Selasa, 12 Juli 2011

Tumpas habis roh Amalek dari hidup kita

Ulangan 25:17-19 "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Dua Strategi Amalek :

Tiba-tiba menyerang bagian belakang 

Suku Amalek ("penghuni lembah") adalah suku yang suka berperang dan menyergap tiba-tiba ketika suatu barisan sedang berfokus pada "sesuatu". Strategi yang sering dipakai oleh Amalek adalah menyerang bagian belakang dalam barisan peperangan secara tiba-tiba. Dalam barisan peperangan, bagian terdepan cenderung menjadi bagian yang terkuat, namun bagian belakang sering ditempatkan sebagai bagian yang terlemah. Karena terfokus pada peperangan di depan medan area, kita kadang melupakan penjagaan di bagian belakang. Pada blog Peristiwa Ziklag yang terabaikan, Daud lengah untuk menjaga kota Ziklag selagi perhatian mereka teralih pada hal lain. Di Kota Ziklag, ada keluarga serta harta benda Daud dan para pengikutnya yang akhirnya berhasil ditawan oleh Amalek. Amalek berbicara tentang roh. Jangan sampai karena kita berfokus pada pelayanan maupun pekerjaan, namun keluarga kita atau hal-hal lain yang seharusnya kita jagai menjadi habis diserang oleh roh Amalek.

Cara mengatasi :

Kel 17:8-13 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku." Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. 




Israel dapat menang karena kekuatan kesatuan tim. Ketika tangan Musa mulai pegal, Harun dan Hur menopangnya. Demi Kemuliaan Allah, kita tidak mementingkan diri sendiri. Kita harus peka dengan kebutuhan orang lain dan rela memberikan pertolongan (Roma 12:13). Kita dapat mengalahkan Amalek dengan otoritas Ilahi dan kesatuan hati untuk yang kuat menanggung yang lemah (Pengkhotbah 4:12; Roma 15:1) . Bersyafaat dengan kuasa Tuhan, berdoa bagi orang lain dan rela menjadi penopang doa bagi yang lain. Amalek harus kita tumpas habis dan tidak boleh kita remehkan, karena Amalek bisa membuat pundi-pundi berkat kita berlubang.

Membawa keadaan susah payah/ penderitaan

Arti yang lain dari Amalek adalah membawa keadaan susah payah/ penderitaan. Apakah kita bekerja/ melayani sedemikian rupa sampai hidup kita malah penuh penderitaan? Kenapa bisa menderita? karena kita terjebak untuk bekerja atau melayani bukan dengan kekuatan Tuhan dan anugrahNya. Jangan sampai kita bekerja seperti orang terkutuk . "...dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: . . .  dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu" Kej 3: 17-19

Cara mengatasi :

Amsal 10:22 Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Mazmur 127: 1-2 Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Bukan berarti bekerja asal-asalan atau seenaknya sendiri, namun kita bekerja dengan penuh kesadaran bahwa kita tidak berambisi mengejar kekayaan. Setiap kita ada besar jatah berkat tertentu yang diberikan Tuhan pada waktu tertentu sesuai dengan kapasitas iman dan karakter kita. Ubah mainset kita dulu tentang bagaimana cara kita bekerja/melayani dan apa motivasi kita dalam bekerja/ melayani. Jika kita seorang karyawan kantor, kita bekerja bukan sekedar untuk menerima gaji bulanan dari pimpinan perusahaan ataupun mengabdi pada perusahaan, namun kita juga melayani Sang Raja yang pasti memberikan upah atas ketekunan dan kesetiaan kita.

Efesus 6:5-7  Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, . . . sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia

1 komentar: