Sabtu, 30 April 2011

Tiga Zona ujian untuk tetap hidup dalam panggilan

Ketika saya bertobat, menerima dan mengalami Yesus sebagai Tuhan, Raja, Penguasa hidup dan Juruselamat saya sekitar tahun 1997-1998, tak lama kemudian saya menemukan gairah yang begitu besar, cinta mula-mula untuk menemukan apa yang Tuhan mau dari saya, yaitu panggilan hidup yang lebih mulia dari apapun. Yeah.. saya akhirnya menemukan, walaupun terus terang apa yang saya dapatkan sperti potongan puzzle demi puzzle dalam setiap perjalanan hidup saya sampai sekarang, namun lama kelamaan potongan demi potongan yang dikumpulkan tersebut membentuk "gambar panggilan hidup" yang jauh lebih jelas dibandingkan ketika saya mendengarkan suara panggilan Tuhan untuk yang pertama kalinya saat masih SMA. Hal yang luar biasanya, iblis tidak pernah tinggal diam. Baginya, hal itu merupakan suatu ancaman awal ketika ada anak Tuhan yang memutuskan untuk mengikut Tuhan dan mau hidup dalam panggilanNya.

Ada 3 zona ujian hidup yang akan selalu kita alami dan yang saya pelajari, iblis akan berusaha membuat kita terjatuh dan mundur dari panggilan ilahi :

Kamis, 28 April 2011

Apakah Petrus tidak bisa berenang?

Apakah pekerjaan Simon Petrus? Dia adalah seorang nelayan dan itu bukan pekerjaan barunya. Bagi seorang nelayan, berenang adalah keharusan. Angin ribut dan ombak ganas di tengah laut, bukanlah suatu hal yang jarang ia dapatkan saat ia bekerja. Namun kenapa ia seakan-akan tidak bisa berenang ?

"Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam . . ." Matius 14: 30

Firman Tuhan mencatat bahwa sebelum mulai tenggelam, Petrus mengalami perasaan ketakutan karena angin. Sebenarnya, angin kencang bukan hal yang baru ia rasakan. Saudara, ketakutan/ kekuatiran atau macam perasaan yang berasal dari roh ketidakpercayaan/ bimbang membuat kita seakan-akan kehilangan potensi ilahi dari hidup kita. Potensi ilahi yang telah Tuhan taruh dalam hidup kita menjadi ciut. Kita yang seharusnya bisa menaklukkan badai kehidupan dengan otoritasNya, malah menjadi ciut tidak berdaya, karena kita membiarkan roh ketakutan begitu lama menghampiri kita. Ketakutan dan kekuatiran membuat kita tidak bisa berpikir dengan tenang dan tidak akan menghasilkan apa-apa, selain kehilangan damai sejahtra.

Rabu, 27 April 2011

Empat musuh dalam panggilan

..dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya. Efesus 1:17-19

1. Character

Ada orang-orang yang tersinggung jika disinggung masalah panggilannya. Mereka merasa bahwa apa yang sedang mereka jalani itu benar dan mereka tidak dapat menerima koreksi dari Tuhan sekalipun. Musuh dalam panggilan yang pertama adalah KARAKTER. Ada orang yang karakternya diubah secara ajaib karena perjumpaannya dengan Kristus, tetapi ada juga yang karakternya berubah karena tujuan tertentu, misalnya : “ saya harus berubah karakternya, karena sebentar lagi saya berkhotbah”, “ah, saya harus berubah karena sekarang saya pendeta” atau mereka akan berubah karena sudah memiliki pacar, atau sudah berkeluarga dan lain sebagainya.

Senjata : Humble. Untuk mengalahkan musuh pertama ini, kita harus memiliki kerendahan hati sebagai hamba, untuk ditegur, dikoreksi, diperbaiki dan dibentuk oleh Tuhan. Jangan seperti bangsa Israel yang tegar tengkuk, hingga Tuhan membutuhkan waktu 40 tahun untuk membuat mereka dapat mengenal Tuhan YHWH.

Jangan ditundukkan oleh cinta eros

Pada suatu kali, ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu menghampiri dia.-Hakim 16:1

Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya Delila.Hakim 16: 4

Cinta eros merupakan hasrat lawan jenis kepada pasangannya yang biasa berujung ke arah daya tarik fisik, pemuasan emosional dan seksual. Simson adalah salah seorang pahlawan yang dipakai Allah untuk membela dan memberikan keadilan buat perbudakan bangsanya dari bangsa Filistin. Dia juga seorang nazir Allah yang dipilih sebelum dari kandungan. Namun seperti Esau, Simson meremehkan urapan dan otoritas kuasa ilahi. Simson seorang yang penuh dengan kuasa supranatural dan ditakuti oleh musuh-musuhnya, namun hidupnya belum mengalahkan area-area dosa dan kelemahannya. Seperti Simson, kita adalah pahlawan Tuhan yang dipanggil dan dipakai Tuhan. Kita diberikan urapan dan kuasa ilahi atas musuh-musuh kita, namun kita bisa berulang kali jatuh pada area dosa dan kelemahan yang sama.  Apa area dosa dan kelemahan yang belum kita taklukkan?

