Jumat, 13 September 2013

Karakter parasit menyerang di dalam rumah Tuhan

Dalam suratnya ayat 1 sampai 25, Yudas menasihatkan setiap kita yang hidup di akhir zaman ini, bahwa ada di antara kita yang hidup dalam kefasikan, menyalahgunakan kasih karunia Allah demi kepuasan hawa nafsu dan kepentingan diri mereka. Ada dari kita yang hidup seperti di zaman Sodom Gomora, melakukan dosa percabulan, mengejar kepuasan untuk dicintai, mendapatkan perhatian kasih sayang yang salah dan demi kepuasan hawa nafsu yang tidak wajar seperti cinta sesama jenis(homo/lesbi) (ayat 7). Ada juga yang seperti di zaman Henokh, ketika kejatuhan para malaikat yang kawin dengan perempuan manusia, mengajarkan hal-hal yang dilarang Tuhan, melakukan kekejian di mata Tuhan yang fatal dan melahirkan para raksasa yang memakan manusia (ayat 6). Namun kali ini, saya memfokuskan pada 3 karakter roh parasit di akhir zaman yang mungkin tidak kita sadari melekat di diri kita anak-anak Tuhan, memecah belah dan merapuhkan pondasi dan bangunan yang benar.

Yudas 11 "Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah"

Karakter KAIN
Kejadian 4.:3-5
"Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;  Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram."

Diceritakan Kain menjadi sangat panas hati, karena Tuhan tidak mengindahkan apa yang telah dia persembahkan. Sebenarnya tidak menjadi perkara fatal, apakah Tuhan mengindahkan atau tidak, karna Kain bisa belajar dari adiknya mengapa Tuhan bisa mengindahkan persembahan adiknya. Itu yang namanya proses direndahkan oleh Tuhan supaya mau belajar. Namun tidak demikian dengan respon hati Kain seketika itu.

Karakter Kain adalah tipe orang yang sukar dikoreksi, sukar merendahkan hatinya/ berbesar hati untuk mengakui dan berubah. Dia tidak  mau belajar dari orang lain sekalipun itu harus adiknya sendiri/ yang tidak layak menjadi rivalnya. Karakter orang yang merasa dirinya layak diperhitungkan seperti ini,  akan membuat dirinya sedih, kecewa, marah dan akhirnya iri merasa tersaingi pada prestasi orang lain. Ketika dirinya dinilai orang lain buruk, dia bisa begitu galau muram larut dalam kepahitan,atau bahkan bisa marah dan benci stengah hidup kepada orang yang menilainya. Ketika Tuhan menegur dan bertanya di mana Habel, Kain bersifat defense dengan jawaban "nyengak"/nada meninggi yang membuat orang shok dengan nadanya.

Ciri:
  • pakai topeng. Ke mana-mana, dia akan memakai topeng untuk menutupi kebusukan, kebencian dan kemarahan hatinya, supaya orang lain tidak bisa menyentuh area sensitifnya itu.
  • tiba-tiba bersifat defense "aku tidak seperti itu"/ menjawab "nyengak" atau berespon marah ketika ditegur, diarahkan orang lain(misal gembala, pembimbing, atau sahabat rohani) maupun ketika mendapat teguran Firman Tuhan.
I Yoh 3:12 "bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar."

Apa yang berbau busuk tidak bisa disimpan atau disembunyikan terlalu lama. Serapi apapun, kebusukan hati yang berbau itu akan terus menyebar dan menyengat dan pasti tampak dari buah perbuatan dan perkataan. Jalan Kain penuh dengan pelarian dan pengembaraan di bumi di dalam kutukan.  Tanah yang ia usahakan tidak sepenuhnya memberikan hasil. Orang yang belum beres dari kebusukan hatinya yang jahat akan hidup dalam kutuk perjalanan Kain.


SOLUSI: bertobat, berjaga-jaga dan mau rendah hati ketika ditegur atau diarahkan atas hal-hal dalam diri kita yang tidak benar. Walaupun bisa saja penilaian orang lain salah, tapi menerima dengan lapang dada dan kerendahan hati itu yang benar, kita pun bisa belajar dari dapur "keberhasilan" orang tersebut. Belajar respon menjawab dengan nada yang santai dan tidak tegang. Percayalah bahwa orang benar yang menilai tidak bermaksud menyerang dan menjatuhkan kita; namun ingin supaya kita lebih baik lagi.

Kesesatan bileam.

Bil 22:8-20
Lalu berfirmanlah Allah kepada Bileam: "Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati." Bangunlah Bileam pada waktu pagi, lalu berkata kepada pemuka-pemuka Balak: "Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak mengizinkan aku pergi bersama-sama dengan kamu." ...Tetapi Bileam menjawab kepada pegawai-pegawai Balak: "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku. Oleh sebab itu, baiklah kamu pun tinggal di sini pada malam ini, supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN kepadaku." 

Jika kita membaca beberapa ayat tersebut, kita dapat melihat keanehan dari jawaban Beliam. Jelas-jelas Tuhan melarang orang-orang Moab datang lagi ke rumahnya, namun kunjungan orang-orang Moab yang kedua dengan membawa pemuka-pemuka yang lebih terhormat serta hadiah yang lebih banyak, Bileam berusaha bertanya pada Tuhan sekali lagi. Bileam berusaha mengompromikan hukum Tuhan. Seharusnya jika orang Moab datang lagi yang kedua, seharusnya Bileam usir mreka dengan tegas dan tidak menjadikan mereka tamu menginap.

Karakter Bileam bertipe orang yang mau lakukan apa saja demi dapat sebuah upah, kehormatan atau demi mencapai kemauannya; sekalipun dia harus mengompromikan Firman Tuhan juga.

Hati-hati dengan anak-anak muda yang sering menjadi target incaran kepuasan para homo dan lesbian akhir-akhir ini. Dengan iming-iming dapat uang jajan, atau demi mendapat perhatian sayang (yang salah) yang tidak mreka dapatkan dari kluarganya. Jangan heran jika anak-anak muda itu juga anak-anak Tuhan yang masih belum berakar kuat dalam Tuhan. Anak-anak Tuhan yang rapuh lebih mudah mengompromikan Firman Tuhan bahkan sekalipun mereka harus menjual diri mereka, iman mereka, demi uang, cinta, kebanggan atau perhatian yang tidak benar.

II Pet 2:15-16 Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.

Ciri:
  • memperhitungkan untung ruginya dalam pelayanan dan ibadah minggu. Merasa ibadah itu tidak penting. Melayani dan beribadah dengan motivasi salah, misal ingin pendekatan dengan cewek/ cowok yang ditaksir, maka ikut satu pelayanan dengan dia.
  • Hidupnya didominasi pada suasana hati, keadaan atau suasana yang dialami saat itu, dan bukan pada iman dan kesetiaan mengikutNya. Contoh: malas ke gereja ketika merasa Tuhan tidak menjawab doanya, atau ketika keluarganya tertimpa masalah.
  • cenderung bebal, karena berusaha mengompromikan apa yang sudah tahu jelas apa kesalahannya, namun tidak bersedia menaatinya, karena beberapa pertimbangan yang salah.
SOLUSI: Belajar taat Firman Tuhan, tidak kompromi. Tegas terhadap apa yang salah dan kesempatan berbuat dosa. Jangan tukarkan hak kesulungan anak Tuhan dengan semangkok kacang merah. Jangan berikan perhiasanmu kepada babi/anjing.

Hati-hati dengan ikatan dosa yang belum dibereskan, artinya kita tidak benar-benar bertobat dan belum mengakui jujur di hadapan orang yang menudungi hidup kita. Ikatan itu seperti celah bagi iblis untuk hancurkan kita dan sebagai bom waktu. Mungkin kita merasa sudah tidak melakukannya lagi dan melupakannya, namun suatu ketika hal itu bisa terulang lagi ketika tipu daya iblis dijalankan, dan bisa saja saat itu kita sudah menjadi seorang pemimpin yang memiliki banyak anak, dan kejatuhan kita bisa memahitkan anak-anak rohani kita, seperti yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kejatuhan hamba-hamba Tuhan yang terkenal nama dan pelayanannya.

Kedurhakaan korah 

Bilangan 16:1-3
Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.

