Sabtu, 31 Juli 2010

Alasan kita harus hidup serius dengan Tuhan

Wejangan khusus buat kamu yang merasa anak muda!

Anak muda
, hidup serius atau hidup sungguh-sungguh, itulah yang Tuhan Yesus rindukan dalam hidup kita. Sejak kita menerima Yesus Tuhan sebagai Tuhan, Raja dan Juruselamat, itulah awal perjalanan hidup baru kita yang sesungguhnya. Ibaratnya adalah sebuah permainan adventures game yang sering kita mainkan, selalu ada istilah start, level up, get item, get bonus, enemy, boss enemy, lose, victory dan end.

Memang musuh yang akan kita lalui di setiap level berikutnya selalu bertambah sulit, karena skill dan item yang kita dapatkan nantinya juga jauh lebih berharga daripada level-level sebelumnya. Namun Tuhan berjanji bahwa Ia menyertai dan memberi pertolongan agar kita menang melalui itu semua (Matius 28:20).

Ending pun harus selalu ada dalam setiap permainan. Di akhir permainan itulah, kita mengetahui berapa banyak nilai, item dan ranking yang kita dapatkan; ending kita adalah saat kita berpulang ke surga. Oleh karena itu, agar mendapatkan pujian, penghargaan dan mahkota kemuliaan kekal yang besar di surga, kita harus serius dan mengatur strategi kehidupan kita di dalam Tuhan.

Saya ingin bagikan bahwa ada 4 hal utama yang menjadi alasan mengapa kita anak-anak muda harus hidup serius/ sungguh-sungguh dengan Tuhan selama kita ada di bumi ini

Kamis, 29 Juli 2010

Tuhan adalah Gembalaku

Saya temukan ada 2 lagu worship yang judulnya sama, namun beda lirik dan nada. Dua-duanya bagi saya sangat indah untuk didengarkan. Dua lagu ini sedang menjadi rhema dalam hidup saya hari-hari ini.

Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu . . .
Mazmur 23:1 TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku . . .




Rabu, 28 Juli 2010

Sampai memutih rambutku- Franky S

Lagu ini tiba-tiba terlintas saat saya menuntaskan penulisan saya tentang Daud, siapa yang menduga sebelumnya? Ketika merenungkan proses kehidupan Daud dari muda sampai tua, saya sadar bahwa itu tidak lepas dari campur tangan Tuhan atas orang-orang pilihanNya. Sampai memutih rambut kita, sampai menutup mata kita, Tuhan selalu setia bersama kita. Inilah lagu penguatan rohani buat saya, bahwa sungguh Tuhan adalah pribadi yang luar biasa buat kita.
Tuhan beserta kita, Immanuel !



Daud ? Siapa yang menduga sebelumnya?

"Orang itu dilahirkan sebagai pemimpin." Perkataan ini sering kita dengar. Namun apakah sebenarnya para pemimpin memang dilahirkan sebagai pemimpin atau apakah mereka dibentuk? Memang benar bahwa ada orang yang kelihatannya dilahirkan dengan segudang kemampuan dan karunia untuk memimpin. Tetapi benar juga bahwa beberapa orang di antara para pemimpin terbesar di dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang oleh dunia dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin.(Joyce Meyer).

Saya mendapatkan rhema untuk membahas Daud seorang anak muda yang dikenal hatinya oleh Tuhan, tapi tidak dibanggakan di mata keluarganya. Tidak ada yang menyangka bahwa dia dipilih Tuhan menjadi Raja atas Israel dan Yehuda, bahkan melahirkan pahlawan-pahlawan yang setia dan gagah perkasa. Hal ini pula yang menjadi doa dan perenungan saya.

Sabtu, 24 Juli 2010

Meminta Karunia untuk melepaskan

Lukas 14:33 "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. "


