Markus 3:22-30. Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." ...... Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada saya tentang apa yang dimaksud dengan menghujat Roh Kudus dan kenapa tindakan itu tidak bisa diampuni oleh Tuhan. Pernyataan Tuhan Yesus tersebut benar-benar bisa membuat kita takut apakah kita pernah menghujat Roh Kudus. Nah, pada post ini, saya akan menjelaskannya.
Menghujat Roh Kudus berbeda dengan memadamkan dan mendukakan Roh Kudus
D.L Moody pernah menuliskan bahwa kita mendukakan Roh Kudus dengan tindakan seperti yang dituliskan oleh Paulus di surat Efesus 4:30-31, yaitu yang berhubungan dengan gosip, perpecahan, kepahitan, amarah. Ditambahkan pula oleh beliau, yaitu menurunkan standar ilahi dan hidup dalam hal-hal duniawi. Sedangkan untuk memadamkan Roh Kudus adalah saat kita tidak menomorsatukan Tuhan sebagai Allah di tempat yang seharusnya, kita tidak mengobarkan kasih Kristus kepada sesama. Jujur kita lebih sering begitu mudah memadamkan dan mendukakan Roh Kudus. Itu dosa? ya itu dosa. Akibatnya berat? ya itu berat... tapi itu masih bisa diampuni. Memadamkan dan mendukakan Roh berarti kita menolak Roh Kudus bekerja, tapi itu tidak sama dengan menghujat Roh Kudus. Konsekuensi kita menolak Roh Kudus adalah kita akan dibawa masuk dalam pendisiplinan Tuhan. Tuhan akan menghajar kita dengan kasih yang cemburu, atas hal-hal kedagingan dan keduniawian kita, karena "Roh yang ada pada kita diingini Tuhan dengan cemburu"
Yakobus 4:4-5 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
Menghujat Roh Kudus biasa dilakukan oleh orang yang tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sudah mengetahui bukti-bukti dan terima pengetahuan yang benar, tapi tetap menyangkal Asal Kuasa itu dan tidak mau menerima pertobatan serta Kasih KaruniaNya.
Kita harus jeli tentang perikop ayat tersebut. Tuhan Yesus mengatakan hal ini karena Ahli-ahli Taurat menuduh Yesus memakai kuasa setan, Beelzebul ("Beelzebul adalah dewa Kanaan, iblis yang berkuasa atas angin"). Kepada merekalah, Tuhan mengatakan tentang kebenaran itu. Merekalah contoh yang tepat sebagai orang yang menghujat Roh Kudus. Siapakah orang Taurat? mereka adalah orang pintar tentang Taurat Musa, hafal dan melakukan perintah perintah Musa dengan hebat. Apakah mereka pernah menemukan contoh pekerjaan Allah melalui sejarah Musa, Israel dan pembuatan loh-loh batu? mereka pasti tahu. Apakah Yesus berusaha menyakinkan mereka bahwa Ia adalah Anak Allah melalui perbuatanNya yang ajaib? ya, tapi mereka tetap menolakNya.
Sebenarnya mereka dipenuhi dengan rasa iri hati kepada Yesus, sehingga mereka tetap menyangkal pekerjaan "Kuasa" itu. Yang dikatakan mereka sebenarnya bukan ditujukan kepada Yesus, tapi "Kuasa" yang di dalam Yesus. Siapakah Kuasa itu? Pribadi Roh Kudus. Guys, Roh Kudus sudah hadir sebelum hari Pentakosta, namun Roh Kudus belum turun dari "atas". Roh Kudus masih hadir "di dalam" Pribadi Yesus dan murid-murid yang diembusi oleh Yesus di Yoh 20:22.
Orang menghujat Roh Kudus adalah orang yang secara terang-terangan menyangkal pekerjaan Kuasa Allah yang sudah terbukti dan kebenaran sebenarnya sudah diketahui oleh orang itu.
Apakah kita anak Tuhan bisa menghujat Roh Kudus suatu ketika? Saya tidak tahu. Sebenarnya saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Raja kita, Pribadi Roh Kudus telah ada dalam kita untuk meneguhkan kesaksian itu. Jadi jika kita menghujat Roh Kudus suatu ketika, berarti saat itu kita sedang menyangkal Tuhan Yesus, Bapa dan pekerjaanNya ( Matius 10:33), tetapi apakah sedemikian bodoh kita? Kita sudah menerima kebenaran yang memerdekakan dan menyelamatkan kita, apakah kita sedemikian bodoh untuk menyangkalNya?
Bisakah Roh Kudus meninggalkan kita? Jika kita masih sadar akan dosa dan mau bertobat, maka sebenarnya Roh Kudus tidak meninggalkan kita, karena Roh Kuduslah yang bekerja untuk menyadarkan kita akan dosa dan penghukuman (Yohanes 16:8-11). Orang yang menghujat Roh Kudus, maka Roh Kudus pasti meninggalkan dan membiarkan dia, sehingga siapa yang akan menyadarkan dia akan dosa-dosanya dan perlunya ia diampuni. Ada pengajaran, bahwa sesudah Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya, ada yang diangkat dan ada yang ditinggalkan, maka sebenarnya saat itu Roh Kudus pun sudah meninggalkan dunia ini dan hanya ada pada orang- orang tertentu yang dipilih Tuhan, sehingga sangat dibayangkan betapa mengerikan keadaan dunia saat itu orang berbuat sesuka hati dan tidak takut dosa.
