1. Pertama kali yangg harus dilakukan ketika ada tugas pelayanan, adalah doa, cari isi hati Tuhan. Ini bukan bicara melatih skill bicara di depan umum, tapi apa hati Tuhan ketika engkau melayani terutama dalam PAW atau Firman. Yang harus dibenahi ketika kita datang dalam suatu persekutuan/ komsel, adalah kau datang utk memberi dan bukan menerima. Jika konsep kita ingin menerima apa yang kau inginkan, maka kalau suatu ketika komsel/persekutuan tidak memuaskan engkau, pasti engkau kecewa dan malas untuk datang lagi.
2. Kekeluargaan itu penting dalam persekutuan/komsel. Simpati, empati, saling mendoakan itu perlu dikembangkan. Kita jangan jadi zombie-zombie rohani.
3. Miliki mental pejuang. Jangan beranggapan bahwa jika kita sudah lakukan sesuatu buat Tuhan (entah terpaksa atau dengan ketulusan) berarti kita layak dapat upah. Jangan jadi orang upahan. Ingat peristiwa Sadrakh, Mesakh, Abednego yang "sekalipun Tuhan tidak tolong kita, kita tetap tidak akan menyembah patung yang Tuanku dirikan". Kadang walaupun kita sudah lakukan yang benar/ baik (sudah pelayanan, doa dll) namun bukan berarti tidak ada masalah yang menghadang atau langsung jadi jalan tol.
4. Miliki pengenalan Tuhan yang benar dan tepat. Kalau kita dangkal dalam pengenalan akan Tuhan, maka kita juga dangkal untuk menghadapi masalah bahkan bisa berlebihan meresponinya. Ingat Tuhan bukan sinterklas,bukan jin Alladin, bukan dinsos. Tuhan tidak sembarangan menjawab doa. Engkau harus hidup benar dan bisa dipercaya Tuhan atas berkat-berkat-Nya maka Tuhan ya dan amin atas hidupmu. Jangan mengatasnamakan Tuhan atas usaha nekadmu dan pembenaran dirimu. tanggung sendiri akibatnya. Jangan salahkan Tuhan. Jangan egois.
5. Jangan sampai nilai kebenaran Kristus dikompromikan/ terkikis dengan perkembangan dunia ini. Misal dalam pencarian pasangan rohani lewat jodoh online. Walaupun dengan embel-embel sama-sama anak-anak Tuhan tapi tetap aja caranya tidak bersumber kepada Kristus dan sama skali tidak membuat orang tersebut mencari kehendak Tuhan yang tepat. Jangan cari pasangan asal KTP kristen atau embel-embel anak Tuhan. Anak Tuhan yang pelayanan saja bisa tetap tidak bener di mata Tuhan koq.
2. Kekeluargaan itu penting dalam persekutuan/komsel. Simpati, empati, saling mendoakan itu perlu dikembangkan. Kita jangan jadi zombie-zombie rohani.
3. Miliki mental pejuang. Jangan beranggapan bahwa jika kita sudah lakukan sesuatu buat Tuhan (entah terpaksa atau dengan ketulusan) berarti kita layak dapat upah. Jangan jadi orang upahan. Ingat peristiwa Sadrakh, Mesakh, Abednego yang "sekalipun Tuhan tidak tolong kita, kita tetap tidak akan menyembah patung yang Tuanku dirikan". Kadang walaupun kita sudah lakukan yang benar/ baik (sudah pelayanan, doa dll) namun bukan berarti tidak ada masalah yang menghadang atau langsung jadi jalan tol.
4. Miliki pengenalan Tuhan yang benar dan tepat. Kalau kita dangkal dalam pengenalan akan Tuhan, maka kita juga dangkal untuk menghadapi masalah bahkan bisa berlebihan meresponinya. Ingat Tuhan bukan sinterklas,bukan jin Alladin, bukan dinsos. Tuhan tidak sembarangan menjawab doa. Engkau harus hidup benar dan bisa dipercaya Tuhan atas berkat-berkat-Nya maka Tuhan ya dan amin atas hidupmu. Jangan mengatasnamakan Tuhan atas usaha nekadmu dan pembenaran dirimu. tanggung sendiri akibatnya. Jangan salahkan Tuhan. Jangan egois.
5. Jangan sampai nilai kebenaran Kristus dikompromikan/ terkikis dengan perkembangan dunia ini. Misal dalam pencarian pasangan rohani lewat jodoh online. Walaupun dengan embel-embel sama-sama anak-anak Tuhan tapi tetap aja caranya tidak bersumber kepada Kristus dan sama skali tidak membuat orang tersebut mencari kehendak Tuhan yang tepat. Jangan cari pasangan asal KTP kristen atau embel-embel anak Tuhan. Anak Tuhan yang pelayanan saja bisa tetap tidak bener di mata Tuhan koq.