Minggu, 27 Maret 2011

Anda membutuhkan hikmat Tuhan !

Dari pengajaran yang saya sharekan di pemuridan komsel- tgl 26 maret 2011

Sadar atau tidak sadar setiap kesukaran, kemunduran dan kegagalan yang kita alami dalam hidup ini, salah satunya adalah karena kita menolak untuk mendengarkan hikmat ilahi dan membiarkan keinginan daging mengambil alih Setiap orang yang hidup hanya dengan melakukan apa yang dirasa benar akan mengalami banyak kesukaran dalam hidupnya. Apa yang dirasa benar biasanya berasal dari keinginan daging, keinginan emosi kita, yaitu apa yang kita rasakan, pikirkan dan apa yang kita inginkan.

Amsal 8:1-5 Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri, di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring: "Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku. Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu.

Pertama kali Hikmat memanggil para pria karena para pria identik dengan kepemimpinan, nabi, imam dan raja. Para pria harus hidup dalam hikmat Tuhan untuk memimpin, bertekun dan menang dalam segala aspek kehidupannya, termasuk mengalahkan raksasa-raksasa penghalangnya. Dan yang kedua, Hikmat memanggil semua manusia, entah tua muda, wanita dan pria, anak dan orang tua, semuanya memerlukan hikmatNya tanpa kecuali. Dalam setiap langkah, kita harus dianugerahi hikmat. Firman Tuhan berkata: siapa mendapatkan hikmat, mendapatkan hidup dan Tuhan berkenan pada orang tersebut (Amsal 8:35). Yang ketiga dan keempat, Hikmat memanggil orang yang tidak berpengetahuan, tidak berpengalaman dan bahkan orang yang tidak cepat tanggap, karena orang yang tiada berhikmat akan merugikan dirinya dan bisa berujung maut. Sadarilah bahwa Tuhan ingin menerobos pola pikir kita dan memberikan pengetahuan yang benar agar kita hidup dalam damai sejahtra ilahi.

Permulaan Hikmat ialah perolehlah hikmat . . . ( Amsal 4:7a). Ketika kita menyadari tentang perlunya hikmat Tuhan lalu mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita agar kita beroleh hikmat; itulah hikmat sesungguhnya yang Tuhan berikan. Sama seperti ketika kita menyadari bahwa kita perlu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kesadaran seperti itulah yang sebenarnya saat di mana Roh Kudus bekerja dan kita telah beroleh kasih dan anugrah.

... dan dengan segala yang kauperoleh, perolehlah pengertian ( Amsal 4:7b). Walaupun kita sudah memperoleh hikmat, kehendak dan janji Tuhan, kita perlu belajar dalam ketepatan waktu yang sesuai dengan masa Tuhan bekerja. Belajar mengerti dan memahami, belajar sabar, belajar bertekun sampai benar-benar Tuhan membukakan pintu buat kita, sampai benar-benar kita masuk dalam kehendak Tuhan yang sempurna. Sungguh baik jika kita mencapai dalam tahap kehendak Tuhan yang baik dan berkenan, mungkin dalam mendoakan pekerjaan, pasangan, maupun keluarga; Namun jangan berhenti sampai di sana saja, kita harus masuk dalam ketepatan kehendak Tuhan yang sempurna.

Kapan kita memerlukan hikmat : (Amsal 8:2-3)

1. Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan.

 Orang yang sedang berada di posisi puncak dalam perjalanan kehidupan mereka, seperti seorang pemimpin dari sebuah usaha/ perusahaan, kepala keluarga, gembala rohani, maupun kakak pembina, adalah mereka yang rawan jatuh dalam kesombongan dan tidak cepat tanggap akan kebutuhan mereka yang dipimpinnya. Kadang ditemukan para pemimpin dan gembala belum sungguh-sungguh mau dilepaskan dari ikatan dosa mereka dan menyenangi dosa tersebut. Jika saat ini, kita adalah seorang "leader" dari sesuatu, ingatlah untuk selalu membereskan dosa dan kebiasaan buruk kita, berusahalah dengan kekuatan dan anugrah Tuhan untuk menang dari kebodohan-kebodohan hawa nafsu kita, karena mereka yang di atas begitu mudah disorot oleh orang-orang yang dipimpinnya.. yang pertama kali diserang iblis... dan bisa saja yang paling mudah dijatuhkan pertama kali oleh iblis. Jika karakter roh dan jiwa kita belum benar-benar kuat, hendaklah minta hikmat Tuhan dan belajar menang di area kelemahan kita.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. - Yakobus 1: 5

2. Di persimpangan jalan-jalan.

Amsal 8:33-34 Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya. Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.

