melatih sikap kedewasaan kita, namun ajaran ini hanyalah separuh dari kebenaran Firman Tuhan sendiri. Oleh karena ajaran tersebut, kita menjadi orang yang egois, berjalan sendiri menurut kekuatan sendiri tanpa terbiasa melibatkan Tuhan. Yang benar adalah kita harus mengikutsertakan pimpinan dan keputusan Tuhan terlebih dahulu sebelum kita akan melangkah. Jika kita sudah melibatkan Tuhan, maka kita harus percaya, tegas dan setia melangkah di dalam keputusanNya. Keputusan yang kita ambil bukan keputusan yang tidak menyenangkan hatiNya, melainkan sesuai kehendakNya.

Selasa, 26 Oktober 2010

Mendapatkan trauma positif

Belajar untuk melibatkan Tuhan dalam langkah yang akan kita ambil berikutnya

Setelah berhasil menghancurkan kota Yerikho, kota Ai-lah yang akan menjadi target berikutnya. Yosua dan  Bangsa Israel mengutus beberapa orang untuk mempelajari dan mengintai kota Ai, dan berita yang didapatkan bahwa "Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja." - Yosua 7:3. Karena memandang remeh musuh, Yosua pun tidak meminta keputusan Tuhan, apakah ada penyertaan Tuhan atas peperangan mereka kali ini. Akhirnya hasil peperangan di luar logika, karena pihak Israel kalah telak atas musuh yang mereka pandang remeh tersebut.

Yosua 7:4-5 Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. 

Kalau kita teliti lebih lanjut, ternyata inti penyebab kekalahan terbesar bagi pihak Israel bukan karena dosa Akhan yang mencuri barang yang seharusnya dimusnahkan, tetapi karena dosa Yosua dan bangsa Israel yang tidak mengikutsertakan Tuhan dalam langkah yang akan mereka ambil berikutnya . Artikel kali ini memang masih berhubungan dengan artikel saya yang sebelumnya yang berjudul "Seberapa  penting engkau melibatkan Tuhan". Saya ditegur Tuhan habis-habisan mengenai hal tersebut, sehingga apa yang saya dapatkan, juga saya bagikan dan menjadi berkat bagi kita semua.

Senin, 18 Oktober 2010

Kau sangat kucinta

Bersyukur selalu bagi KasihMu di dlm Hidupku. Tak kan kuragu atas rencanaMu tuk masa depanku. Sbagai Bapa yang baik tak kan pernah Kau melupakanku. Sbagai Bapa yang sangat baik tak kan pernah Kau meninggalkanku.

Ku kan menari dan bersuka karnaMu O Yesusku. Dan ku kan minum airMu bagai rusa rindu selalu. Ku hidup dalamMu dan hidupMu di dalamku. O Yesusku Kau sangat kucinta.

dari Album Rayakan III- Franky Sihombing

Lagu yang kembali me-rhema hari-hari ini dalam hidupku. Mari kita senantiasa bersyukur karena kita pernah mengecap kasih dan pemeliharaanNya yang nyata dalam hidup kita. Jika hari-hari ini setiap kita menjumpai masalah yang sulit, percayalah Dia adalah Bapa kita yang tidak pernah tinggalkan dan lupakan kita. Nyatakan iman dan rasa syukur kita melalui sukacita dan rasa syukur. Saat kita datang ke hadiratNya, menjumpaiNya dan segera minum air Sungai Kehidupan itu, akan ada kehidupan yang mengalir dari hati kita, yaitu kehidupan Roh Kudus yang memampukan kita melewati rintangan demi rintangan, Roh Kudus yang terus mengerjakan mujizat sampai hari ini. Amin 

Sabtu, 16 Oktober 2010

Seberapa penting kau melibatkan Tuhan

I Samuel 2:30 Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.

Apakah Tuhan sering dilibatkan saat kita akan mengambil keputusan? Apakah Dia dilibatkan dalam penggunaan keuangan kita? Apakah Dia dilibatkan saat ada tawaran-tawaran yang menggiurkan? Apakah Dia dilibatkan dalam keseharian hidup kita, dari pagi sampai petangnya? Apakah Dia sebagai Tuhan sudah disenangkan dengan sikap kita yang menghormati keberadaanNya? Beberapa hari ini, perkataan "Seberapa penting saya melibatkan Tuhan" ini begitu kuat merhema dalam pikiran saya dan menjadi bahan perenungan/refleksi saya beberapa hari ini. Kadang Tuhan Yesus hanya dijadikan sebagai Juruselamat kita, namun tidak sebagai Tuhan dan Raja atas hidup kita.