Sudah hampir dua minggu ini, ada suatu impresi yang makin lama makin kuat tentang kata "melepaskan". Berawal dari rhema yang begitu kuat tentang Ishak dan Yakub yang sebenarnya berniat saya sharingkan hampir dua minggu lalu; namun saya ingin menghidupi dahulu dan merenungkan sebelum saya sharingkan di post ini. Impresi itu begitu kuat itu seakan-akan menghadapkan saya pada pilihan yaitu "Mau hidup tenang seperti Ishak" atau "Mengalami sengsara seperti Yakub".  Bagi saya dan anda semua, pasti ingin berkata "mau sperti Ishak, tenang dijamin Tuhan sampai masa tuanya", namun saya menangkap arti yang lebih dalam lagi, bahwa sebenarnya Yakub bisa seperti Ishak, jika Yakub punya karunia untuk melepaskan, untuk mengimbangi karakter utamanya yang tidak mau mengalah itu. Saya bisa seperti Ishak, jika saya memiliki karunia untuk melepaskan, yaitu melepaskan segala ikatan dunia ini. Ishak hidup dalam anugrah Tuhan, bagaimana dia tetap bekerja sebagai penabur, namun begitu hebatnya Tuhan jagai hasil taburannya dan dilipatgandakan. Itu karena Ishak memiliki iman yang sungguh untuk menyerahkan dan melepaskan bagaimana hasil taburannya nanti kepada tangan Tuhan.

Jumat, 23 Juli 2010

Sengsara Yakub yang sukar melepaskan

Kejadian 47:9 Jawab Yakub, "Hamba sudah hidup 130 tahun sebagai pengembara. Hidup hamba itu penuh kesukaran dan pendek apabila dibandingkan dengan umur leluhur hamba sebagai pengembara." (Terjemahan sehari-hari)
Di antara leluhur bangsa Israel, Yakublah yang hidupnya paling tidak mengenakkan oleh karena sikapnya sendiri. Hidup Yakub berbeda sekali dari Abraham, kakeknya dan Ishak, ayahnya. Sebagian besar hidup Yakub adalah sebagai seorang pelarian dan tipe pekerja keras yang berjerih payah demi sesuatu; Namun Ishak, ayahnya adalah seorang yang tenang, tipe seorang pekerja penabur dan diberkati kian melimpah tanpa harus bersusah payah (Kejadian 26:12-13).

Kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan Yakub (arti nama: “Penipu”) yang menipu Esau, bahkan dari sejak dalam kandungan ibunya, ia sudah bertengkar dengan Esau (Kejadian 25:22,26). Tidak suka mengalah, tidak suka melepaskan; itulah karakter utamanya. Karakter ini bertolak belakang dari ayahnya yang banyak mengalah dalam pertentangan yang terjadi. Ia saat itu kira-kira berumur 70 tahun saat menjadi pelarian ke rumah Laban, pamannya, karena takut dengan Esau.

Kita akan belajar bagaimana Tuhan memproses dia selama dia berada di rumah Laban. Seorang penipu yang ditipu oleh paman kandungnya sendiri, seakan-akan Tuhan menyadarkan Yakub tentang apa yang dia tabur selama ini, itulah yang dia tuai; Namun sayangnya Yakub tidak mengerti maksud Tuhan itu. Jika kita menabur kebenaran, maka kebenaran yang akan kita tuai. Jika kita menabur benih berkat, maka berkat pula yang kita tuai. Jika kita menabur kelicikan, maka kelicikan pula yang akan kita tuai.
Benih apa yang kita tabur selama ini? Galatia  6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Selasa, 20 Juli 2010

Meneladani Pasangan hidup: Boas dan Rut

Rut 4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.

Perjalanan cerita Boas dan Rut diakhiri dengan penutup yang “Happy Ending”. Mereka diberkati Tuhan dengan seorang anak, yang adalah kakek dari Daud. Obed, anak mereka yang berarti “Menyembah dan Melayani Allah”. Kebahagiaan mereka disempurnakan dengan rasa ucapan syukur, menyembah dan melayani Tuhan Allah. 

Boas (yang arti namanya: Keuletan, kekuatan) sering dilambangkan dengan Tuhan Yesus yang menebus dosa dan pelanggaran manusia, sedangkan Rut (yang arti namanya: Persahabatan) sering menjadi contoh seorang wanita bijak yang menghormati mertuanya.

Namun , seri pengajaran kali ini akan menceritakan sisi karakter Boas dan Rut yang berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya mendapatkan pasangan hidup yang smart dan yang sepadan sesuai kehendak Tuhan. Topik ini segera saya bahas karena begitu banyak anak muda yang jatuh dalam hubungan lawan jenis, tidak menjaga kekudusan dan tidak tunduk kepada nasihat ayah/ibu/kakak maupun pemimpin rohani. Selain itu, saya juga menekankan sekilas keluarga mertua Rut dan artinya.