Sadar atau tidak, kecenderungan kita adalah tidak sabar menunggu. Jika kita tidak menunda-menunda, kita tergoda untuk ingin cepat-cepat menyelesaikan suatu perkara. Dalam pengambilan keputusan, kadang kita tidak melibatkan Tuhan dan mengambil keputusan menurut apa yang kita rasa enak didengar, benar dan sesuai keinginan kita. Masih ingatkah kita tentang nabi-nabi palsu yang dipenuhi roh tipu daya, roh dusta untuk mengatakan hal-hal yang enak didengar raja Ahab( 2 Taw 18). Bersyukur, besannya yaitu raja Yosafat adalah orang yang takut akan Tuhan dan peka akan ketidakberesan perkataan para nabi itu serta berkata "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi Tuhan ..?" Kalau kita tergesa-tergesa, kita tidak bisa membedakan yang manakah kehendak Tuhan yang benar dengan manipulasi iblis yang akan mencelakakan kita.

Berhentilah sejenak dalam persimpangan/ pertikungan jalan-jalan. Kadang saya perlu mengistirahatkan kerja otak saya sebentar dengan perenungan Firman Tuhan. Saya perlu mengambil nafas beberapa kali dan sejenak mengubah fokus pikiran saya kepada kehendak Tuhan. Kalau kita tidak jeli dan peka, kadang keputusan yang kita buat berdasarkan apa yang kita rasa dan pikirkan saja. Dalam keadaan yang tegang, sibuk dan penuh dengan orang, saya perlu menyendiri dan meminta pertolongan dan kekuatan Tuhan agar saya jeli dan luput dari jerat-jerat iblis yang sewaktu-waktu hendak mencelakakan dan menulahi saya.

3. Di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk.

Setiap kali kita hendak memasuki dimensi yang baru dan asing dalam kehidupan kita, kita perlu berhenti melangkah sejenak dan mengambil sikap doa. Bagi mahasiswa/i yang lulus kuliah, hendak mencari pekerjaan atau melanjutkan studinya; hal itulah adalah dimensi yang baru dan asing baginya. Bagi mereka yang ingin berkeluarga dan berpasangan; pernikahan adalah dimensi yang sama sekali asing bagi mereka para lajang. Serta banyak contoh lainnya di mana sebelum kita melangkahkan kaki kita masuk dalam suatu wilayah yang baru, kita perlu minta pertolongan, hikmat dan kehendak Tuhan untuk senantiasa menyertai kita.

Bahayanya, kadang begitu banyak buah dari perbuatan kita yang tidak berhikmat bisa melukai diri kita, rekan, orang yang kita pimpin bahkan tidak dapat lenyap meskipun kita sudah meninggal. Masih ingatkah kita akan cerita Abraham yang memperistri Hagar dan Ketura? Hasil dari perbuatan Abraham melahirkan bangsa-bangsa yang malah menyengsarakan keturunan generasinya sendiri.

Dari mana hikmat itu diberikan kepada kita? bisa melalui impresi yang kuat dalam hidup kita, perenungan Firman Tuhan yang memerdekakan kita, maupun bisa juga dari nasihat-nasihat para senior/ pemimpin/ kakak/ gembala/ rekan rohani kita. Namun inti dari semua itu, adalah rasa hormat untuk melibatkan Tuhan Penguasa hidup kita serta kapasitas pengetahuan iman kita bahwa Tuhan memberikan damai sejahtra pada kita untuk melangkah ke depan; dan bukan semata-mata karena apa yang kita pikir enak dan menguntungkan kita.

Amsal 9: 10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

Apakah kita sudah berhenti sejenak sekarang? Jangan terburu-buru. Pelankan langkah kita sebentar dan ambillah sikap doa. Hormati dan libatkan Tuhan sebagai penguasa hidup kita. Tidak selalu, keinginanNya bertentangan dengan keinginan kita. Sebenarnya KeinginanNya telah dinyatakan jauh-jauh mengendap dalam hidup kita, sehingga hanya perlu disempurnakan kembali. Amin .

1 komentar:

  1. terima kasih, artikel yang sangat menguatkan saya. saat ini saya sedang berada di persimpangan jalan. saya sangat bingung harus memilih apa. hingga kini saya belajar bersabar kan penantian waktunya Tuhan, saya yakin waktunya tepat dan baik bagi saya. Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus