Jumat, 17 Mei 2013

KasihNya tidak bertambah atau berkurang

Ayub 35:6-8 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu? Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
Sering kita alami dan beranggapan, kita merasa hidup kita disertai Tuhan dan optimis menjalani hidup sepanjang hari itu, yaitu saat kita merasa dekat dengan Tuhan, sudah bersaat teduh, melayani atau dengan kata lain kita sudah berbuat banyak bagi Tuhan, sehingga kita merasa bebas dari tuduhan-tuduhan moral pikiran dan hati kita yang mengingatkan sebagaimana layaknya kita sebagai orang kristen. Bahkan ekstrimnya, kita merasa jadi manusia saleh yang layak diperhitungkan oleh Tuhan. Sebaliknya saat sudah merasa jauh dari Tuhan, gagal mengikut Tuhan, mungkin kita berkali-kali jatuh di area dosa yang sama, terpuruk dalam persoalan yang berkepanjangan, sudah lama kurang berdoa baca firman, atau mungkin merasa sudah lama kita kurang berbuat banyak bagi Tuhan, yang mengakibatkan moral dan hati kita menuduh kita bahwa kita kurang sungguh-sungguh menjalani hidup kekristenan kita, sehingga sepanjang hari itu bahkan berlarut-larut di hari ke depannya, kedapatan kita semakin tersiksa dengan tuduhan itu dan bisa kita malah mengeraskan hati kita sendiri. Kemudian kemungkinan besar nantinya di suatu titik puncak tertentu kita, kita bisa berkata “hidupku koq sama saja dari hari satu ke hari lain. Percuma ke gereja. Percuma ke retreat. Bukannya tambah baik, malah seakan tambah susah. Tuhan sudah tidak sayang aku lagi”. Lalu kita semakin jauh dari komunitas rohani dan merasa-merasa dikucilkan sendiri. Dua keadaan ini sering dialami oleh anak-anak Tuhan. Namun satu hal yang harus dibenahi adalah Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu-Yeremia 31:3” … I have always loved you, so I continue to show you my constant love. (Today’s English Version). Tuhan tidak lebih mengasihi kita saat kita berbuat banyak hal yang baik/ benar bagiNya. Tuhan juga tidak mengurangi kasihNya saat kita jatuh dalam kegagalan atau berbuat dosa. Jangan beranggapan bahwa Tuhan itu bermuka dua. Jadi teman saat kita berbuat benar, dan jadi musuh kita saat kita berbuat dosa. Namun sebenarnya baik saat kita benar atau salah, Tuhan tetap di tahtaNya. Dia seperti bapa yang menantikan anak bungsunya pulang ke rumahnya (Lukas 15:20).
Kasih Tuhan itu konstan, tetap, tidak berubah dan kekal.

Jika kita dekat dengan Tuhan, maka kerohanian kita yang berbuah, karakter kita semakin diperkuat ke arah Kristus (namun hati-hati jangan kita tinggi hati dan meremehkan hal-hal yang tetap penting di mataNya. Karena semakin banyak pengetahuan dan kesalehan namun tanpa kerendahan hati dan kesetiaan, membuat anak-anak Tuhan tersandung). Sebaliknya, Jika kita menjauh dari Tuhan, maka kita membuka celah bagi iblis untuk mempengaruhi dan mengikat hidup kita. Iblis sering mempengaruhi dan mencemari hidup kita terlebih dulu di area jiwa (emosi, pikiran, perasaan dan kehendak), walaupun ia tidak bisa memiliki nyawa anak Tuhan (karena semua perbuatan iblis atas anak-anak Tuhan yang ditebusNya, harus seizin Tuhan). Ia juga bisa menajiskan anggota-anggota tubuh kita, benda-benda atau ruang-ruangan yang ada untuk membuat Tuhan tidak berkenan atasnya. Hidup yang dekat dengan Tuhan dan jauh dari Tuhan akan berdampak besar dalam hubungan sesama kita. Orang-orang sekeliling kita yang merasakan perubahan hidup karakter kita. Mereka dirugikan atau diuntungkan oleh perubahan karakter kita, namun tidak bagi Tuhan. Dia tetap konstan mengasihi kita. Dia tetap mendidik kita sebagai anak-anak kesayanganNya. Keberadaan hati nurani yang sering menuduh kita adalah “alarm” rohani yang digunakan Tuhan untuk mengingatkan merosotnya kerohanian kita. Namun hati nurani kita bisa salah berfungsi jika hati itu tidak terus dibersihkan dengan FirmanNya setiap hari dan setiap saat. Hati nurani bisa dicemarkan, sehingga menjadi licik dan jahat.

Ibrani 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 

Yeremia 17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

 Kebenaran Firman Tuhan ini tentang perlakuan Tuhan atas kita biarlah menjadi Metanoia bagi kita semua. Mari kita semakin dibersihkan dan diperkuat ke arah Kristus. Amin. Berilah makan manusia rohani kita, yaitu sisi yang Tuhan tidak izinkan iblis pengaruhi. Jangan biarkan manusia rohani kita lemah sehingga mudah dipengaruhi oleh jiwa kita. Biarkan dia manunggal dan sepakat dengan keinginan Roh Kudus. Belajar menundukkan keinginan daging kita setiap saat, akan terus melemahkan manusia daging kita. Namun jika kita menjauh dari Tuhan, manusia daging bisa bangkit dan mempengaruhi hidup kita kembali.

WaktuNya tidak lama lagi. Maranatha.

Selasa, 07 Mei 2013

Courageous



"Turn the hearts of fathers to their children, and the hearts of children to their fathers".