Satu hal yang harus diingat bahwa nilai tradisi budaya yang diceritakan di Alkitab tidak harus dilakukan persis sama dalam keadaan akhir zaman yang modern ini, karena tentu nilai tradisi budaya masyarakat maupun bangsa berbeda-beda. Selain itu, ada beberapa nilai tradisi di masa lampau yang sudah sulit dilakukan di masa kini. Namun, yang tetap kekal bisa dipelajari adalah maksud dari nilai-nilai itu ada, serta karakter dari pemain-pemain yang berada dalam lingkungan nilai-nilai tradisi tertentu. Bagaimana sikap dan hati mereka meresponi serta menghormati nilai-nilai, itulah yang Tuhan perhatikan. Memang benar bahwa tidak semua nilai-nilai tradisi sesuai dengan nilai Kerajaan Allah, sehingga kita harus menyeleksinya. Selain itu, tidak semua kisah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama adalah benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika kita cermati, selalu ada akibat/ ganjaran Allah atas apa yang mereka perbuat. Bersyukur, Perjanjian Baru telah banyak membantu kita untuk menggali dan menangkap isi Perjanjian Lama secara utuh dan lebih dalam, mengenal hati Tuhan dengan benar dan mengenal nilai-nilai Kerajaan Allah yang dapat kita pelajari dalam Perjanjian Lama.

Senin, 19 Juli 2010

Raja yang berbeda - JKI Injil Kerajaan

Beberapa lagu dari Album Final Wave, salah satunya adalah lagu Raja yang berbeda, adalah lagu-lagu yang penuh makna liriknya.

Dari lagu ini, kita belajar bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja sgala raja tapi Dia tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai hal yang harus dipertahankan. Kita yang mengenal Dia, pasti akan setuju dengan lirik ini.




Minggu, 18 Juli 2010

Generasi Terakhir - JKI Injil Kerajaan

Sebuah Lagu "Generasi Terakhir" dari Album "Final Wave"-Gereja JKI Injil Kerajaan di Semarang.

Sebuah lagu pernyataan iman buat kita Generasi Terakhir yang menggenapi Janji Janji Allah, bahwa kitalah yang membawa api kebangunan rohani atas negeri kita. Amin




Sabtu, 17 Juli 2010

Memandang sperti Tuhan memandang

Kali ini saya ingin menulis sebuah share khusus tentang perempuan, namun juga ditujukan kepada laki-laki.

Sudah beberapa bulan ini saya belajar memandang perempuan seperti Tuhan memandang dan mengasihi mereka. Dulu di tahun-tahun yang lalu, saya memiliki paradigma yang salah yang berpikir bahwa posisi kekuasaan seorang perempuan harus selalu berada di bawah laki-laki. Jika ada seorang perempuan menduduki suatu posisi/ jabatan di atas saya, saya cenderung sulit menerimanya. Saya tahu bahwa prinsip berpikir saat itu karena tidak sempurnanya gambar diri seorang ayah dalam diri saya dan kurangnya pengenalan akan Firman.

Di sini, saya ingin menyatakan dan melepaskan kasih karunia istimewa yang telah diberikan Allah secara khusus kepada kaum perempuan. Kaum perempuan tidak selemah yang kaum pria bayangkan selama ini. Selain itu, saat kaum perempuan dipercaya Tuhan untuk menduduki suatu posisi/ jabatan di atas kaum pria  itu bukan berarti kaum perempuan akan "mengendalikan" kaum pria ataupun beranggapan bahwa kaum pria lemah di mata kaum perempuan. Kaum laki-laki dan kaum perempuan telah dipakai Allah bersama-sama untuk mengerjakan kebangunan rohani menurut bagiannya masing-masing . . . dan Allah ingin memakainya lagi di akhir zaman ini.

Jumat, 16 Juli 2010

Hadapi Musuh yang sama di masa lalu, tapi beda level

Ilustrasinya seperti ini: Kita berada dalam peperangan melawan raksasa “Goliat” dalam hidup kita, entah itu penyakit, keluarga, karakter, atau pergumulan lainnya. Dalam kurun waktu tertentu, kita mencari Tuhan, dan akhirnya Tuhan menjamah hidup kita. Seperti Daud memakai batu licin, kita mengalahkan “Goliat” kita.