Ada 2 hal mendasar yang saya dapatkan dalam perenungan saya tentang apakah kita sudah melibatkan Tuhan untuk berurusan dengan hidup kita :

Rabu, 13 Oktober 2010

Tiada yang lain

Sebuah lagu dari Album Kota Berkat-Harvest Praise Ministry

Mendengar lagu ini kembali dinyanyikan, sungguh mengingatkan saya akan masa-masa ketika saya menyerahkan hidup saya pertama kali kepada Ayah. Biarlah habis daging dan hati kita demi kerinduan akan hadiratNya. Mengingini Dia lebih dari segalanya, menginginkan dicintai dan dikasihi oleh Ayah.






Senin, 11 Oktober 2010

"Ayah, jadilah sahabatku!"

Bacaan bagi kaum pria, calon ayah dan seorang ayah dari anak-anaknya.

Perubahan hubungan antara anak dan ayah adalah hal yang WAJAR dan PERLU.

Tidak selamanya anak menjadi pribadi yang lemah dan membutuhkan pengawasan ketat dari sang ayah.  Ia akan bertumbuh secara fisik dan karakter menjadi seorang pribadi yang baru, yang lebih matang yang memerlukan anda sang ayah sebagai seorang sahabatnya. Semakin bertambahnya usia anak anda, maka semakin banyak masalah kehidupan yang seharusnya diperbincangkan bersama. Berbagi pengalaman, dialog, mengobrol bersama maupun mungkin perbincangan tentang rasa suka terhadap lawan jenis maupun pertanyaan seputar seks bukanlah hal tabu yang harus dihindarkan dalam percakapan antara ayah dan anak. Bersenang-senang, melakukan hal-hal positif yang dilakukan banyak pria saat bersama, misal main golf, berenang, piknik dan memancing.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Memahami ketegasan Tuhan akan dosa

Ringkasan apa yang saya sampaikan di Revival Community (Recom) Sion, 8 Oktober 2010

Selama ini kita hanya mengenal bahwa Tuhan itu baik dan sabar, namun kali ini kita akan belajar bahwa Tuhan itu juga tegas, disiplin dan tidak boleh diremehkan. Tuhan sangat tidak menyukai dosa yang sengaja dilakukan anak-anakNya bahkan para pelayan Tuhan.

I Samuel 4:1-11 menceritakan sebuah fenomena di saat sebelumnya bangsa Israel mengalami kekalahan melawan Filistin. Oleh karena itu, mereka berniat menyertakan Tabut Perjanjian di daerah peperangan supaya Tuhan datang dan memberi kemenangan buat mereka. Sudah menjadi sejarah Israel seperti zaman Musa dan Yosua, bahwa Keberadaan Tabut Perjanjian berarti Tuhan berada di tengah-tengah mereka, dan semua musuh mereka pasti akan Tuhan hancurkan. Sehingga saat Tabut Tuhan sampai ke daerah perkemahan, bangsa Israel bersorak dengan nyaring sehingga bumi bergetar. Namun di sinilah fenomena itu terjadi, bahwa sekalipun Tabut Perjanjian menyertai mereka, mereka tetap kalah bahkan korban yang jatuh lebih besar jumlahnya daripada kekalahan yang pertama. Akhirnya Tabut Tuhan dirampas oleh Filistin dan dibawa ke Asdod. Namun sekali lagi di I Samuel 5:1-12, Tuhan kembali menyatakan fenomenanya yang kedua, yaitu hancurnya kepala Dagon yang ditempatkan satu ruang dengan Tabut Tuhan, selain itu banyak orang Filistin mati dan terkena borok di Asdod. Para Filistin ketakutan dan memutuskan untuk mengembalikan ke tanah Israel, tepatnya di Bet-Semes. Muncul kembali fenomena yang ketiga ketika Tuhan membunuh beberapa orang Bet-Semes karena mereka lancang melihat ke dalam tabut Tuhan.


Sebenarnya apa yang sedang terjadi dan mengapa Tuhan sedemikian tegas menyatakan hukuman ? Apa yang sebenarnya Tuhan contohkan? Saya renungkan dan temukan ada 3 hal yang harus kita perhatikan :

Jumat, 08 Oktober 2010

Jauhi kebodohan Saul

Ada 2 hal yang harus kita pelajari dari kebodohan Raja Saul yang harus kita waspadai dan sadari. Melalui 2 hal ini, kita bisa mengevaluasi kembali diri kita apa kita sudah didapatiNya berkenan atau belum :
  • Apakah Allah berada di hati kita dan tidak hanya di mulut kita.
  • Apakah kita sudah membereskan dosa-dosa kita, dimulai dari mengakui serta bertobat di hadapanNya.
Seperti Daud, Saul adalah raja yang dipilih dan ditetapkan Tuhan. Tuhan telah memilih Saul menjadi Raja, sebelum ia dinyatakan sebagai raja melalui undian.  