Kali ini saya hanya membahas tentang area kejatuhan manusia yang sering terjadi pada anak-anak muda yaitu nyala api cinta eros. Ada 3 hal yang harus kita ketahui dari kisah kejatuhan Simson tersebut.

Rabu, 20 April 2011

Ketika seorang anak bersama dengan Bapa

Setiap anak laki dan perempuan perlu mendengar suara Bapa, sebab suara Bapa mengatakan kasih, peneguhan, kemesraan, restu, motivasi, koreksi, keberhasilan, izin untuk berhasil, berkat, identitas, keberanian dan rasa aman.

Seorang anak memperoleh jati dirinya melalui ayahnya. Pertanyaan 'Siapa saya?' terjawab di hati seorang anak melalui interaksi dengan ayahnya. Dikatakan bahwa 85% dari apa yang dipikirkan manusia tentang dirinya datang dari seorang ayah kandungnya.

Seorang ayah memberikan motivasi yang dibutuhkan seorang anak, dan memberi disiplin yang membuat seorang anak mampu mengatasi kurangnya motivasi. Ketika bapa rohani saya memberi motivasi dan wejangan buat saya, saya terus mengingatnya sampai sekarang.

Ayahlah yang memberi anak laki-laki dan anak perempuannya suatu 'izin untuk berhasil'. Izin ini terekam di alam bawah sadar seorang anak melalui apa yang dikatakan ayahnya, dan melalui sikap ayahnya kepadanya. Sebagian orang menghadapi kehidupan dengan percaya sendiri dan sebagian dengan susah payah. Ayahlah yang memiliki kuasa untuk berbicara dan melepaskan ke dalam diri seorang anak, perasaan diterima di alam bawah sadarnya, yang mengatakan kepadanya bahwa ia mendapat izin untuk berhasil dalam hidup ini.

Kasih dan dorongan seorang ayah adalah hal terpenting dalam kehidupan anak-anaknya. Dari seorang ayah muncul perasaan diterima dan diteguhkan yang begitu penting bagi kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan, kekuatan dan tujuan. Kasih dan penguatan yang meneguhkan dan menerima berbicara dalam setiap bagian dari kehidupan seorang anak. Jadi identitas, motivasi dan izin untuk berhasil yang dimiliki seorang anak, juga rasa amannya, semua diperkuat dengan sebuah restu. Bahkan di gereja, 80% urusan penggembalaan dilakukan dalam bentuk dorongan.

Jumat, 08 April 2011

Melewati sungai Kerit dan kota Sarfat dengan keheningan

Di dalam keheningan dan kesendirian, ia diuji untuk tetap hidup setia dan benar di hadapanNya. Sebelum Tuhan memakainya sebagai tokoh utama dan penting di gunung Karmel ( I Raja 18:20-46), ia harus terlebih dahulu menaati perintah Tuhan yaitu hanya untuk bersembunyi.  

Tuhan tidak pernah memakai seseorang dengan tiba-tiba, tanpa terlebih dahulu mempersiapkannya. Tuhan harus mempersiapkannya sampai tingkatan matang, sampai rohnya sesuai dengan ukuran jubah urapannya. Dialah yang bernama Elia, seorang nabi yang dipersiapkan sebelum ia tampil dengan gagah di gunung Karmel.

Senin, 04 April 2011

Sometimes we felt God's playing a joke on us

Tuhan ingin agar kita mengejar DIA, namun memang DIA susah ditangkap.. sampai suatu ketika... DIAlah yang mengejar dan menangkap kita. Good pic ^^.

Jadilah anak yang mengagumi Bapanya

Salah satu ciri seorang anak adalah berusaha meniru orang tuanya. Biasanya anak perempuan mencoba meniru ibunya dan ia pertama kali banyak belajar tentang sikap seorang lawan jenis melalui ayahnya dan bagaimana ayah tersebut memperlakukan istrinya. Demikian juga sebaliknya bagi anak laki-laki. Dari sejak kecil, saya memiliki kedekatan dengan ayah saya; walaupun sebagai anaknya, saya juga nakal. Setiap kali ayah saya berkhotbah di depan mimbar, saya sering membuat keramaian, mengelilingi ruang ibadah, berlari ke sana kemari; Namun hal itu tidak mengurangi cinta ayah kepada saya. Terkadang ibu saya membuatkan baju jas dan mengenakannya kepada saya ketika ayah mengenakan jasnya dan hendak berkhotbah. Tidak ada hal lain yang lebih berkualitas daripada saat saya berjalan bergandengan tangan dengan ayah saya. Kedekatan itu membuat saya ingin meniru dirinya dan mencari-cari sosok seorang ayah dari dirinya.