Namun, beberapa minggu, bulan, atau mungkin tahunan kemudian, semua gejala lama itu tiba-tiba datang lagi. Bila kita dulu bergumul dengan karakter marah misalnya, sekarang itu datang lagi malah dengan kondisi yang lebih buruk. Bila kita dulu bergumul dengan masalah hubungan dan perkataan, sekarang seolah-olah semua kemajuan itu lenyap dan kita kembali ke titik awal. Mungkin banyak lagi contoh lainnya dari kita, mungkin semacam ikatan dosa masa lalu yang sebenarnya sudah dilepaskan tapi seakan-akan belum, mungkin semacam peperangan rohani yang kita tahu bahwa itu sudah dibereskan di masa lalu, namun terulang kembali akhir-akhir ini. Apakah “Goliat” itu belum benar-benar dikalahkan?

Pengalaman yang seperti itu dapat menguras iman dari hati kita. Kita bisa kehilangan harapan dan kuasa iman. Jiwa kita bisa mengalami kelumpuhan rohani. Mungkin kita masih pergi ke persekutuan dan gereja, namun iman kita sudah tidak aktif. Ketika orang lain memberi kesaksian tentang kemenangan yang diterimanya, kita bisa berpikir kalau mereka juga akan kalah pada akhirnya. “Apakah saya kehilangan kemenangan itu atau hanya menipu diri karena sebenarnya saya tidak pernah benar-benar memperolehnya?”
Daud pun pernah mengalaminya.

Asael yang masih hijau

2 Samuel 2:18 “ Ketiga anak laki-laki Zeruya, yakni Yoab, Abisai dan Asael … “

Asael adalah adik bungsu dari Yoab, anak dari seorang ibu yang bernama Zeruya, yang berarti “Mengalirkan darah”. Zeruya masih memiliki hubungan saudara dengan Daud. Anak-anak Zeruya adalah prajurit-prajurit perkasa yang membantu Daud dalam  peperangan. Yoab adalah Panglima Daud, Abisai adalah Kepala kelompok tiga puluh, sedangkan Asael adalah anggota kelompok tiga puluh. Daud menyebutkan anak-anak Zeruya terutama Yoab, sebagai orang-orang yang kejam (II Samuel 3:39). Mereka tidak pernah mengenal hati Daud sesungguhnya, khususnya Yoab dan Abisai.  Firman Tuhan mencatat tentang adik mereka, Asael diceritakan sekilas kepahlawanannya yang dapat dikatakan bertindak sangat fatal dalam kecerobohannya, tewas dalam pertempuran karena tidak berhikmat.

Kita akan belajar dari Asael, yang artinya “Diciptakan Allah”, agar kesalahannya tidak kita ulangi kembali di akhir zaman ini.

Rabu, 14 Juli 2010

SalibMU- True Worshippers

Sebuah lagu Sari Simorangkir dari album terbaru True Worshippers- Glory To Glory sangat indah lirik dan nadanya. Sebuah pengakuan dan pernyataan di hadapan Tuhan bahwa kita telah diselamatkan karena apa yang telah Dia buat ; Namun itu tidak berakhir di sana saja, sampai sekarang Tuhan tetap setia bekerja dan hidup dalam kita.

Salib adalah bukti kasihNya pada kita. Di salib itu ada kuasa darahNya yang telah melunaskan semua hutang dosa dan pelanggaran kita. Salib itu adalah tanda bahwa hidup kita telah menjadi milikNya. Oleh karena salibNya, kita juga disembuhkan.

Belajar dari Ishak yang tinggal tenang dalam Tuhan

Ishak adalah seorang yang seumur hidupnya tidak pernah bertengkar, tidak mengadakan perlawanan. Dia adalah tipe orang yang lebih baik mengalah dalam pertengkaran. Ia memiliki sikap hati yang tidak keras dalam setiap pertentangan dan permusuhan yang berkali-kali terjadi. Dia adalah tipe orang yang memiliki respon hati yang benar di hadapan Tuhan. Ingat, bukan seperti orang yang hanya kelihatan mengalah tapi hatinya dongkol atau panas. 

Dia menghormati ayahnya, Abraham, tidak menolak ayahnya yang mau membunuh dia, namun malah menaatinya, maka dari itu Allah tidak segan menyebutkan diriNya sebagai Allah Abraham dan Allah Ishak. Secara langsung Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa berkat ayahnya turun kepadanya. Dia adalah tipe orang yang patut kita teladani tentang ketaatan dan rasa hormat kita kepada orang tua, pemimpin rohani, ayah/ibu rohani. Dia adalah orang yang disebutkan Tuhan dalam Mazmur 91:1-2 adalah  Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan yang bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa, yang berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."

