Rabu, 28 Juli 2010

Daud ? Siapa yang menduga sebelumnya?

"Orang itu dilahirkan sebagai pemimpin." Perkataan ini sering kita dengar. Namun apakah sebenarnya para pemimpin memang dilahirkan sebagai pemimpin atau apakah mereka dibentuk? Memang benar bahwa ada orang yang kelihatannya dilahirkan dengan segudang kemampuan dan karunia untuk memimpin. Tetapi benar juga bahwa beberapa orang di antara para pemimpin terbesar di dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang oleh dunia dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin.(Joyce Meyer).

Saya mendapatkan rhema untuk membahas Daud seorang anak muda yang dikenal hatinya oleh Tuhan, tapi tidak dibanggakan di mata keluarganya. Tidak ada yang menyangka bahwa dia dipilih Tuhan menjadi Raja atas Israel dan Yehuda, bahkan melahirkan pahlawan-pahlawan yang setia dan gagah perkasa. Hal ini pula yang menjadi doa dan perenungan saya.


Tidak ada yang menduga sebelumnya, siapa Daud



I Samuel 16:5-12. . . . Kemudian ia (Samuel) menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." . . . Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." 


Daud adalah contoh salah seorang dari kita yang dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai seorang yang dibanggakan/diharapkan, seperti menjadi seorang prajurit, pemimpin pasukan bahkan seorang raja nantinya.
Isai tidak memperhitungkan Daud, anaknya yang bungsu sebagai seorang yang pantas diundang di upacara pengorbanan kepada Tuhan. Dengan kata lain, Isai membanggakan saudara-saudara Daud yang lain di hadapan Samuel. Memang jelas tercatat bahwa wajah Daud saat itu masih kemerah-merahan, itu berarti Daud masih terlalu muda untuk diperhitungkan, sehingga menurut Isai, Daud hanya layak ditempatkan di tempat yang jauh dari ancaman bahaya, yaitu sebagai gembala kambing domba. Namun siapa yang menduga sebelumnya, kehidupannya sebagai gembala kambing domba selama itu akan membuat Daud memiliki karakter seorang pemberani sebagaimana dia mengejar dan menghajar singa atau beruang yang menerkam kambing dombanya (I Samuel 17:34-37). Tidak ada yang menyangka proses kehidupannya sebagai gembala kambing domba membuat dia terlatih menggunakan umban dan 5 batu licin untuk menumbangkan Goliat (I Samuel 17:40-51). Daud ternyata bukan orang yang sembarangan, karena hanya dia satu-satunya orang di tengah peperangan Israel melawan Goliat, yang menyerukan kebesaran Allah Israel. " TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu . . . supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu Goliat ke dalam tangan kami bangsa Israel. "

Dikenal sebagai pemain kecapi, bukan seorang gembala

Daud itu pandai main kecapi. Di tengah-tengah padang, sambil mengawasi kambing dombanya, ia memainkan kecapinya. Saya yakin suatu ketika saat di tengah kesendiriannya bersama kambing dombanya, Mazmur 23 keluar dari mulutnya untuk pertama kalinya.

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (I shall not want/ I shall not be in want).
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.


Daud berkata Pribadi Tuhan saja itu sudah cukup buat dirinya, sehingga dia tidak membutuhkan apa -apa lagi. Sebuah perkataan iman yang radikal dan luar biasa yang perlu kita nyatakan pula di akhir zaman ini, di tengah-tengah keadaan ekonomi makin terpuruk.  "Tuhan menjadi gembala hidupku, Itu sudah cukup buat aku!"

I Samuel 16:18 Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."

Perhatikan baik-baik ! Di mata orang lain selain saudara-saudaranya, Daud pertama-tama dikenal sebagai pemain kecapi bukan seorang gembala. Mungkin selama ini, ayah dan saudara-saudaranya tidak bisa melihat dengan jelas, karena mungkin saja Daud hanya memainkan saat menggembalakan di tengah-tengah padang jauh dari rumah; Namun Saul dan hamba-hambanya melihat dengan jelas bahwa Daud itu pemain kecapi yang diurapi Tuhan. Sayang tidak diketahui sejak kapan dan bagaimana hamba Saul mengetahui Daud adalah pemain kecapi.

I Samuel 16:23 Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya ( "roh yang daripada Allah" artinya adalah roh jahat yang diizinkan Tuhan untuk mengganggu Saul, karena covering Tuhan atas Saul sudah tidak ada)

Dalam setiap permainan musik Daud, dalam setiap nyanyian Daud, ada kuasa ilahi yang membuat roh jahat tidak tahan. Tidak ada yang menyangka seorang pemain kecapi yang hanya main sendirian di tengah padang, membuat roh jahat tidak tahan.

Dari masa muda sampai seumur hidupnya menjadi Raja, Daud tidak pernah meninggalkan Tuhan. Dalam ketakutan, dalam kekuatiran, dalam ketenangan, dalam suka, dalam duka, dalam masalah, dalam segala hal, Daud selalu mengungkapkan hatinya dan imannya melalui mazmur dan pujian. Anda ingin mengetahui tingkat kerohanian seseorang, perhatikan apa yang dia katakan dan dia perbuat saat di tengah-tengah masalah. Daud dibentuk menjadi pemimpin dari sejak bagaimana dia menjadi gembala dan pemain kecapi di tengah-tengah padang. Dia dipersiapkan menjadi pemimpin oleh Tuhan di saat dia dianggap tidak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin di mata orang lain, bahkan di mata orang yang terdekat dengannya. Namun, siapa yang menduga?

Inilah yang dikatakan kesaksian Daud di saat ia telah menjadi tua, bahwa penyertaan Tuhan dalam proses kehidupannya sejak ia masih muda sampai menutup mata, Tuhan tidak pernah meninggalkan orang-orang pilihanNya.

Mazmur 37:23-25 "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; . . ."


Siapapun kita tidak boleh menyerah dalam proses kehidupan ini. Mungkin kita sempat dicela, tidak dianggap, bahkan ada banyak peristiwa kehidupan membuat kita jatuh berulang-ulang karena karakter kita yang bercela, tetaplah bangkit kembali. Selama kita tidak membenarkan diri sendiri dan mau bertobat sekali lagi, maka kita tetap berada dalam perkenanan Tuhan, kita tetap orang benar di hadapanNya. Amsal  24:16 Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali. Daud bukanlah orang yang berlaku tanpa dosa seumur hidupnya, ia memiliki kegagalan beberapa kali dalam hidupnya bahkan ada yang berupa dosa yang fatal akibatnya; Namun senantiasa didapati hatinya tidak keras dan tidak ada pembenaran diri sendiri saat ia dibentuk dan dikoreksi.
Selamat datang dalam proses kehidupan karakter, proses pembelajaran sampai kita menutup usia kita !

Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

0 comments:

Posting Komentar