Kamis, 17 Maret 2011

Sebelum Tuhan menepati JanjiNya dan melimpahkan warisan rohani

Ulangan 31:21 "...Sebab Aku tahu niat yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka."

Ayat sebelumnya menjelaskan " Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan . . . mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk, tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain dan beribadah kepadanya. Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan diingkari mereka. "( Ulangan 31:20)

Sebelum Tuhan membawa kita masuk ke tempat yang lebih lagi, ke tanah yang diwariskan kepada kita, ada hal yang harus kita bereskan terlebih dahulu di hadapan Tuhan. Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa "Sebab Aku tahu jalan pikiran mereka, Aku tahu tujuan dan hasrat mereka yang begitu kuat..."Ada suatu kecenderungan pola pikir yang salah yang masih melekat dalam jiwa kita, sehingga walaupun Tuhan setia menepati JanjiNya untuk membawa kita masuk ke tempat yang lebih tinggi dalam kemuliaan dan berkatNya, dikatakan bahwa kita bisa berpaling dariNya dan menyembah "allah" yang lain. Sebelum menerima warisan rohani yang dijanjikan Tuhan atas gereja-Nya di Indonesia, saya harus beres dari kecenderungan hati dan pikiran saya yang jahat. Saya merenungkan dalam dua hari ini dan ada beberapa hal yang salah yang saya temukan dalam diri saya, yang bisa membuat saya menajiskan dan menolak ikatan perjanjian yang ilahi :

1. Saya pasti bersukacita kalau . . .
Saya sadar bahwa saya sedang diuji tentang poin ini dan saya masih salah meresponi yang benar. Memang dari tanggal 1 bulan ini, jujur saya memang lagi tertekan dengan beberapa keadaan yang tidak bisa saya ceritakan di sini. Hal itu membuat saya kembali menjadi orang yang pendiam dan pemurung di masa lalu. Kadang emosi mudah meletup-letup dan sensitif dengan gambar diri saya. Saya begitu mudah terintimidasi dengan perkataan dan raut muka orang lain. Hal ini memang berbahaya, karena iblis telah menipu daya sampai ke dalam jiwa saya. Sebelumnya tanggal 4 dan 5 ( yang sebenarnya saya enggan untuk ikut), saya benar-benar mengalami penjumpaan pribadi dengan Tuhan dalam sebuah fellowship gereja kami. Bersama saudara-saudari seiman yang lain, kami mengalami lawatan kasih dan kemuliaan Tuhan. Saat itu tidak ada hal lain yang saya pikirkan, selain bersukacita, mengagumi dan menyembah Dia saja. Namun, sepulang dari sana, perasaan tertekan itu kembali muncul sampai beberapa hari ini. Saya tidak bisa bersukacita.

I Tes 5:16-18. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu!

Hikmat Allah tersebut mengatakan bahwa ketika menjelang kedatangan Tuhan, kita harus berjaga-jaga dan bersukacita senantiasa, tetap berdoa dan mengucapkan syukur dalam segala hal. Karena hal itu yang dikehendaki Bapa bagi saya dan anda di dalam Kristus Yesus. Buat saya, tidak ada alasan buat saya untuk gembira dan bersukacita saat ini di dalam dunia. Namun, Firman Allah tidak mengatakan "bersukacitalah kalau.." tapi mengatakan "bersukacitalah senantiasa". Saya jadi sadar dan mengerti bahwa tidak ada alasan khusus untuk bersukacita selain karena citra diri kita sebagai anak Allah untuk tetap bersukacita, berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal. "Tetap bersukacita walaupun....!", saya harus belajar lebih lagi tentang hal ini. Kadang jiwa kita terpancing mengikuti keadaan sekeliling dan permasalahan yang kita hadapi, sehingga tidak lagi berfokus pada Tuhan.