Kejadian 26:3-5 . . . Aku akan menyertai engkau (Ishak) dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."

Minggu, 11 Juli 2010

Musa yang dilatih menjadi bukan siapa-siapa

Menjadi seorang pemimpin yang membawahi dua sampai lima orang tentu masih tidak menjadi masalah, namun menjadi seorang pemimpin yang secara langsung berhadapan serta membawahi barisan suatu bangsa yang jumlahnya kurang lebih 3 juta orang dan belum dihitung jumlah ternak mereka masing-masing, itu tentu menjadi masalah yang sangat besar. Sebuah tanggung jawab berat dan besar yang harus dihadapi oleh seseorang yang bernama Musa. Firman Tuhan mencatat bahwa Musa melayani bangsa tersebut dengan kelembutan hati yang luar biasa. Walaupun pada akhirnya ia tidak diperbolehkan masuk Tanah Perjanjian karena melakukan sesuatu yang tidak tepat diperintahkan Tuhan (Bilangan 20:7-12), belum ada manusia di muka bumi ini yang bisa bertahan dengan sabar dan tekun menghadapi amarah dan gerutu suatu bangsa selama berpuluh-puluh tahun (Bilangan 12:3). Hati yang suka mencari Tuhan, kesabarannya, ketekunannya dan kelembutan hatinya itulah yang harus kita teladani dalam hidupnya.

Siapakah Musa ? Bagaimana Tuhan melatih Musa sehingga memiliki karakter luar biasa seperti itu?

Jumat, 09 Juli 2010

Atmosphere (Giving My Best)

Sebuah lagu dari Giving My Best yang berisi tentang doa dan pengharapan yang luar biasa, sebuah doa permohonan yang merindukan adanya perubahan yang nyata atas generasi ini. Guys, biarlah doa kita menjadi perantara antara Tuhan dan generasi ini. Biarlah kita merendahkan diri di bawah kaki Tuhan meminta lawatanNya atas generasi ini. Amin




Kamis, 08 Juli 2010

Kesesakan hatiku

Kemarin malam, aku belajar tentang suatu hal yang menarik dari Ayahku, namun sungguh menegurku . Setiap kita sebenarnya adalah pemain dalam karya agungNya yang besar. Sejak dari semula bahkan sebelum kita dibentuk di rahim ibu kita, Dia sudah mengenal dan menetapkan dengan tepat dan pasti akan jadi apa kita nanti di tanganNya. Namun, ada saja yang membuat kita tidak mencapai sasaran yang Tuhan tetapkan dari mulanya. Ada saja yang membuat Tuhan bersedih hati karena sikap hati kita.




Rabu, 07 Juli 2010

Belajar dari Yehuda yang beroleh kemuliaan Tuhan

Kejadian 49:8-12. “Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. . . .” Itulah berkat buat Yehuda dari Yakub, ayahnya sebelum ia meninggal. Suatu berkat yang luar biasa yang menyerupai berkat kesulungan, padahal dia bukan anak sulung, dia adalah anak yang keempat dari Yakub dan Lea.

Apa yang membuat dia begitu istimewa, sehingga dari keturunannya terdapat tokoh-tokoh Alkitab yang mencetak sejarah yang hebat, seperti Boas, Daud, Hizkia, Yosia, Zerubabel bahkan Yesus Tuhan kita sengaja dimasukkan dalam garis keturunan Yehuda (Matius 1). Selain itu bukankah, Tuhan Yesus disebut juga "Singa dari Yehuda" ? (Wahyu 5:5)

Love You so much

Lagu yang manis membangkitkan rasa rindu kepada Pribadi dan tempat kediamanNya.

Doaku:
Tuhan, betapa aku merindukan jamahanMu. Kasih dan PelukanMu yang membuatku tentram dan aman bersamaMu. Hati dan jiwaku menyembahMu. Mulutku menyatakan syukur atas kasih dan apa yang telah Kau perbuat dalam hidupku. Aku begitu ketagihan dengan DiriMu, aku tidak mau lepas dari dekapanMu, aku tidak mau keluar dari RumahMu, HadiratMu Tuhan. 

