Senin, 05 Juli 2010

Belajar dari Pertobatan Raja Manasye

Dalam seri Hizkia yang lemah hati, diperhatikan Tuhan, telah dikatakan bahwa Manasye adalah seorang yang sungguh jahat, karena perbuatannya telah meniadakan apa yang telah diperbuat oleh ayahnya, Hizkia. Manasye membuat seluruh Yehuda menjadi berdosa, sehingga olehnya, Israel dan Yehuda mengalami malapetaka.

Kali ini, kita akan mempelajari cara Tuhan menghajar Manasye sehingga dia bertobat dan pentingnya hidup radikal dan militan yang sejalan dengan pertobatan kita.




II Tawarikh 33:2-10 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan TUHAN dari depan orang Israel. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dirobohkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk para Baal, membuat patung-patung Asyera dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN...Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN. Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya. Ia menaruh juga patung berhala yang telah dibuatnya dalam rumah Allah, ... Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan TUHAN dari depan orang Israel. Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya.

II Raja 21:16 Lagipula Manasye mencurahkan darah orang yang tidak bersalah sedemikian banyak, hingga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung, belum termasuk dosa-dosanya yang mengakibatkan orang Yehuda berdosa pula dengan berbuat apa yang jahat di mata TUHAN.

Setiap masing-masing dari kita memiliki dampak/ pengaruh baik positif maupun negatif bagi orang sekitar kita, contohnya di dalam keluarga, gereja, kantor, sekolah/universitas bahkan bangsa. Dosa satu orang di antara rakyat, atau bisa juga dosa seorang pemimpin lama-lama bisa menjadi dosa korporat bagi banyak orang. Ingatlah sebagaimana dosa satu orang seperti Akhan yang membuat Tuhan murka kepada semua pihak Israel. Yosua 7:1. Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.

Bersyukur, raja Manasye bertobat di masa akhir pemerintahannya, sehingga dia meninggal dalam takut akan Allah seperti ayahnya, Hizkia.

Pertobatan Manasye yang diperkenan Tuhan.


II Taw 33:11-13. Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah.

Di saat seseorang menghadapi masalah yang di luar kemampuannya, masalah yang membuat diri terdesak dan tidak ada orang lain yang sanggup menolongnya; itulah cara Tuhan untuk menegur banyak dari kita agar bertobat dari jalan yang sudah salah. Biasanya saat itulah seseorang akan ingat Tuhan dan meminta pertolonganNya. Itulah mental bangsa Israel dari zaman Hakim-Hakim dan Raja-raja tersebut . . . dan juga mental banyak dari kita sampai sekarang. Alangkah indahnya, jika kita senantiasa mengerti hati Tuhan sehingga kita tidak salah melangkah dalam hidup kita.

I Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan


Saat seseorang sungguh-sungguh menyesal akan dosanya dan bertobat, maka Tuhan pasti memberikan pengampunan dan kesempatan untuk berubah. Inilah yang dialami oleh Manasye. Secara ajaib oleh Tuhan, ia yang ditawan di Babel dibawa kembali ke Yerusalem dan dapat menjadi raja kembali, walaupun memang tidak diceritakan jelas, apakah Manasye menjadi raja dalam pengawasan kekuasaan Babel atau tidak. Kesempatan kedua yang Tuhan berikan mungkin tidak sebaik dengan keadaan yang seandainya Manasye tidak melakukan dosa di mata Tuhan, tetapi cukuplah bagi Manasye untuk melakukan perubahan-perubahan yang berarti di akhir hidupnya.

Hidup radikal dan militan itu penting

II Tawarikh 33:15-17 Ia menjauhkan allah-allah asing dan berhala dari rumah TUHAN, juga segala mezbah yang didirikannya di atas gunung rumah TUHAN dan di Yerusalem, dan membuangnya ke luar kota. Ia menegakkan kembali mezbah TUHAN, mempersembahkan korban keselamatan dan korban syukur di atasnya, menyerukan kepada Yehuda untuk beribadah kepada TUHAN, Allah Israel. Walaupun demikian, rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, tetapi hanya kepada TUHAN, Allah mereka

Ia menyerukan kepada rakyat untuk beribadah hanya kepada Tuhan saja. Namun, ia tidak menghancurkan mezbah, berhala-berhala yang ia dirikan, tidak menghancurkan bukit-bukit pengorbanan seperti perbuatan benar ayahnya, Hizkia. Bukit pengorbanan adalah tempat korban bakaran kepada Tuhan, yang disakralkan saat itu karena rumah Allah belum didirikan (I Raja raja 3:2). Ketika rumah Allah sudah berdiri, maka bukit tersebut seharusnya dihancurkan, karena kecenderungan kejahatan manusia adalah menyembah sesuatu yang disakralkan/dikeramatkan. Ingatlah contoh lain ketika bangsa Israel yang menyembah dan membakar korban bagi ular tembaga yang dibuat Musa, yang dinamai Nehustan, sehingga Hizkia harus menghancurkannya(II Raja-raja 18:4). Kelalaian Manasye seperti inilah yang menjadi celah buat dosa yang akan diperbuat oleh rakyat dan anaknya, Amon di kemudian hari.

Satu hal yang harus kita ketahui, hidup radikal ("perubahan yang nyata sampai kepada prinsip"-KBBI) dan militan ("tetap pada pendirian, berhaluan keras"-KBBI) itu penting. Jika kita benar-benar bertobat, maka kita harus menanggalkan perbuatan manusia lama kita. Kita tidak bisa hidup sebagai manusia baru, dengan ada bagian-bagian kebiasaan manusia lama dari hidup kita yang belum segera dibereskan, karena di kemudian hari itu bisa menjadi jerat dan batu sandungan bagi kita sendiri bahkan orang lain. Kita pun harus belajar menanggalkan apa pun yang membuat Tuhan menjadi nomor dua, mungkin itu adalah keluarga, pasangan, pekerjaan, hobi atau prestasi kita.

Efesus 4:22-24 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya

Manusia lama harus ditanggalkan


Ada suatu proses yaitu ketekunan dan ketetapan hati untuk tetap menjadi manusia baru, dengan setiap hari menanggalkan kebiasaan manusia lama kita. Dengan darah Yesus, kita sudah ditebus dari hukuman yang kekal dan menjadi manusia baru yang terus disempurnakan seturut gambar Pencipta kita (Kolose 3:22), namun karakter manusia lama kita harus dikikis habis dan diubahkan. Mindset, Pola pikir, cara pandang manusia lama kita akan sesuatu, itulah yang pertama-tama yang harus kita ubah.

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Mindset => Tindakan => Kebiasaan => Karakter

Dari pola pikir kita yang sesuai dengan Firman Tuhan, itu akan menghasilkan respon hati, perkataan dan tindakan yang benar. Tindakan, perkataan dan respon hati yang benar akan menghasilkan kebiasaan yang tidak bercela, dan kebiasaan tersebut akan menjadi Karakter ilahi yang kudus dalam hidup kita. 

Mari saya dan anda senantiasa memilih menjadi seperti Yesus, agar kita layak dan berkenan di hati Tuhan pada situasi di akhir zaman ini. Mari berubah . . . GBU

0 comments:

Posting Komentar