Kamis, 29 Desember 2011

Di atas Mezbah Tuhan

Tak terasa sudah kembali lagi ke penghujung akhir tahun 2011. Kita sudah merayakan Natal mungkin seperti di tahun-tahun sebelumnya di gereja ataupun bersama keluarga. Namun, sejenak kita merenungkan bagaimana pertumbuhan iman dan pengenalan kita akan Tuhan selama setahun ini. Apakah masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya atau ada peningkatan namun sedikit? belum ada peningkatan yang cukup banyak? Memberikan perhatian  yang lebih serius untuk pertumbuhan rohani kita adalah maunya Tuhan.

Bulan Desember adalah awal bulan bagi saya untuk mencari kehendak Tuhan yang lebih lagi. Banyak hal yang telah saya alami di tahun ini , sukacita, duka tangis dan tidak jarang mengalami shock terapi :). Kadang sering lebih mudah bagi saya untuk mempercayai apa yang telah jelas di depan mata, daripada mempercayai Firman Tuhan yang belum tahu jelas kapan terjadinya. Lebih mudah menuruti keinginan emosi daripada mempercayai FirmanNya. Lebih mudah berjalan dengan hikmat dan kemampuan sendiri daripada mengandalkan Tuhan. Lebih ingin mendapatkan pengakuan manusia daripada hidup benar di mata Tuhan. hmm. ciri-ciri seorang Musa yang lama masih ada dalam diri saya....


Berulang kali merasakan kesendirian, merasakan ketakutan, merasakan luapan emosi yang besar .. jelas jelas seperti kotoran-kotoran "manusia lama" yang sedang mengapung di atas permukaan manusia rohani. Kotoran yang sebelumnya mengendap begitu lama akhirnya keluar mengapung ke atas, karena Tuhan yang mau, supaya saya sadar siapa diri saya sebenarnya. Jika Tuhan tidak segera bertindak dan mempertahankan saya, berarti saya sudah terbuang di hadapan Tuhan, "dicoret" dari kasih karuniaNya.

Ketika membaca kembali beberapa posting di awal tahun,  saya teringat bahwa sebelumnya di awal tahun ini, Tuhan sudah taruh pesan khusus di hati saya bahwa tahun yang akan saya jalani ini adalah tahun yang ternyata persis seperti yang saya sudah alami saat ini. Hehehe.. dan saya sudah lupa pesan tersebut dalam bulan bulan sesudahnya.. Namun dari sini, saya sadar bahwa kita punya Tuhan yang berdaulat, Tuhan yang sudah tahu apa yang akan kita alami kelak. Dia menyatakan kepada kita anakNya apa yang patut kita ketahui saja, supaya kita berjaga-jaga, tetap kuat dalam masa itu serta tetap bergantung padaNya setiap hari. Ya.. banyak misteri di dalam pikiran Tuhan yang tidak bisa kita selami.

Dalam perenungan, lagu ini merhema di hati saya:
Tidak dengan tangan yang hampa, kudatang ke hadiratMu. Menyatakan rasa syukurku atas sgala berkatMu.
Tidak dengan tangan yang hampa, kusujud menyembahMu. Persembahkan sluruh hidupku di atas MezbahMu.
>> Segalanya yang kumiliki Semuanya daripadaMu. Kan kubawa persembahanku yang terbaik hanya bagiMu

Saya belum bisa memberikan persembahan yang sempurna di hadapan Tuhan. Yang bisa saya berikan adalah sebuah kesadaran penuh dan pengakuan dari segenap hati dan pikiran saya bahwa semuanya karena Tuhan, semuanya dari kedaulatan Tuhan. Apa yang kita punyai benar-benar bukan berasal dari diri kita. Semuanya berasal dari Dia. Yang bisa saya berikan di atas mezbahNya adalah korban persembahan yang hidup .... namun cacat. Namun, Tuhan berkata bahwa Bapa sudah menerima korban yang tidak bercacat jauh sebelumnya di atas mezbahNya, yaitu Tuhan Yesus sendiri. Mendengarkan apa yang Dia katakan, membuat saya semakin menyadari betapa besar kasihNya bagi setiap kita. Jika saya merasa bahwa saya mampu memberikan korban yang sempurna, maka bagiNya itu tidak sempurna dan tidak berkenan sama sekali.  Namun bukan berarti, saya tidak lagi mengusahakan yang terbaik bagi Tuhan. Ya semuanya dinilai oleh Tuhan dari motivasi hati setiap kita.

I Samuel 15:22 "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan". Mendengarkan dan memperhatikan adalah suatu tindakan aktif setiap hari dan setiap waktu yang menunjukkan betapa seriusnya kita untuk mau sejalan dengan hatiNya, bukan sekedar memberikan sesuatu yang sudah menjadi rutinitas setiap tahun.

Selamat Natal, teman-teman! Tuhan Yesus menyertai kita senantiasa sampai kesudahannya sudah genap! Amin.

0 comments:

Posting Komentar