Bagaimana dengan orang yang dulu belum diselamatkan dan pernah menghujat Tuhan, tapi sekarang sudah menjadi anak Tuhan ? Sejak Roh Kudus hadir di tengah-tengah dunia ini sampai saat ini, D.L Moody dan bahkan saya juga belum pernah menemukan orang sedemikian melihat mujizat Allah oleh hamba Tuhan, lalu berkata bahwa itu smua adalah pekerjaan iblis. Biasanya mereka menolak hamba Tuhan tersebut, hanya menganggap Yesus sebagai nabi, namun belum pernah ada bahwa mereka menyangkal Kuasa Supranatural dan Kasih di balik mujizat yang terjadi. Saya harap memang tidak pernah terjadi. Biasanya mereka yang belum diselamatkan dan pernah menghujat Tuhan adalah karena mereka belum mengenal kebenaran, jadi mereka tetap bisa diampuni, seperti Saulus yang bertobat menjadi Paulus.
Bagaimana jika orang yang telah menghujat Roh Kudus kemudian menyesal dan bertobat? Tidak mungkin! Jika orang masih bisa sadar dan menyesal akan dosa berarti Roh Kudus masih bekerja di dalam dia. Orang yang telah menghujat Roh Kudus tidak akan pernah menyadari dan menyesali dosanya, karena Roh Kudus sudah meninggalkannya. Peristiwa Saul bukanlah sebuah contoh ilustrasi yang tepat untuk tindakan menghujat Roh Kudus, tapi mungkin dapat menjadi pelajaran tentang apa yang terjadi saat Roh Tuhan meninggalkan kita. Dicatat di Alkitab, bahwa Roh yang dari Tuhan telah undur dari Saul dan sejak saat itu Saul dikuasai dan diganggu oleh roh jahat ( I Samuel 16:14). Sejak saat itu pula sampai matinya, Saul tidak sadar bahwa Tuhan sudah meninggalkan dia, dia selalu mengatasnamakan Tuhan untuk pembenaran dirinya sendiri; dengan kata lain Saul sudah sakit secara jiwa dan rohnya.
Baca juga posting saya yang berkaitan :
Setuju... Mendukakan Roh Kudus ( memadamkan Roh) dengan menghujat Roh Kudus memang berbeda, karena tidak ada lagi pengampunan setelah menghujat Roh Kudus. Dan biasanya yang disebut "menghujat" adalah pernah mengenal bahkan telah menikmati segala karunia Roh Kudus, namun secara sadar telah "menyangkal/menolak" Dia. Dan benar, tidak mungkin orang yang telah menghujat RK bisa tobat lagi, karena 'pribadi' yang datang untuk menginsafkan dunia adalah Roh Kudus, sedangkan setelah menyangkal RK, sudah pasti RK undur darinya.
BalasHapusJadi, jangan mau dituduh iblis bahwa dosa kita sudah tidak dapat diampuni Tuhan lagi. Selagi kita masih punya rasa penyesalan serta minta pengampunan dosa, dosa kita masih bisa diampuni. Tapi jangan 'main-main' yaa... Tuhan tidak suka dipermainkan lhooo....
May God Bless you, always...
Apakah orang Kristen kemudian pindah Agama lain di anggap menghujat Roh Kudus?
BalasHapus@rivopox: sebenarnya pertanyaan ini, akan sangat bisa menjadi perdebatan dan bisa menyinggung keputusan/pendapat orang lain. Mungkin sbagai bahan perenungan, apa yg menjadi alasan org tersebut pindah agama/ keyakinan, walaupun pada dasarnya, agama tdk menyelamatkan org tersbut dari hukuman kekal. Dan kalau memang org tersebut benar2 demikian keras hati dan tdk lagi mengakui Yesus sebagai Tuhan, Juruslaamt dan Raja yg berdaulat atas hidupnya, saya scara sepintas bisa mengatakan "iya" atas pertanyaan di atas. Namun, sapa kita yg berhak "menghakimi" mreka dan lalu membenci org tersebut, karna keputusannya.
BalasHapusKita pun harus mengasihi dan tetap menerima mreka apa adanya, terlepas dari kita menyetujui keputusannya itu.
trima kasih berkat ini saya dikuatkan ,saya sangat sering dpt gangguan oleh iblis yang menyerang saya begitu hebat dalam pikiran saya , bahwa saya tidak diampuni lg, seblumnya saya sangat ketakutan bahwa saya tidak diampuni Tuhan Yesus dan itu sering bgt muncul dipikiran saya.
BalasHapusSekarang banyak fenomena artis MUALAF
BalasHapusmereka dulu aktif di gereja, tapi karena order seret, maka lebih baik pindah agama ,
apakah apa yang mereka lakukan MENDUKAKAN ROH KUDUS?
Mungkin itu termasuk menghujat Roh kudus
Hapus