Dilihat dari bagaimana dia bisa mempengaruhi para pemimpin dan orang kenamaan, dapat dibayangkan Korah selain seorang imam Lewi di kemah suci, dia adalah sosok figur pemimpin yang berkarisma. Mungkin Korah mendapat dukungan dari orang-orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Musa. Korah sendiri juga bermasalah dengan Musa. Satu dengan yang lain saling membentuk kelompok yang ingin menendang kepemimpinan Musa, padahal jelas yang mengangkat Musa dan Harun sebagai pemimpin bangsa Israel adalah Tuhan sendiri.

Karakter Korah yang durhaka ini adalah roh parasit yang tidak menyetujui otoritas yang Tuhan berikan atas seseorang, antara lain otoritas yang memimpin dirinya atau yang ada di atas dirinya. Selama di bumi ini, selalu Tuhan berikan orang-orang yang memiliki otoritas atas kita, misal ayah ibu dalam keluarga kandung, pemerintah, bos atau manajer di dalam kantor, bahkan keluarga rohani di dalam rumah Tuhan. Semua otoritas tersebut dengan sengaja Tuhan tetapkan dalam hidup kita sebagai wakil pemerintahan Allah selama di bumi ini. Mereka adalah orang-orang yang tetap harus dihormati, sebagaimana kita mengakui otoritas yang Tuhan berikan atas hidup orang-orang tersebut. Belajarlah seperti Daud yang tidak berani membunuh Saul sekalipun ada kesempatan, karena Tuhanlah yang memilih Saul dan hanya Tuhanlah yang berkuasa menghentikan Saul (I Samuel 24: 5-7).

Roma 13:1-4 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya... Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu...






Hati-hati dengan hukum tabur tuai. Jika kita tidak menghormati orang yang dituakan atau orang tua kita, maka kita juga bakal tidak dihormati orang-orang lain.

Ciri:
  • Memakai cara berselubung rohani untuk melawan otoritas rohani, mengatasnamakan Tuhan.
  • atau memakai emosi (marah-marah, minggat, berkata kasar) untuk melawan otoritas dalam keluarga.
SOLUSI: tidak ada cara lain selain hormat dan penundukan diri kepada otoritas tersebut. Jika itu orang tua kandung, kita harus hormati mereka, namun tidak boleh melakukan apabila disuruh melakukan apa yang tidak benar. Jika itu orang tua rohani kita, selayaknya selain hormati, penundukan diri juga taat  ketika mereka berbicara dalam kebenaran dan mengarahkan kita.

Kain dan Bileam adalah orang yang sudah kenal suaraNya dan dengar-jawab suara Tuhan langsung; sedangkan Korah adalah imam keturunan Lewi yang biasanya sehari-hari melayani rumah Tuhan, dalam kekudusan dan kesetiaan. Mereka adalah anak-anak Tuhan di dalam rumah Tuhan, namun mereka terpikat dalam hawa nafsu dan kepentingan diri sendiri, menuju kebinasaan kekal. Tiga karakter tersebut menjadi roh-roh parasit yang menyelusup dalam diri anak-anak Tuhan saat ini, supaya Tuhan tidak berkenan atas anak-anak Tuhan dan gerejaNya. 

WASPADALAH ! itu bisa menjadi noda dalam perjamuan kasih gereja Tuhan, siapa tahu diri kitalah yang menjadi pemecah belah, orang yang dikuasai keinginan dunia dan yang hidup tanpa Roh Kudus.

