Sabtu, 30 April 2011

Tiga Zona ujian untuk tetap hidup dalam panggilan

Ketika saya bertobat, menerima dan mengalami Yesus sebagai Tuhan, Raja, Penguasa hidup dan Juruselamat saya sekitar tahun 1997-1998, tak lama kemudian saya menemukan gairah yang begitu besar, cinta mula-mula untuk menemukan apa yang Tuhan mau dari saya, yaitu panggilan hidup yang lebih mulia dari apapun. Yeah.. saya akhirnya menemukan, walaupun terus terang apa yang saya dapatkan sperti potongan puzzle demi puzzle dalam setiap perjalanan hidup saya sampai sekarang, namun lama kelamaan potongan demi potongan yang dikumpulkan tersebut membentuk "gambar panggilan hidup" yang jauh lebih jelas dibandingkan ketika saya mendengarkan suara panggilan Tuhan untuk yang pertama kalinya saat masih SMA. Hal yang luar biasanya, iblis tidak pernah tinggal diam. Baginya, hal itu merupakan suatu ancaman awal ketika ada anak Tuhan yang memutuskan untuk mengikut Tuhan dan mau hidup dalam panggilanNya.

Ada 3 zona ujian hidup yang akan selalu kita alami dan yang saya pelajari, iblis akan berusaha membuat kita terjatuh dan mundur dari panggilan ilahi :


1. Zona ujian komitmen dan penyerahan hidup total kepada Tuhan setiap hari

>< dikucilkan dan dibedakan oleh dunia dan dari dunia skitar kita

Saya share bagaimana masa remaja SMA saya di tahun 1998-2001. Menjalani masa remaja SMA, tentu identik dengan pergaulan, have fun ke mana-mana, penjajakan dan bergonta ganti pacaran. Dulu ada teman saya berpendapat bahwa masa SMA itu masa yang tidak bisa diulangi, karna nantinya masa kuliah dan kerja itu tidak se-seru masa SMA . Namun, sebelum memasuki kelas 1 SMA, saya mencintai Tuhan Yesus dan mau menjadi anak Tuhan yang berbeda dari lingkungan pergaulan saya saat itu. Selama 3 tahun masa SMA, saya berusaha menetapkan untuk menyerahkan hidup saya pada Tuhan, berusaha hidup saleh/ suci. Tidak mau memberikan contekan maupun menyontek, tidak mau pacaran, tidak berbuat aneh-aneh pada lawan jenis, tidak turut melakukan apa yang saya pikir merugikan diri saya dan menyakiti orang lain, beberapa kali saya sempat menceritakan pribadi Yesus kepada beberapa teman saya. Pernah suatu ketika teman-teman satu kelas sepakat untuk membolos sekolah, saya hanya satu-satunya murid yang masuk pada hari itu.  Salah satu yang membuat mental saya jatuh, yaitu pernah suatu ketika ada seventeen party teman sekelas saya, hanya saya satu-satunya yang tidak diundang :). Lama-lama menjalani hal tersebut membuat saya tertekan secara mental emosi, karena kebanyakan dari mereka malah mengucilkan saya dalam komunitasnya. Saya dicap sebagai anak alim,  dicibir bahkan pernah diancam fisik beberapa kali.. Hal-hal itu lama-lama membuat kecewa dan luka emosional dalam hidup saya. Merasa ditolak, dikucilkan dan merasa dibedakan. Ada beberapa kali, saya sempat menurunkan standar hidup kudus dan kompromi dengan dosa karna saya tidak mau mengalami penolakan dari teman-teman SMA saya. Jelas, akhirnya saya bertobat juga atas kebodohan saya tersebut itu. Tentu dalam masa kuliah dan masa kerja, saya juga mengalami godaan dan tantangan yang tidak jauh berbeda dan serupa dengan masa SMA saya.

Ketika kita berkomitmen dan mau menaati Firman Tuhan, iblis tidak akan tinggal diam. Iblis akan buat beberapa skenario yang membuat kita gagal mempertahankan komitmen kita dan meralatnya. Ketika kita mau hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan, iblis akan mencoba menantang kita melalui keluarga kita dan teman-teman komunitas kita. Keluarga dan komunitas kita tidak menyukai jika kita hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Dunia dan sekitar kita akan menggoda supaya kita berpikir dua kali dan meragukan apakah kita sanggup menjalaninya. Kita juga akan dianggap sebagai orang aneh dan dibenci oleh dunia. Bagaimana keteguhan hati kita?

Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Yohanes 15:18-19

Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Yohanes 16:1-3

Banyak orang yang baik hati di dunia ini, namun sedikit orang yang setia dan bertekun, sedikit orang yang benar di hadapan Tuhan ( Amsal 20:6). Tuhan menginginkan kita tetap setia dan bertekun, tidak kecewa dan malah menolak Dia karna kejadian-kejadian tersebut. Saudara, kita harus selalu menang dalam zona ini. Kita sedang menantikan kemuliaan yang lebih indah dari apapun, lebih dari mempunyai harta melimpah dan pasangan yang ideal.

Tuhan pernah berkata, “Ada harga yang harus dibayar untuk visi dan urapan dalam hidupmu!”. Selalu ada harga yang mahal untuk hidup dalam pengurapan dan kekudusan. Selalu ada harga yang mahal untuk kebangunan rohani dalam hidup kita. Para Generasi pendahulu kita telah mengalaminya.

2. Zona ujian dipakai Tuhan dalam anugrahNya

>< rawan jatuh dalam kesombongan

Siapa yang tidak mau dipakai Tuhan sebagai alatNya? Tentu setiap dari kita mau dipakaiNya secara heran dan ajaib. Itu juga doa saya sampai hari ini, saya mau membawa orang-orang kepada Kristus melalui teladan hidup dan perkataan kesaksian saya. Saya percaya saya sedang dipersiapkan dan juga dipakaiNya dalam bebrapa hal tertentu. Namun, kita harus berhati-hati dengan roh yang satu ini, roh kesombongan. Kita dipakaiNya bukan karena siapa kita, tapi karena kehendakNya dan anugrahNya.

Tahun 2000-2003, saya pernah bermegah dengan karunia-karunia Tuhan. Saat itu saya mendapatkan janji Tuhan ketika saya berdoa puasa dan tak lama kemudian beberapa karunia memang Dia berikan. Urapan, kuasa, hikmat dan ketepatan yang dari Tuhan dinyatakan beberapa kali dalam hidup saya. Sebenarnya saat itu saya seperti Musa yang “hijau” yang merasa bahwa Tuhan sedang memakainya untuk membebaskan bangsanya dari perbudakan. Tuhan tidak segera memakai anakNya. AnakNya harus dilatih dan diproses dulu dalam masa kurun waktu tertentu supaya genap waktu Allah. Dengan jelas, Tuhan berkata bahwa saya sombong. Hal itu kemudian diteguhkan oleh gembala rohani saya yang merasakan ada roh yang salah dalam diri saya, yaitu adanya sifat kesombongan rohani. Setelah itu, saya tau persis jubah pelayanan saya lepas dari hidup saya. Pelayanan saya menjadi tidak tajam dan tidak bergairah. Saya bersyukur karena anugrahNya tetap mempertahankan saya sampai hari ini.

Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya teguh berdiri, berhati-hatilah jangan sampai ia jatuh ( I Korintus 10:12). Jika para malaikat yang senantiasa dekat bersama Allah saja bisa menjadi sombong, sehingga Allah membuang mereka; Maka kita pun harus berhati-hati dengan roh yang satu ini.

3. Zona ujian peremukan dan pembentukan karakter

>< rawan putus asa. menolak dan lari dari panggilan


Karena kesombongan saya tersebut, Tuhan memaksa saya masuk dalam masa pembuangan di tahun 2004-2010. Saya mengalami bertubi-tubi masalah baik dalam hal keluarga, keuangan, kuliah bahkan pelayanan di gereja. Karena kecurian handphone saat di angkutan umum, saya kehilangan kontak dengan teman-teman kuliah dan rekan-rekan pelayanan rohani di kampus selama beberapa tahun. Sedangkan saat itu keuangan keluarga sedang bermasalah, dan saya telah menyebarkan brosur-brosur kursus les dengan menyertakan kontak nomor handphone saya. Keluarga nenek dari ayah saya tidak mau membantu keluarga kami dan malah mencaci maki saya dan ibu saya. Tidak hanya itu, telepon rumah kami pun diputus karena kami tidak bisa membayar tagihan hamper 6 bulan. Ibu saya pun ditipu dalam pekerjaannya, sehingga uangnya dibawa lari seseorang. Saya pun harus cuti beberapa semester kuliah saya karena saya tidak mampu membayar dan berniat mencari kerja. Kemudian ada bagian rumah yang tiba-tiba bocor dan beberapa perabot yang harus dijual temasuk televisi, supaya kami dapat bertahan hidup. Ibu saya sedih dan saya benar-benar menangis saat itu tidak tahu harus bagaimana melangkah ke depan. Sebagai anak tunggal, saya harus berdiri buat keluarga tetapi saya bingung bagaimana caranya, karena semua jalan seakan ditutup. Hehe… jika menonton serial reality show “penghuni terakhir” dan “big brothers”, saya tidak heran bagaimana para peserta menjadi frustasi, stress, suka menangis dan marah-marah. Para peserta seperti terisolasi, tidak ada televisi, telepon atau hiburan lainnya, tidak ada hal lain yang bisa mereka lakukan selain aktivitas di dalam rumah itu saja. Saya mengalami keadaan itu seperti itu lebih dari 6 bulan. Masa itu, jujur, pikiran saya penuh dengan kecurigaan dengan Tuhan, frustasi, marah dan kecewa dengan Tuhan. Cita-cita saya untuk kuliah S2 di luar negeri benar-benar hancur. Masa itu juga, situasi di gereja diizinkan Tuhan seakan tidak mensupport saya, sebaliknya menuntut saya untuk begini dan begitu. Banyak anak saya tiba-tiba bermasalah dan memutuskan keluar dari penggembalaan. Tiba-tiba saya di-off-kan sementara dari posisi jabatan pelayanan saya dan hanya menjadi pembantu yang mengatur OHP hanya selama ibadah berlangsung :). Saya benar-benar merasa direndahkan dan merasa tidak dianggap semua jerih pelayanan saya selama itu . Saya menganggap Tuhan tidak adil. Saya ragukan janjiNya… dan buruknya saya memutuskan untuk keluar dari panggilan hidup saya dan tidak mau beribadah lagi. Seperti Esau yang lari dari keluarganya, saya pun keluar dari komunitas rohani dengan membawa kepedihan, kepahitan dan ketidakkudusan dalam pasangan. Saya memutuskan untuk hanya bekerja dan bersenang-senang dalam hidup saya. Bersyukur awal tahun 2006, AnugrahNya menyadarkan saya kembali. Saya dibuatNya tidak damai dengan hari-hari saya. Saya seperti kehilangan sesuatu yang sangat berarti. Ada sesuatu yang hampa dalam hati saya, walaupun saat itu uang dan pacar sudah saya miliki. Yah.. beberapa kali saya mimpi dan saya tahu roh saya menjerit menangis kepada Tuhan. Pernah punggung saya begitu sakit dan tidak boleh bergerak serta berdiri, sehingga saya hanya banyak berbaring di tempat tidur. Bersyukur, suatu malam dalam suatu mimpi yang jelas sekali, saya melihat ada Seorang duduk dan menjamah kepala saya. Besok paginya, tiba-tiba saya sembuh tanpa sakit, tanpa obat dokter :). Ya tak lama kemudian saya benar-benar mengaku dosa dan bertobat. Saya akhirnya menemukan kembali panggilan hidup saya. Saya begitu bergairah dan saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang tidak kudus dengan seorang wanita. Karena suatu rhema, saya berpikir saat itu bahwa lebih baik saya hidup selibat untuk mencegah kejatuhan saya di area ketidakkudusan hubungan serta supaya saya bisa berfokus maksimal dalam panggilan Tuhan, Hehe.. bersyukur Tuhan tidak menyatakan hal tentang selibat tersebut. Ketika saya diizinkan Tuhan untuk melanjutkan kuliah yang hanya 1 semester saja, ternyata Tuhan mempertemukan saya dengan komunitas gereja yang baru (sebenarnya berasal dari rekan-rekan pelayanan kampus dulu). Akhirnya Juni tahun 2006 itulah saya mau berkomitmen di gereja tersebut. Namun, saya belum benar-benar pulih dalam panggilan hidup saya. Masih ada kepahitan, curiga, amarah dan penolakan dalam hal-hal tertentu .. dan itu dibutuhkan 5 tahun yaitu sampai tahun ini untuk dipulihkan dan berdamai dengan semuanya termasuk panggilan hidup saya.

Mungkin kita pernah lari dari panggilan hidup kita, mungkin kita tidak mau menerima konsekuensi/harga dari panggilan tersebut. Saya sadar, bahwa kita hidup di dunia ini untuk menggenapi panggilan hidup itu dan itu sesuai dengan kuk yang kita tanggung. Hentikan kecurigaan kita pada Tuhan jika kita mengalami masalah bertubi-tubi dan begitu sukar kita lalui. Jangan bertikah laku seperti istri Ayub, tetapi biarlah kita menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidup kita layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kita memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kita untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. AMIN ( Kolose 1: 9-12)

0 comments:

Posting Komentar