Mazmur 42: 6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Mazmur 31:25 Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

2. Saya merasa dicintai/ diterima kalau . . .
Ya ini berhubungan dengan gambar diri yang belum dipulihkan. Walaupun bagi kita yang sudah dipulihkan, bukan berarti kita tidak akan pernah terluka kembali.  Tidak dipungkiri, kehidupan di dunia yang keras, menekan dan tidak pandang bulu, sering membuat kita terluka dan merasa dibandingkan/ disendirikan tanpa disengaja. Menerima perlakuan-perlakuan yang kita rasakan tidak adil dan tidak layak untuk kita dapatkan, hal itulah yang membuat jiwa kita terluka kembali. Namun, Tuhan ingin kita mengasihi dan mengampuni orang lain. Tidak mudah, namun harus kita lakukan jika kita ingin beroleh kasih dan pengampunan dari Bapa. Tidak mau mengampuni orang lain adalah dosa yang mendatangkan maut, karena Tuhan tidak mau mengampuni dan menghapus dosa seseorang yang tidak mau mengampuni orang lain. Dulu saya terluka dengan gambar diri saya, saya benci diri saya, saya benci akan panggilan saya yang saya anggap selalu susahkan jiwa saya. Imbasnya, saya juga membenci dan iri dengan orang lain yang saya rasa lebih baik daripada saya. Intimidasi yang dulu sudah saya bereskan, beberapa hari ini kembali lagi. Saya merasa tidak ada yang spesial dari diri saya.  Saya kembali merasa jadi orang terasing dan aneh di tengah kerumunan orang banyak.

Roma  8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Bapa tidak membiarkan ada roh ketakutan menguasai hidup kita, malah Ia memberikan kepada kita roh yang membangkitkan yaitu membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban- II Tim 1: 7.
Ketakutan untuk tidak diterima dan tidak dicintai itu sangat meresahkan saya hari-hari ini. Oleh karena itu saya begitu sensitif dengan apa kata orang dan raut muka wajah seseorang atas diri saya. Saya sedang belajar kembali untuk hal ini.

3. Aku merasa hebat karena. . .
. . . Menjadi populer di tengah-tengah teman yang lain, digandrungi oleh banyak orang. Itu hal yang saya irikan dari orang lain yang lebih supel, ramah dan energik daripada saya. Kadang saya merasa kegiatan yang mereka lakukan lebih "enjoy" dan menarik daripada saya yang hanya berjam-jam duduk memusingkan diri di depan komputer serta mengajar. Sampai-sampai raut muka wajah saya diliputi dengan ketegangan dan pikiran-pikiran yang melelahkan. Kadang karena terlalu ruwetnya permasalahan komputer yang harus saya tangani membuat saya lupa untuk tersenyum/ ramah dan menjadi orang yang "cool and no expression man". Gelar yang menyedihkan saya itu memang sudah saya dapatkan sejak dari SMA, ketika saya menetapkan diri untuk fokus sungguh-sungguh belajar dan tidak berkelakuan aneh-aneh. Membandingkan diri dengan teman saya yang lebih rupawan,  energik dan lebih pintar, membuat saya tertekan dan emosional. Perasaan yang sudah lama itu muncul kembali dalam bulan ini.

I Petrus 5:6-8 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Hal-hal sperti ini yang menganggu pandangan Tuhan atas saya dan mungkin atas anda juga. Tuhan tahu niat kecenderungan hati kita ini, sehingga lebih baik bagi Tuhan untuk membongkar hal seperti itu sekarang.
Apabila segala hal ini berlaku atas kita, yakni berkat dan kutuk [permasalahan] yang telah Kuperhadapkan kepada kita, dan kita menjadi sadar dalam hati kita... dan kita berbalik kepada Tuhan [mengarahkan fokus hidup kita kembali padaNya].. maka Tuhan akan memulihkan... membawa kita masuk ke negeri [berkat dan janji yang sudah diwariskan kepada kita].. dan Tuhan akan menyunat hati kita . . . [menyempurnakan pertobatan kita].. Ulangan 30: 1-10. Amin. Mari kita tanggalkan segala beban dan dosa yang sungguh merintangi kita, termasuk dosa ketidakpercayaan.. dan berlari pada panggilan surgawi sambil mata memandang Tuhan Yesus. Saya sedang belajar dan berharap Tuhan juga mengajarkan dan memampukan jiwa saya dan anda semua. Amin !

0 comments:

Posting Komentar