Courageous adalah film terbaru garapan Sherwood Baptist Church. Film rohani ini menuai kesuksesan seperti film-film pendahulunya, Flywheel, Facing the Giants dan Fireproof. Dikisahkan beberapa ayah yang memiliki pekerjaan sebagai polisi yang ingin membuat perubahan radikal dalam hidup mereka. Ketika masalah mengancam keluarga mereka, mereka harus berjuang untuk menemukan sesuatu yang ilahi. Menurut saya, film ini menyuguhkan cerita yang hampir sering dialami dalam keseharian kita, seperti ketidakharmonisan seorang ayah dan anak, pergumulan mencari kerja, ujian iman, perasaan kekecewaan kepada Tuhan dan ketidakadilan hidup.


Me Again

Siapa bilang bahwa film rohani harus serba serius dan membosankan, film ME AGAIN adalah contoh film rohani garapan tahun 2012 yang penuh dengan komedi namun tetap berbobot makna rohaninya.

Dikisahkan Rich Chaplin, seorang pastor sekaligus suami dan ayah dari ketiga anaknya yang merasa belum siap dengan apa yang ia hadapi. Dipenuhi dengan rasa kegagalan menjadi seorang ayah dan suami yang sebentar lagi di ambang penceraian, serta tidak adanya pertumbuhan jemaat yang ia gembalakan bertahun-tahun, membuatnya menginginkan menjadi seorang yang lain, asal tidak menjadi dirinya sendiri. Di sinilah letak kelucuan dimulai, karna Tuhan mengizinkan dia memasuki raga dan peran beberapa orang satu persatu, bahkan juga ia diizinkan dalam peran seorang wanita model, seekor ikan bahkan menjadi seorang bayi. Dari sanalah, beberapa hal ia mau tidak mau harus belajar menyesuaikan diri dengan peran yang tiba-tiba diterimanya.  Aneh? ya ini adalah film fiksi, bukan dari kisah hidup nyata seseorang. Mungkin sang sutradara ingin menyuguhkan suatu film rohani yang berbeda dari sebelumnya, film yang segar komedi namun tidak sesat.

Senin, 06 Mei 2013

Jesus Emanuel

Video ini adalah klip lagu yang dinyanyikan oleh David Phelps. Video ini saya download dan saya putar berkali-kali di komputer saya, karena sungguh dalam maknanya. Video ini menceritakan bagaimana peran aktif Tuhan Yesus dalam segala aspek hidup kita, bagaimana Dia turut membantu apa yang kita kerjakan, membimbing hidup kita, mengarahkan kita, menggerakkan hati kita untuk memberkati orang lain bahkan sampai bagaimana Dia turut berduka atas kesedihan kita dan turut bersukacita atas kegembiraan kita pula.

Semoga video ini dapat memperbarui iman dan pengharapan kita semua, bahwa jelas Dia Allah yang hidup, Immanuel yang tidak pernah meninggalkan kita. Recommended bagi kita yang merasa Tuhan meninggalkan kita, di masa -masa lembah kekelaman atau di dalam pergumulan.

Video ini bagus untuk diputar di gereja atau komunitas rohani Anda sebagai acuan/ ilustrasi sharing Firman.  Tuhan Yesus memberkati. AMIN

Minggu, 05 Mei 2013

Kesombongan dan Pembenaran Diri Ayub

Seringkali jika kita membicarakan tentang Ayub, maka yang terlintas pertama kali dalam pikiran kita adalah penderitaannya, kesalehan dan kesetiaannya dalam ujian yang dialaminya. Ayub sering dijadikan contoh teladan sebagai seorang yang tetap bertahan, setia dan sabar di dalam masa ujian besar dan tragis tersebut; namun beberapa hari ini saya kembali belajar dan mendapatkan beberapa hal yang baru dan berbeda dari kisah seorang Ayub ini.

Yang harus kita sadari bahwa Ayub benar-benar manusia biasa seperti kita. Apa yang dipikirkan dan diperkatakan sungguh wajar ketika seorang mengalami masalah dan duka yang begitu besar dan dalam rentang waktu yang sangat lama, namun batas yang Tuhan izinkan dari semua itu adalah “… tidak melebihi kekuatan manusia itu… tidak akan membiarkan kamu melampaui kekuatanmu. .. Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. ( I Korintus 10:13) . Ayub dikisahkan oleh Tuhan sebagai pembelajaran model bagi kita manusia bahwa pentingnya respon manusia yang perlu diubah dan sifat pikiran Tuhan yang luar biasa melalui masalah-masalah manusia yang dialami di dunia ini.

“Masalah” membuat kita menyadari bahwa kita bukanlah pengendali apa yang terjadi di sekeliling kita. Dengan “masalah”, Tuhan ingin mengeluarkan sampah-sampah di dalam pikiran perasaan kita. Bahkan dengan “masalah”, Tuhan ingin membongkar tipu daya iblis yang selama ini rapi tersembunyi di dalam diri manusia yang sekalipun dikatakan saleh, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan sperti Ayub ini. Mungkin jika Ayub tidak diizinkan Tuhan mengalami hal ini, Ayub pun tidak menyadari kebusukan hatinya yang terdalam dan merasa “fine-fine” saja. Tentu tidak akan pernah dicatat :  “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." (Ayub 42: 5-6).  Perkataan itulah yang menyudahi ujian yang dialaminya, sehingga Tuhan berkata “Cukup. HambaKu Ayub telah menyadarinya. Tipu daya iblis telah dibongkar dari hidupnya. Skarang waktunya Aku memulihkannya”.