Jumat, 13 September 2013

Karakter parasit menyerang di dalam rumah Tuhan

Dalam suratnya ayat 1 sampai 25, Yudas menasihatkan setiap kita yang hidup di akhir zaman ini, bahwa ada di antara kita yang hidup dalam kefasikan, menyalahgunakan kasih karunia Allah demi kepuasan hawa nafsu dan kepentingan diri mereka. Ada dari kita yang hidup seperti di zaman Sodom Gomora, melakukan dosa percabulan, mengejar kepuasan untuk dicintai, mendapatkan perhatian kasih sayang yang salah dan demi kepuasan hawa nafsu yang tidak wajar seperti cinta sesama jenis(homo/lesbi) (ayat 7). Ada juga yang seperti di zaman Henokh, ketika kejatuhan para malaikat yang kawin dengan perempuan manusia, mengajarkan hal-hal yang dilarang Tuhan, melakukan kekejian di mata Tuhan yang fatal dan melahirkan para raksasa yang memakan manusia (ayat 6). Namun kali ini, saya memfokuskan pada 3 karakter roh parasit di akhir zaman yang mungkin tidak kita sadari melekat di diri kita anak-anak Tuhan, memecah belah dan merapuhkan pondasi dan bangunan yang benar.

Yudas 11 "Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah"

Karakter KAIN
Kejadian 4.:3-5
"Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;  Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram."

Diceritakan Kain menjadi sangat panas hati, karena Tuhan tidak mengindahkan apa yang telah dia persembahkan. Sebenarnya tidak menjadi perkara fatal, apakah Tuhan mengindahkan atau tidak, karna Kain bisa belajar dari adiknya mengapa Tuhan bisa mengindahkan persembahan adiknya. Itu yang namanya proses direndahkan oleh Tuhan supaya mau belajar. Namun tidak demikian dengan respon hati Kain seketika itu.

Karakter Kain adalah tipe orang yang sukar dikoreksi, sukar merendahkan hatinya/ berbesar hati untuk mengakui dan berubah. Dia tidak  mau belajar dari orang lain sekalipun itu harus adiknya sendiri/ yang tidak layak menjadi rivalnya. Karakter orang yang merasa dirinya layak diperhitungkan seperti ini,  akan membuat dirinya sedih, kecewa, marah dan akhirnya iri merasa tersaingi pada prestasi orang lain. Ketika dirinya dinilai orang lain buruk, dia bisa begitu galau muram larut dalam kepahitan,atau bahkan bisa marah dan benci stengah hidup kepada orang yang menilainya. Ketika Tuhan menegur dan bertanya di mana Habel, Kain bersifat defense dengan jawaban "nyengak"/nada meninggi yang membuat orang shok dengan nadanya.

Ciri:
  • pakai topeng. Ke mana-mana, dia akan memakai topeng untuk menutupi kebusukan, kebencian dan kemarahan hatinya, supaya orang lain tidak bisa menyentuh area sensitifnya itu.
  • tiba-tiba bersifat defense "aku tidak seperti itu"/ menjawab "nyengak" atau berespon marah ketika ditegur, diarahkan orang lain(misal gembala, pembimbing, atau sahabat rohani) maupun ketika mendapat teguran Firman Tuhan.
I Yoh 3:12 "bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar."

Apa yang berbau busuk tidak bisa disimpan atau disembunyikan terlalu lama. Serapi apapun, kebusukan hati yang berbau itu akan terus menyebar dan menyengat dan pasti tampak dari buah perbuatan dan perkataan. Jalan Kain penuh dengan pelarian dan pengembaraan di bumi di dalam kutukan.  Tanah yang ia usahakan tidak sepenuhnya memberikan hasil. Orang yang belum beres dari kebusukan hatinya yang jahat akan hidup dalam kutuk perjalanan Kain.


