Jumat, 07 Maret 2014

Problem keakuan

Anak-anak Tuhan, saya dan kita semua tanpa disadari terjebak dalam penjara-penjara keakuan, yaitu bidang-bidang kehidupan, ruang-ruang hati yang belum diserahkan atau belum dibereskan ke tangan Tuhan, sehingga menjadi masalah besar bagi kita dan sekeliling kita, bahkan itu menjadi celah buat iblis campur tangan dan memperbudak kita.


Bagaimana lepas dari problem keakuan ini, kali ini kita belajar dari dua contoh tokoh Alkitab yang bermasalah dalam problem tersebut, yaitu:

1. Salomo( 1 Raja 11:1-40)."Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,... isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain... Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.."
Karena kasihNya, Tuhan menegur Salomo dengan keras atas jalannya yang belok dan mengizinkan masalah-masalah kerajaan berdatangan, namun ternyata Salomo tidak membereskan akar persoalan itu timbul (yaitu kompromi dengan dosa dan cinta akan perempuan perempuan asing), malahan ia berniat menyelesaikan persoalan dengan kekuatan dan caranya sendiri. Ia berniat membunuh "Yerobeam-Yerobeam" (ay 40) yang memang sengaja Tuhan bangkitkan untuk menyadarkannya.

Banyak anak muda yang belum dewasa merespon seperti Salomo. Kita seharusnya merenungkan dan membereskan apa yang menjadi akar persoalan yang sedang kita hadapi saat ini. Jangan terus mempersalahkan iblis. Iblis hanya masuk ketika kita mengizinkan dia masuk melalui celah-celah kehidupan kita. Menyelesaikan persoalan yang bukan akarnya, dengan hikmat dan kekuatan sendiri adalah tindakan bodoh.

Supaya lepas dari penjara keakuan, kita harus belajar mengakui kebenaran tentang keadaan kita saat ini. Ingatlah Ayub dilepaskan dari ujiannya, setelah ia menyadari dan mengakui kesalahannya.

Motif-motif yang salah, pemberontakan, rasa kasihan kepada diri sendiri, tidak bersyukur, tidak mau mengampuni, suka mengeraskan hati, membaca bacaan dan mendengarkan musik yang tidak baik, berada di tempat yang tidak baik,  dan bersama dengan orang-orang yang tidak baik..  semua contoh hal itu merupakan alasan yang sebenarnya atas masuknya iblis. Kita perlu lebih banyak bertobat dan rela dimurnikan.

2. Petrus (Markus 14:27-31). Kita membaca beberapa ayat tersebut untuk menyaksikan seorang Petrus yang belum dewasa yang sangat didominasi oleh perasaan hati dan suasana sekitarnya. Petrus adalah salah satu ciri dari anak Tuhan yang bermasalah dengan gambar diri, tidak stabil dan emosional.

Tuhan jelas menyadarkan Petrus atas apa yang terjadi ke depan (penyangkalan Petrus), namun Petrus dengan "lebih bersungguh-sungguh" lagi mengatakan bahwa dia tidak akan menyangkal Tuhan, sekalipun nyawa taruhannya. Namun semua dari kita tahu bagaimana kelanjutannya, dia tertidur di saat Tuhan begitu ingin mereka berjaga-jaga dan berlanjut dengan kisah Petrus menyangkal Tuhan tepat seperti yang Tuhan katakan.

Ketidakstabilan dan kelancangan Petrus bersumber dari permasalahan hatinya. Siapakah dari kita yang mengenal keadaan hati kita yang begitu licik (Yeremia 17:9) , serta menjamin hidup kita setia senantiasa di hadapanNya(1 Pet 1:24). 

Sering kita menolak Firman yang mungkin tidak sesuai atau tidak cocok dengan kita. Mungkin bisa saja Firman datang seperti kesederhanaan air susu yang murni yang malah kita remehkan.  Memilah-milah Firman itu yang sesuai dengan kita saja itu malah merendahkan Tuhan.

Banyaknya pengetahuan akan Firman tidak berarti kita dewasa. Banyaknya pengetahuan bisa membuat kita sombong dan meremehkan Firman yang datang dengan kesederhanaan dan angin sepoi-sepoi (seperti kisah Elia). Kita yang begitu menyukai dengan pewahyuan baru, namun kita bisa tidak menyadari bahwa kebenaran Firman yang mendasar dalam diri kita masih keropos; itu percuma saja. Namun pengetahuan akan Firman memang penting supaya kita tidak mudah disesatkan.

Yakobus 1: 21 " Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu ". Terimalah Firman entah itu sederhana sekalipun, karena tetap ada kuasa ilahi yang membersihkan dan menyelamatkan jiwa kita.

Kesimpulan yang perlu kita renungkan bagaimana agar kita lepas dari problem keakuan:
  1. Bertobat dan Sadari dengan kerendahan hati bahwa kita memang bermasalah di area tersebut.
  2. Renungkan, Selidiki dan Bereskan apa yang menjadi akar sumber persoalannya. Saat ini adalah hasil  produk dari sumber permasalahan tempo lalu yang belum diselesaikan.
  3. Dengan kelemahlembutan, terima teguran Firman, mau mendapatkan arahan dari bapa/ ibu rohani kita, mau belajar memperbaikinya.
Amin. Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.

0 comments:

Posting Komentar