Ketika kudatang pada Tuhan di pagi hari, Dia bertanya apa yang membuatku datang kepadaNya. Sejenak aku terdiam dan berpikir.
Apakah karena cinta, namun cintaku kepadaNya tidak setulus cintaNya, tidak senyata cintaNya. Aku beranggapan aku sedang mencintaiNya, namun tanpa kusadari ternyata aku mencintai pelayanan, panggilanNya, mencintai pekerjaanku bagiNya dan bukan diriNya. Aku juga bisa terpenjara dengan banyak cinta yang lain ( keluarga, hobi, marketplace, dll).
Apakah karena setia, namun aku meragukannya juga. Petrus yang belum dewasa saat itu berkata bahwa dia akan tetap setia sampai mati, namun Tuhan tahu yang sebenarnya. Jika bukan karena kasih setiaNya sampai detik ini, aku pun sudah terhilang dan tersesat. SetiaNya lebih terbukti daripada di mulutku.
Apakah karena suatu kebutuhan, karena aku membutuhkanNya. Namun aku sadar itu tidak benar juga. Aku malah bagaikan lintah yang melekat sementara untuk menghisap darah inangku, lalu melepaskan diri dari inang itu ketika aku merasa tidak membutuhkannya lagi, yaitu ketika aku merasa kenyang. Mungkin ketika berkat-berkat kuterima, aku jadi tidak membutuhkanNya lagi. Sungguh egois.
Aku cuma terdiam dan merasa begitu berat untuk menjawabnya. . Namun Tuhan sepertinya tahu apa yang kupikirkan sehingga Dia langsung menjawab .. "
Karena identitas"..
(bersambung)