SOLUSI: bertobat, berjaga-jaga dan mau rendah hati ketika ditegur atau diarahkan atas hal-hal dalam diri kita yang tidak benar. Walaupun bisa saja penilaian orang lain salah, tapi menerima dengan lapang dada dan kerendahan hati itu yang benar, kita pun bisa belajar dari dapur "keberhasilan" orang tersebut. Belajar respon menjawab dengan nada yang santai dan tidak tegang. Percayalah bahwa orang benar yang menilai tidak bermaksud menyerang dan menjatuhkan kita; namun ingin supaya kita lebih baik lagi.

Kesesatan bileam.

Bil 22:8-20
Lalu berfirmanlah Allah kepada Bileam: "Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati." Bangunlah Bileam pada waktu pagi, lalu berkata kepada pemuka-pemuka Balak: "Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak mengizinkan aku pergi bersama-sama dengan kamu." ...Tetapi Bileam menjawab kepada pegawai-pegawai Balak: "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku. Oleh sebab itu, baiklah kamu pun tinggal di sini pada malam ini, supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN kepadaku." 

Jika kita membaca beberapa ayat tersebut, kita dapat melihat keanehan dari jawaban Beliam. Jelas-jelas Tuhan melarang orang-orang Moab datang lagi ke rumahnya, namun kunjungan orang-orang Moab yang kedua dengan membawa pemuka-pemuka yang lebih terhormat serta hadiah yang lebih banyak, Bileam berusaha bertanya pada Tuhan sekali lagi. Bileam berusaha mengompromikan hukum Tuhan. Seharusnya jika orang Moab datang lagi yang kedua, seharusnya Bileam usir mreka dengan tegas dan tidak menjadikan mereka tamu menginap.

Karakter Bileam bertipe orang yang mau lakukan apa saja demi dapat sebuah upah, kehormatan atau demi mencapai kemauannya; sekalipun dia harus mengompromikan Firman Tuhan juga.

Hati-hati dengan anak-anak muda yang sering menjadi target incaran kepuasan para homo dan lesbian akhir-akhir ini. Dengan iming-iming dapat uang jajan, atau demi mendapat perhatian sayang (yang salah) yang tidak mreka dapatkan dari kluarganya. Jangan heran jika anak-anak muda itu juga anak-anak Tuhan yang masih belum berakar kuat dalam Tuhan. Anak-anak Tuhan yang rapuh lebih mudah mengompromikan Firman Tuhan bahkan sekalipun mereka harus menjual diri mereka, iman mereka, demi uang, cinta, kebanggan atau perhatian yang tidak benar.

II Pet 2:15-16 Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.

Ciri:
  • memperhitungkan untung ruginya dalam pelayanan dan ibadah minggu. Merasa ibadah itu tidak penting. Melayani dan beribadah dengan motivasi salah, misal ingin pendekatan dengan cewek/ cowok yang ditaksir, maka ikut satu pelayanan dengan dia.
  • Hidupnya didominasi pada suasana hati, keadaan atau suasana yang dialami saat itu, dan bukan pada iman dan kesetiaan mengikutNya. Contoh: malas ke gereja ketika merasa Tuhan tidak menjawab doanya, atau ketika keluarganya tertimpa masalah.
  • cenderung bebal, karena berusaha mengompromikan apa yang sudah tahu jelas apa kesalahannya, namun tidak bersedia menaatinya, karena beberapa pertimbangan yang salah.
SOLUSI: Belajar taat Firman Tuhan, tidak kompromi. Tegas terhadap apa yang salah dan kesempatan berbuat dosa. Jangan tukarkan hak kesulungan anak Tuhan dengan semangkok kacang merah. Jangan berikan perhiasanmu kepada babi/anjing.

