Di dalam keheningan dan kesendirian, ia diuji untuk tetap hidup setia dan benar di hadapanNya. Sebelum Tuhan memakainya sebagai tokoh utama dan penting di gunung Karmel ( I Raja 18:20-46), ia harus terlebih dahulu menaati perintah Tuhan yaitu hanya untuk bersembunyi.
Tuhan tidak pernah memakai seseorang dengan tiba-tiba, tanpa terlebih dahulu mempersiapkannya. Tuhan harus mempersiapkannya sampai tingkatan matang, sampai rohnya sesuai dengan ukuran jubah urapannya. Dialah yang bernama Elia, seorang nabi yang dipersiapkan sebelum ia tampil dengan gagah di gunung Karmel.
Kerit= "diasingkan, dipisahkan, tempat pengasahan"
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.- I Raja 17: 2-5.
Pergi.. dan bersembunyi. Di sungai itulah, pertama kalinya Tuhan membentuk kualitas dan kapasitas rohnya dengan cermat. Tuhan hanya menyuruh dia bersembunyi dan menyendiri. Di sanalah, Elia harus menghabiskan waktu dengan Tuhan dalam pengasingan, hanya sekedar agar Elia makin tajam dan kuat dalam roh dan panggilannya. Kesunyian sering Tuhan pakai untuk mempersiapkan kita. Hati dan hidup kita diasah. Pengasahan ini berguna untuk mempertajam roh dan panggilan hidup kita. Pengasahan adalah membuang smua hal yang menyebabkan terjadinya penumpulan. Melalui kesakitan pada waktu-waktu inilah, kita akan dipersiapkan menuju ke puncak "gunung Karmel". Kerit akan memperlengkapi kita supaya dapat berdiri bagi bangsa kita, berdiri di hadapan bangsa-bangsa, konfrontasi dengan kuasa kegelapan. Kerit mempersiapkan kita untuk muncul dengan otoritas Tuhan yang MahaKuasa dan menghadapi roh-roh jahat dalam dunia.
Sarfat= "peleburan, pemurnian dan ujian"
Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan. ( I Raja 17:7-9)
Pergi ... dan diam... untuk rela dilebur, dimurnikan dari kekerasan hati, karakter yang Tuhan tidak sukai, kesombongan dan keminderan di dalam hati kita. Smua kotoran itu harus timbul menggenang dalam keadaan siap diambil di atas hati kita yang sebelumnya sudah dicairkan. Di Sarfat, ia mendapatkan suatu pengenalan dan penjumpaan yang luar biasa dengan Tuhan yang berkuasa atas kematian, Tuhan yang mengadakan mujizat sampai hari ini.
Tidak enaknya masa hening.
Disuruh diam dan tidak melakukan apa-apa mungkin tidak menjadi persoalan buat kita, namun bagaimana itu juga masa kita diabaikan, tidak dianggap, pembuangan bahkan mendapatkan celaan dan fitnah?
"Dalam masalah yang harus kamu hadapi, kamu akan makin bertumbuh terasah menjadi dewasa!" . Kita tidak boleh menyerah dalam proses pembentukan yang akan mengubahkan karakter hati kita. Kita harus bertahan dari sakitnya diproses. Kita harus memiliki mental penuntas dan penyelesai. Kita tidak boleh gugur/ mundur ketika ujian diadakan. Kita tidak boleh "mogok" pelayanan, "ngambek" atau bersikap "tidak tuhan-tuhanan lagi". Jangan tinggalkan kelas ujian kita. Tuhan tidak memakai orang "mentah" tapi orang yang "matang". Dulu ketika sedikitnya saya mengetahui kalau anak-anak rohani atau teman-teman saya akan mengalami masalah-masalah yang tidak mengenakkan dalam hidup mereka, saya berdoa supaya Tuhan luputkan masalah itu; Namun sekarang saya sadar bahwa itu adalah doa yang kurang benar dan tidak lengkap dengan tujuan Allah. Setiap kita harus mau tidak mau harus melewati sungai kerit dan kota sarfat hidup kita. Ketika kita "skip" dari tempat-tempat tersebut, maka pertumbuhan rohani kita tidak sempurna dan tidak kuat. Sekarang saya berdoa supaya tujuan Allah tercapai dalam permasalahan yang harus mreka hadapi. Saya juga berdoa supaya mreka mencapai tingkat pengetahuan dan tingkat iman yang dibenarkan. Hanya karna kebesaran iman dan kedalaman pengetahuan akan Firman Tuhanlah, maka Tuhan tidak bisa membiarkan kita berlama-lama di jalan-jalan ini dan segera meluluskan kita.
Iman kita telah menyelamatkan kita karna sampai saat ini Tuhan tetap terheran-heran dengan iman kita ( Matius 15:28.. " besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.") . Pengetahuan kita akan Firman Tuhan membuat kita mampu sepakat dengan jiwa, bertahan dan menguasai diri, sehingga kita terlatih untuk tekun dan tidak memberontak ( 2 Petrus 1:5-6)
Akhir kata, mari pacu kita untuk bersama-sama melewati kerit dan sarfat dalam keheningan. Miliki ketetapan hati/ komitmen yang mengikatkan diri walaupun di dalam kesendirian. Keep on fire !
puji Tuhan
BalasHapus