Be it unto me - Jadilah padaku

Jadilah padaku yang seturut Firman dan JanjiMu, itulah doa dan harapanku di hadapan Tuhan di pagi ini. Ketika dalam kesesakan, Janji dan Firman Tuhan itulah penghiburan dan kekuatanku untuk tetap melangkah melewatinya. God, please guide me

Mazmur  23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 

Percaya dan berserah kepada Tuhan adalah suatu kelegaan buat jiwaku, karena Tuhanlah yang akan menuntun dan turut menanggung bersama apa yang kita alami. God, please help me

Lukas1:37-38 " . . .Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. . . .  Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMU itu (be it unto me according to thy word)."


Senin, 05 Juli 2010

Belajar dari Pertobatan Raja Manasye

Dalam seri Hizkia yang lemah hati, diperhatikan Tuhan, telah dikatakan bahwa Manasye adalah seorang yang sungguh jahat, karena perbuatannya telah meniadakan apa yang telah diperbuat oleh ayahnya, Hizkia. Manasye membuat seluruh Yehuda menjadi berdosa, sehingga olehnya, Israel dan Yehuda mengalami malapetaka.

Kali ini, kita akan mempelajari cara Tuhan menghajar Manasye sehingga dia bertobat dan pentingnya hidup radikal dan militan yang sejalan dengan pertobatan kita.


Sabtu, 03 Juli 2010

Katakan ya dan tidak

Sharing ini adalah ringkasan Renungan Recom (Revival Community) El Shaddai- Recom CMC wilayah Barat 23 Oktober 2009 :


Matius 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat

Tuhan Yesus memberi perintah kepada kita semua untuk bilang YA untuk ya dan TIDAK untuk tidak. Tapi kita seringkali tidak mentaatinya. Alasannya macam-macam. Yang paling banyak adalah sungkan dan takut dicap jelek sama orang lain. Tapi, kalau mau merenung dan jujur, kita lebih menyenangkan nafsu orang lain - dan diri sendiri - dan menyedihkan hati Tuhan.

Hana yang beroleh belas kasihan, diingat Tuhan

P.U.S.H=Pray Until Something Happens

I Samuel 1:1-2. Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.

Hana yang dalam bahasa Ibrani artinya belas kasihan, tidak dapat memiliki anak, sebab TUHAN telah menutup kandungannya (I Samuel 1:5)

Dalam perjalanan kita beserta dengan Tuhan, ada ketika di waktu-waktu tertentu ketika Tuhan seakan-akan "menutup" berkatNya atas kita. Jika sebelumnya di artikel seri : Stop bantu Tuhan genapi JanjiNya!, kita belajar untuk tidak membantu Tuhan menggenapi JanjiNya atas kita dengan cara kita, dengan kata lain jangan gunakan hikmat manusia untuk melancangi cara Tuhan bekerja, karena bagian kita adalah menanti dengan tekun dan sabar seperti seorang petani yang menunggu musim menuai tiba. Jika petani terlalu cepat bertindak untuk tidak menunggu musim menuai, maka ia tidak akan mendapatkan tuaian maksimal bahkan tidak mendapat apa-apa. Di artikel ini, kita akan belajar bahwa di samping ketekunan dan kesabaran, kita harus memakai cara yang Tuhan perkenan yaitu berjuang dalam doa dan mengingatkan Dia.

Kamis, 01 Juli 2010

Stop bantu Tuhan genapi JanjiNya !

Kitab Kejadian menceritakan ada dua orang yang berusaha membantu Tuhan menggenapi Janji Firman-Nya atas mereka. Sehingga karena perbuatan mereka, kita merasakan dampak negatif/efek samping perbuatan mereka sampai sekarang.

Satu hal yang harus kita ketahui bahwa jika FirmanNya berisi sebuah Janji Rencana Allah yang Kekal dan tidak ada syarat/ perintah yang harus dilakukan oleh kita, maka FirmanNya tidak mungkin tidak terjadi. Jangan membantu Tuhan menggenapi JanjiNya yang sampai detik-detik terakhir belum ada tanda digenapinya Janji itu. Bagian kita adalah percaya dan mengingatkan Dia. Ketika kita mencampuri urusan Tuhan dengan kelancangan hikmat kita, maka ada akibat atau efek samping yang harus kita terima bahkan mungkin sampai seluruh keturunan jasmani ataupun keturunan rohani kita.