Ketika ayah saya meninggal, saya kehilangan sosok seorang pria yang menjadi gambar diri saya, terlebih saya mengalami kebingungan dan merasa menjadi anak yang berbeda dari anak-anak seusia saya. Sepuluh tahun lebih saya mencari figur seorang ayah melalui orang-orang lain, salah satunya melalui para pemimpin dan kakak rohani saya; namun saya malah memasang tolak ukur idealis seorang ayah, sehingga membuat saya kecewa dan terluka dengan para pemimpin karena tidak sesuai dengan tolak ukur keinginan saya. Perjalanan pencarian itu yang menyusahkan hati dan menguras air mata, akhirnya membawa saya bertemu dengan pribadi Bapa dan menerimaNya sebagai Bapa dalam hidup saya. Mengenal Allah Bapa buat saya adalah hal tidak mudah, karena KehadiranNya tidak bisa dilihat secara fisik. Namun saya bersyukur beberapa kali, Ia menyatakan diriNya melalui mimpi, impresi dan beberapa hal supranatural yang tidak bisa saya sebutkan di sini. Itulah Bapa, sampai sedetilnya Ia ingin menyatakan diriNya dan kasihNya kepada kita yang mau mengenalNya, yang mau memburuNya. Saya ingat sepuluh tahun yang lalu, saya pernah berdoa, "Bapa, siapakah Engkau? Aku ingin mengenalMu, kenalkanlah diriMu, ya Bapa!". Perkataan itu ditangkap oleh Bapa.. dan Ia menangkap saya sampai hari ini. Apakah anda mengerti maksud cerita saya. Bapa menunjukkan diriNya, kepada mereka yang mau mencariNya dengan sungguh-sungguh dari hati terdalam.

Hubungan Bapa dan anak rohani

Bapa rohani :
  1. Seseorang yang menanamkan nilai-nilai Kerajaan Sorga dalam diri anak-anaknya.
  2. Seseorang yang memiliki otoritas untuk membentuk ulang hidup anak-anaknya.
  3. Seseorang yang mengkondisikan dan menghadirkan terobosan serta perubahan posisi rohani bagi anak-anaknya.
  4. Seseorang yang menyediakan warisan rohani bagi anak-anaknya.
  5. Seseorang yang menetapkan atau menunjukkan destiny bagi anak-anaknya. 
  6. Merupakan sumber anugerah dalam hidup anak rohani

Bagaimana anak rohani meresponi bapa rohaninya ?

Jumat, 01 April 2011

Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih

Setiap kita dilahirkan di dunia bukanlah suatu kebetulan, smua ada dalam rencanaNya dan kita dipanggil untuk menggenapi rencanaNya termasuk panggilan hidup kita. Namun, satu rencana terbesar dan paling mendasar dalam hidup kita yang harus pertama kali Tuhan panggil dan kerjakan... yaitu memanggil kita karena Dia mau berurusan dengan hati kita.  

Mau menjadi kuda liarkah kita, atau menjadi kuda yang dilatih dan dinaiki oleh Raja kita? Untuk menjadi kuda Raja, kita harus siap dikekang dan diarahkan oleh Raja kita, kita harus mau rela menanggung bobot "Kabod" sang Raja kita. Jika seekor kuda itu tetap tidak mau dilatih (bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan), maka ia slamanya adalah kuda liar dan tidak terpilih menjadi salah satu kuda terbaik kerajaan.

Saya sering mengamati bagaimana penjual martabak membuat martabak. Adonan seukuran bola pimpong telah dipersiapkan untuk menjadi kulit martabak. Bayangkan bagaimana jika adonan itu telah menjadi beku es, maka penjual tidak dapat begitu mudah membuat kulit martabak. Adonan itu harus rela ditekan-tekan, diolesi dengan minyak, dilempar-lempar untuk supaya menjadi sebuah kulit martabak. Apakah hati kita yang adalah adonan bagi pekerjaan Tuhan, telah menjadi sebongkah es yang kaku? sehingga kita telah "beku" untuk hati Tuhan dan keadaan sekeliling kita? Hal seperti itu membuat kita tidak terpilih menjadi bagian dari rencanaNya di akhir zaman.

Dengan maksud yang sama, namun berbeda dengan ilustrasi di atas, sebenarnya saya ingin membagikan tentang proses pembuatan bejana yang diawali dari sebuah tanah liat. "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." - Yesaya 64:8. Kita ini tanah liat,berasal dari tanah liat, namun jika diperjelas oleh Amsal 4: 23 bahwa hati adalah sumber memancarnya kehidupan kita, maka dapat dikatakan bahwa hati kita inilah tanah liat yang ingin Tuhan kerjakan. Tuhan memanggil kita hari-hari ini untuk mau dibentuk menjadi bejana, namun dalam prosesnya, sedikit dari kita yang tetap bertahan sampai menjadi bejana pilihanNya.