Jumat, 17 Mei 2013

KasihNya tidak bertambah atau berkurang

Ayub 35:6-8 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu? Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
Sering kita alami dan beranggapan, kita merasa hidup kita disertai Tuhan dan optimis menjalani hidup sepanjang hari itu, yaitu saat kita merasa dekat dengan Tuhan, sudah bersaat teduh, melayani atau dengan kata lain kita sudah berbuat banyak bagi Tuhan, sehingga kita merasa bebas dari tuduhan-tuduhan moral pikiran dan hati kita yang mengingatkan sebagaimana layaknya kita sebagai orang kristen. Bahkan ekstrimnya, kita merasa jadi manusia saleh yang layak diperhitungkan oleh Tuhan. Sebaliknya saat sudah merasa jauh dari Tuhan, gagal mengikut Tuhan, mungkin kita berkali-kali jatuh di area dosa yang sama, terpuruk dalam persoalan yang berkepanjangan, sudah lama kurang berdoa baca firman, atau mungkin merasa sudah lama kita kurang berbuat banyak bagi Tuhan, yang mengakibatkan moral dan hati kita menuduh kita bahwa kita kurang sungguh-sungguh menjalani hidup kekristenan kita, sehingga sepanjang hari itu bahkan berlarut-larut di hari ke depannya, kedapatan kita semakin tersiksa dengan tuduhan itu dan bisa kita malah mengeraskan hati kita sendiri. Kemudian kemungkinan besar nantinya di suatu titik puncak tertentu kita, kita bisa berkata “hidupku koq sama saja dari hari satu ke hari lain. Percuma ke gereja. Percuma ke retreat. Bukannya tambah baik, malah seakan tambah susah. Tuhan sudah tidak sayang aku lagi”. Lalu kita semakin jauh dari komunitas rohani dan merasa-merasa dikucilkan sendiri. Dua keadaan ini sering dialami oleh anak-anak Tuhan. Namun satu hal yang harus dibenahi adalah Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu-Yeremia 31:3” … I have always loved you, so I continue to show you my constant love. (Today’s English Version). Tuhan tidak lebih mengasihi kita saat kita berbuat banyak hal yang baik/ benar bagiNya. Tuhan juga tidak mengurangi kasihNya saat kita jatuh dalam kegagalan atau berbuat dosa. Jangan beranggapan bahwa Tuhan itu bermuka dua. Jadi teman saat kita berbuat benar, dan jadi musuh kita saat kita berbuat dosa. Namun sebenarnya baik saat kita benar atau salah, Tuhan tetap di tahtaNya. Dia seperti bapa yang menantikan anak bungsunya pulang ke rumahnya (Lukas 15:20).
Kasih Tuhan itu konstan, tetap, tidak berubah dan kekal.

Jika kita dekat dengan Tuhan, maka kerohanian kita yang berbuah, karakter kita semakin diperkuat ke arah Kristus (namun hati-hati jangan kita tinggi hati dan meremehkan hal-hal yang tetap penting di mataNya. Karena semakin banyak pengetahuan dan kesalehan namun tanpa kerendahan hati dan kesetiaan, membuat anak-anak Tuhan tersandung). Sebaliknya, Jika kita menjauh dari Tuhan, maka kita membuka celah bagi iblis untuk mempengaruhi dan mengikat hidup kita. Iblis sering mempengaruhi dan mencemari hidup kita terlebih dulu di area jiwa (emosi, pikiran, perasaan dan kehendak), walaupun ia tidak bisa memiliki nyawa anak Tuhan (karena semua perbuatan iblis atas anak-anak Tuhan yang ditebusNya, harus seizin Tuhan). Ia juga bisa menajiskan anggota-anggota tubuh kita, benda-benda atau ruang-ruangan yang ada untuk membuat Tuhan tidak berkenan atasnya. Hidup yang dekat dengan Tuhan dan jauh dari Tuhan akan berdampak besar dalam hubungan sesama kita. Orang-orang sekeliling kita yang merasakan perubahan hidup karakter kita. Mereka dirugikan atau diuntungkan oleh perubahan karakter kita, namun tidak bagi Tuhan. Dia tetap konstan mengasihi kita. Dia tetap mendidik kita sebagai anak-anak kesayanganNya. Keberadaan hati nurani yang sering menuduh kita adalah “alarm” rohani yang digunakan Tuhan untuk mengingatkan merosotnya kerohanian kita. Namun hati nurani kita bisa salah berfungsi jika hati itu tidak terus dibersihkan dengan FirmanNya setiap hari dan setiap saat. Hati nurani bisa dicemarkan, sehingga menjadi licik dan jahat.

Ibrani 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 

Yeremia 17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

 Kebenaran Firman Tuhan ini tentang perlakuan Tuhan atas kita biarlah menjadi Metanoia bagi kita semua. Mari kita semakin dibersihkan dan diperkuat ke arah Kristus. Amin. Berilah makan manusia rohani kita, yaitu sisi yang Tuhan tidak izinkan iblis pengaruhi. Jangan biarkan manusia rohani kita lemah sehingga mudah dipengaruhi oleh jiwa kita. Biarkan dia manunggal dan sepakat dengan keinginan Roh Kudus. Belajar menundukkan keinginan daging kita setiap saat, akan terus melemahkan manusia daging kita. Namun jika kita menjauh dari Tuhan, manusia daging bisa bangkit dan mempengaruhi hidup kita kembali.