Hati-hati dengan ikatan dosa yang belum dibereskan, artinya kita tidak benar-benar bertobat dan belum mengakui jujur di hadapan orang yang menudungi hidup kita. Ikatan itu seperti celah bagi iblis untuk hancurkan kita dan sebagai bom waktu. Mungkin kita merasa sudah tidak melakukannya lagi dan melupakannya, namun suatu ketika hal itu bisa terulang lagi ketika tipu daya iblis dijalankan, dan bisa saja saat itu kita sudah menjadi seorang pemimpin yang memiliki banyak anak, dan kejatuhan kita bisa memahitkan anak-anak rohani kita, seperti yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kejatuhan hamba-hamba Tuhan yang terkenal nama dan pelayanannya.

Kedurhakaan korah 

Bilangan 16:1-3
Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.

Dilihat dari bagaimana dia bisa mempengaruhi para pemimpin dan orang kenamaan, dapat dibayangkan Korah selain seorang imam Lewi di kemah suci, dia adalah sosok figur pemimpin yang berkarisma. Mungkin Korah mendapat dukungan dari orang-orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Musa. Korah sendiri juga bermasalah dengan Musa. Satu dengan yang lain saling membentuk kelompok yang ingin menendang kepemimpinan Musa, padahal jelas yang mengangkat Musa dan Harun sebagai pemimpin bangsa Israel adalah Tuhan sendiri.

Karakter Korah yang durhaka ini adalah roh parasit yang tidak menyetujui otoritas yang Tuhan berikan atas seseorang, antara lain otoritas yang memimpin dirinya atau yang ada di atas dirinya. Selama di bumi ini, selalu Tuhan berikan orang-orang yang memiliki otoritas atas kita, misal ayah ibu dalam keluarga kandung, pemerintah, bos atau manajer di dalam kantor, bahkan keluarga rohani di dalam rumah Tuhan. Semua otoritas tersebut dengan sengaja Tuhan tetapkan dalam hidup kita sebagai wakil pemerintahan Allah selama di bumi ini. Mereka adalah orang-orang yang tetap harus dihormati, sebagaimana kita mengakui otoritas yang Tuhan berikan atas hidup orang-orang tersebut. Belajarlah seperti Daud yang tidak berani membunuh Saul sekalipun ada kesempatan, karena Tuhanlah yang memilih Saul dan hanya Tuhanlah yang berkuasa menghentikan Saul (I Samuel 24: 5-7).

Roma 13:1-4 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya... Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu...






Hati-hati dengan hukum tabur tuai. Jika kita tidak menghormati orang yang dituakan atau orang tua kita, maka kita juga bakal tidak dihormati orang-orang lain.

Ciri:
  • Memakai cara berselubung rohani untuk melawan otoritas rohani, mengatasnamakan Tuhan.
  • atau memakai emosi (marah-marah, minggat, berkata kasar) untuk melawan otoritas dalam keluarga.
SOLUSI: tidak ada cara lain selain hormat dan penundukan diri kepada otoritas tersebut. Jika itu orang tua kandung, kita harus hormati mereka, namun tidak boleh melakukan apabila disuruh melakukan apa yang tidak benar. Jika itu orang tua rohani kita, selayaknya selain hormati, penundukan diri juga taat  ketika mereka berbicara dalam kebenaran dan mengarahkan kita.

Kain dan Bileam adalah orang yang sudah kenal suaraNya dan dengar-jawab suara Tuhan langsung; sedangkan Korah adalah imam keturunan Lewi yang biasanya sehari-hari melayani rumah Tuhan, dalam kekudusan dan kesetiaan. Mereka adalah anak-anak Tuhan di dalam rumah Tuhan, namun mereka terpikat dalam hawa nafsu dan kepentingan diri sendiri, menuju kebinasaan kekal. Tiga karakter tersebut menjadi roh-roh parasit yang menyelusup dalam diri anak-anak Tuhan saat ini, supaya Tuhan tidak berkenan atas anak-anak Tuhan dan gerejaNya. 

WASPADALAH ! itu bisa menjadi noda dalam perjamuan kasih gereja Tuhan, siapa tahu diri kitalah yang menjadi pemecah belah, orang yang dikuasai keinginan dunia dan yang hidup tanpa Roh Kudus.