Kamis, 07 Oktober 2010

Dianugrahi untuk berbuat baik

Ringkasan renungan komsel yang saya sharekan pada anak-anak SMA 6 Oktober 2010

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. 

Sebelum jatuh dalam dosa dan diusir dari taman Eden, setiap manusia ditentukan sebagai gambar dan rupa Allah dari asal mulanya. Oleh karena dosa tersebut, gambar dan rupa Allah menjadi rusak; gambar diri kita pun rusak. Namun, sejak kita menerima Yesus sebagai  Tuhan dan Juruselamat kita, lambat laun gambar diri kita pun dipulihkan terus menerus untuk semakin serupa dengan Allah  (Kolose 3:10), sehingga kita menyadari bahwa seperti sebagaimana dari mula apa yang Allah ciptakan dan lakukan baik adanya, maka kita pun dianugrahi untuk berbuat baik senantiasa.

Perbuatan baik apakah yang Tuhan maksudkan? apakah dengan membritakan Injil ke sluruh bumi, tidak berbuat dosa? ya itu semua benar, namun semuanya itu harus dimulai dulu dari hal yang paling dekat dulu dengan kita. Apakah itu?

Senin, 04 Oktober 2010

Pemulihan Pondok Daud MULAI SEKARANG !

Kisah Para Rasul 15 : 16-18 Kemudian aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan. supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula. 

Amos 9:11-12. "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," demikianlah firman TUHAN yang melakukan hal ini. 

Nostalgia Tuhan

Pernahkah anda bernostalgia dengan suatu tempat, karena tempat itu pernah begitu mempunyai makna dalam yang begitu penting dengan diri anda, mungkin tempat itu bukan tempat yang "mahal" atau "indah". Lalu anda ingin rasanya mengulangi kembali kejadian di tempat itu, atau berkunjung kembali ke tempat tersebut sekedar mengingat-ngingat keadaan sekitarnya saat itu. Tuhan pun juga bisa bernostalgia. Dia tidak menyebutkan ingin mendirikan kembali Kemah Musa atau Bait Salomo, tapi Kemah Daud atau biasa disebut Pondok Daud, Pondok Pujian. Tuhan ingin merasakan kembali makna yang begitu dalam dari tempat itu.... dan Ia memintanya sekarang dari  kita semua...

Sabtu, 02 Oktober 2010

Haruskah membaca Firman Tuhan

Hal ini sering dipertanyakan bukan hanya oleh para petobat mula-mula, namun juga oleh mereka yang sudah melayani Tuhan sekian lama. Yang mengherankan bagi saya adalah apa dasar alasan bagi orang tersebut untuk menjadi pelayan Tuhan selama itu, namun ia sendiri masih mempertanyakan dan mempergumulkan kenapa ia harus membaca Alkitab. Saya harus tegaskan bagi para pelayan Tuhan, jika jarang berdoa dan jarang membaca Firman Tuhan, (maaf kata...) itu berarti orang itu masih diragukan alasannya menjadi pelayan Tuhan, kekudusan dan kesungguhan hatinya sebagai pelayan Tuhan.

Lalu, apa jawaban sebenarnya dari pertanyaan "mengapa kita harus membaca Firman Tuhan setiap hari, bahkan juga berdoa setiap hari?"

Jumat, 01 Oktober 2010

Jangan pandang paras atau perawakannya

Bagaimana sikap benar untuk tidak menjadi kecewa atas sikap seseorang

Sederhana sekali yang ingin saya postingkan hari ini, yaitu banyak kerap kali, saya mendengarkan sharing yang serupa diceritakan oleh beberapa anak muda yang mengatakan bahwa ia cukup kaget dan kecewa dengan si A karena kelihatannya si A itu rohani banget, luar biasa pelayanannya, bahkan mengatakan seakan-akan hidupnya baik-baik dan diberkati Tuhan, namun pernah ia temukan si A adalah seorang yang munafik. si A tidak menjadi berkat di keluarganya, ia kedapatan melakukan dosa besar yang ditutup-tutupi, selain itu kelakuan dan perkataannya kasar di keluarganya.

Saya kira semua dari kita pasti pernah mengalami apa yang namanya kekecewaan atas sikap orang yang tidak sesuai dengan anggapan kita sebelumnya. Nabi Samuel pun pernah mengalami kesalahan menilai seseorang dan itu bukan satu kali, tapi dua kali.