WaktuNya tidak lama lagi. Maranatha.

Selasa, 07 Mei 2013

Courageous



"Turn the hearts of fathers to their children, and the hearts of children to their fathers".

Courageous adalah film terbaru garapan Sherwood Baptist Church. Film rohani ini menuai kesuksesan seperti film-film pendahulunya, Flywheel, Facing the Giants dan Fireproof. Dikisahkan beberapa ayah yang memiliki pekerjaan sebagai polisi yang ingin membuat perubahan radikal dalam hidup mereka. Ketika masalah mengancam keluarga mereka, mereka harus berjuang untuk menemukan sesuatu yang ilahi. Menurut saya, film ini menyuguhkan cerita yang hampir sering dialami dalam keseharian kita, seperti ketidakharmonisan seorang ayah dan anak, pergumulan mencari kerja, ujian iman, perasaan kekecewaan kepada Tuhan dan ketidakadilan hidup.


Me Again

Siapa bilang bahwa film rohani harus serba serius dan membosankan, film ME AGAIN adalah contoh film rohani garapan tahun 2012 yang penuh dengan komedi namun tetap berbobot makna rohaninya.

Dikisahkan Rich Chaplin, seorang pastor sekaligus suami dan ayah dari ketiga anaknya yang merasa belum siap dengan apa yang ia hadapi. Dipenuhi dengan rasa kegagalan menjadi seorang ayah dan suami yang sebentar lagi di ambang penceraian, serta tidak adanya pertumbuhan jemaat yang ia gembalakan bertahun-tahun, membuatnya menginginkan menjadi seorang yang lain, asal tidak menjadi dirinya sendiri. Di sinilah letak kelucuan dimulai, karna Tuhan mengizinkan dia memasuki raga dan peran beberapa orang satu persatu, bahkan juga ia diizinkan dalam peran seorang wanita model, seekor ikan bahkan menjadi seorang bayi. Dari sanalah, beberapa hal ia mau tidak mau harus belajar menyesuaikan diri dengan peran yang tiba-tiba diterimanya.  Aneh? ya ini adalah film fiksi, bukan dari kisah hidup nyata seseorang. Mungkin sang sutradara ingin menyuguhkan suatu film rohani yang berbeda dari sebelumnya, film yang segar komedi namun tidak sesat.

Senin, 06 Mei 2013

Jesus Emanuel

Video ini adalah klip lagu yang dinyanyikan oleh David Phelps. Video ini saya download dan saya putar berkali-kali di komputer saya, karena sungguh dalam maknanya. Video ini menceritakan bagaimana peran aktif Tuhan Yesus dalam segala aspek hidup kita, bagaimana Dia turut membantu apa yang kita kerjakan, membimbing hidup kita, mengarahkan kita, menggerakkan hati kita untuk memberkati orang lain bahkan sampai bagaimana Dia turut berduka atas kesedihan kita dan turut bersukacita atas kegembiraan kita pula.

Semoga video ini dapat memperbarui iman dan pengharapan kita semua, bahwa jelas Dia Allah yang hidup, Immanuel yang tidak pernah meninggalkan kita. Recommended bagi kita yang merasa Tuhan meninggalkan kita, di masa -masa lembah kekelaman atau di dalam pergumulan.

Video ini bagus untuk diputar di gereja atau komunitas rohani Anda sebagai acuan/ ilustrasi sharing Firman.  Tuhan Yesus memberkati. AMIN

Minggu, 05 Mei 2013

Kesombongan dan Pembenaran Diri Ayub

Seringkali jika kita membicarakan tentang Ayub, maka yang terlintas pertama kali dalam pikiran kita adalah penderitaannya, kesalehan dan kesetiaannya dalam ujian yang dialaminya. Ayub sering dijadikan contoh teladan sebagai seorang yang tetap bertahan, setia dan sabar di dalam masa ujian besar dan tragis tersebut; namun beberapa hari ini saya kembali belajar dan mendapatkan beberapa hal yang baru dan berbeda dari kisah seorang Ayub ini.

Yang harus kita sadari bahwa Ayub benar-benar manusia biasa seperti kita. Apa yang dipikirkan dan diperkatakan sungguh wajar ketika seorang mengalami masalah dan duka yang begitu besar dan dalam rentang waktu yang sangat lama, namun batas yang Tuhan izinkan dari semua itu adalah “… tidak melebihi kekuatan manusia itu… tidak akan membiarkan kamu melampaui kekuatanmu. .. Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. ( I Korintus 10:13) . Ayub dikisahkan oleh Tuhan sebagai pembelajaran model bagi kita manusia bahwa pentingnya respon manusia yang perlu diubah dan sifat pikiran Tuhan yang luar biasa melalui masalah-masalah manusia yang dialami di dunia ini.

“Masalah” membuat kita menyadari bahwa kita bukanlah pengendali apa yang terjadi di sekeliling kita. Dengan “masalah”, Tuhan ingin mengeluarkan sampah-sampah di dalam pikiran perasaan kita. Bahkan dengan “masalah”, Tuhan ingin membongkar tipu daya iblis yang selama ini rapi tersembunyi di dalam diri manusia yang sekalipun dikatakan saleh, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan sperti Ayub ini. Mungkin jika Ayub tidak diizinkan Tuhan mengalami hal ini, Ayub pun tidak menyadari kebusukan hatinya yang terdalam dan merasa “fine-fine” saja. Tentu tidak akan pernah dicatat :  “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." (Ayub 42: 5-6).  Perkataan itulah yang menyudahi ujian yang dialaminya, sehingga Tuhan berkata “Cukup. HambaKu Ayub telah menyadarinya. Tipu daya iblis telah dibongkar dari hidupnya. Skarang waktunya Aku memulihkannya”.

Selasa, 05 Maret 2013

Sharing di bulan Maret 2013

1. Pertama kali yangg harus dilakukan ketika ada tugas pelayanan, adalah doa, cari isi hati Tuhan. Ini bukan bicara melatih skill bicara di depan umum, tapi apa hati Tuhan ketika engkau melayani terutama dalam PAW atau Firman. Yang harus dibenahi ketika kita datang dalam suatu persekutuan/ komsel, adalah kau datang utk memberi dan bukan menerima. Jika konsep kita ingin menerima apa yang kau inginkan, maka kalau suatu ketika komsel/persekutuan tidak memuaskan engkau, pasti engkau kecewa dan malas untuk datang lagi.
2. Kekeluargaan itu penting dalam persekutuan/komsel. Simpati, empati, saling mendoakan itu perlu dikembangkan. Kita jangan jadi zombie-zombie rohani.
3. Miliki mental pejuang. Jangan beranggapan bahwa jika kita sudah lakukan sesuatu buat Tuhan (entah terpaksa atau dengan ketulusan) berarti kita layak dapat upah. Jangan jadi orang upahan. Ingat peristiwa Sadrakh, Mesakh, Abednego yang "sekalipun Tuhan tidak tolong kita, kita tetap tidak akan menyembah patung yang Tuanku dirikan". Kadang walaupun kita sudah lakukan yang benar/ baik (sudah pelayanan, doa dll) namun bukan berarti tidak ada masalah yang menghadang atau langsung jadi jalan tol.
4. Miliki pengenalan Tuhan yang benar dan tepat. Kalau kita dangkal dalam pengenalan akan Tuhan, maka kita juga dangkal untuk menghadapi masalah bahkan bisa berlebihan meresponinya. Ingat Tuhan bukan sinterklas,bukan jin Alladin, bukan dinsos. Tuhan tidak sembarangan menjawab doa. Engkau harus hidup benar dan bisa dipercaya Tuhan atas berkat-berkat-Nya maka Tuhan ya dan amin atas hidupmu. Jangan mengatasnamakan Tuhan atas usaha nekadmu dan pembenaran dirimu. tanggung sendiri akibatnya. Jangan salahkan Tuhan. Jangan egois.
5. Jangan sampai nilai kebenaran Kristus dikompromikan/ terkikis dengan perkembangan dunia ini. Misal dalam pencarian pasangan rohani lewat jodoh online. Walaupun dengan embel-embel sama-sama anak-anak Tuhan tapi tetap aja caranya tidak bersumber kepada Kristus dan sama skali tidak membuat orang tersebut mencari kehendak Tuhan yang tepat. Jangan cari pasangan asal KTP kristen atau embel-embel anak Tuhan. Anak Tuhan yang pelayanan saja bisa tetap tidak bener di mata Tuhan koq.