Tertundanya suatu janji Allah, tidak mendapatkan sesuatu yang kita rindukan dari Tuhan, hasil yang di luar harapan kita, dikecewakan beberapa kali oleh orang yang kita kasihi, mengalami masalah yang tidak kita harapkan ataupun kalah berulang-ulang dalam dosa yang sama, akan membuat jiwa kita mengalami kekecewaan, patah semangat, sikap pasif, putus asa; Atau dengan kata lain mengalami keadaan hati yang tawar.
Ada satu kisah Perjanjian Lama yang menunjukkan akibat keputusasaan dan bagaimana hal itu dapat melumpuhkan orang benar yang mempunyai visi dari Allah. Selesai masa pembuangan 70 tahun di Babel, Israel tidak sabar menantikan janji Allah digenapi, “Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini (tanah kelahiran mereka) ” (Yeremia 29:10). Tuhan memakai tiga raja Persia, bangsa yang tidak mengenal Allah (Koresy, Darius, dan Artahsasta) untuk terlibat dalam penggenapan janji Allah tersebut. Misalnya saja Raja Koresh menanggapi dengan menggalang persembahan nasional bagi perjalanan bangsa Israel, mengembalikan harta rampasan Babel dari Israel dan mengeluarkan keputusan raja yang mengizinkan orang Yahudi pulang ke tanah mereka.
Sebelumnya kita harus mengerti sejarah tentang peristiwa pembuangan bangsa Israel ke Babel yang terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; Pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa diangkut, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin.
Demikian pula, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, kembalinya bangsa Israel kembali ke tanah mereka, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 SM kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.
Fokus Zerubabel dan Ezra adalah pembangunan kembali Bait Suci; sedangkan Fokus Nehemia adalah pembangunan kembali Tembok Yerusalem. Namun baik Zerubabel, Ezra dan Nehemia selalu mengalami halangan, hasutan dan perlawanan dari luar bahkan dosa ketidakkudusan yang membuat tidak bisa menyelesaikan pekerjaan mereka.
Ezra 4:4-7;23-24 Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka. Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, pada permulaan pemerintahannya, mereka menulis surat tuduhan terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan di Yerusalem. Dan pada zaman Artahsasta ditulislah surat oleh Bislam, Mitredat dan Tabeel serta rekan-rekannya yang lain kepada Artahsasta, raja negeri Persia. …Maka setelah salinan surat raja Artahsasta dibacakan kepada Rehum, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka, berangkatlah mereka dengan segera ke Yerusalem mendapatkan orang-orang Yahudi, dan dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan pekerjaan itu. Pada waktu itu terhentilah pekerjaan membangun rumah Allah yang di Yerusalem, dan tetap terhenti sampai tahun yang kedua zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia. (Zerubabel)
Ezra 9:1-2 Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori. Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu." (Ezra)
Nehemia 4:1-3 Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?" Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka." (Nehemia)
Yang mengherankan di zaman Zerubabel, meskipun mereka sudah melihat penyertaan dan pemeliharaan Allah yang luar biasa, hasutan yang mematahkan semangat seperti itu bisa mengganggu kemajuan umat Allah. Pembangunan Bait Suci terhambat sampai hampir 20 tahun. Bersyukur, hal itu bisa diselesaikan semua berikut Tembok Yerusalem pada zaman Nehemia.
Mendapatkan masalah yang tidak kita harapkan, hasil yang tidak sesuai yang kita harapkan, kegagalan berulang-ulang, kekecewaan atau merasa janji Allah tertunda, membuat kita terbelenggu oleh roh tawar hati dan putus asa. Patah semangat ini adalah musuh dalam selimut yang melakukan serangan bawah tanah dan sanggup melumpuhkan kemajuan kita.
Kita yang mempunyai visi benar dan janji yang dari Allah memang harus bersiap menghadapi dengan apa yang namanya halangan, penundaan atau kekecewaan yang menjadikan kita patah semangat. Namun, bukan berarti kita menerima roh tersebut, kita harus melawannya dengan kuasa perkataan Firman Tuhan dan iman. Berdoalah secara agresif berjaga dan menyerang musuh kita. Kawal dan wujudkan di bumi ini apa yang sudah ada sebenarnya di alam roh. “Bait Suci dan Tembok Yerusalem” kita sudah terbangun di alam roh, memang kita tidak bisa melihatnya dengan mata jasmani kita, tapi itu bukan berarti tidak ada; seperti sekalipun mata jasmani kita tidak bisa melihat angin, tapi bukan berarti bahwa angin tidak ada. Kita hanya perlu melihatnya dengan sudut pandang berbeda, yaitu mata rohani kita.
Ada janji Allah untuk pemulihan keluarga, namun belum digenapi setelah bertahun-tahun berdoa? Ada janji Allah untuk anda bila anda menang di bagian tertentu dari hidup anda, namun kenyataannya anda sering kalah di bagian tersebut, anda merasa janjiNya tertunda karena anda? Ada janji kebangunan rohani dari Allah buat gereja Anda, namun kenyataan malah sebaliknya yang terjadi? Segala yang diperintahkan Allah kepada kita, pada satu titik menuntut kita untuk melawan apa yang tampaknya mustahil dan dengan berani tetap mempercayai apa yang telah dikatakanNya serta tetap melakukan apa yang menjadi bagian dari ketaatan kita.
Ezra 5:1-2. Tetapi nabi Hagai dan Zakharia bin Ido, kedua nabi itu, bernubuat terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan di Yerusalem dalam nama Allah Israel, yang menyertai mereka. Pada waktu itu mulailah Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak membangun rumah Allah yang ada di Yerusalem. Mereka didampingi dan dibantu oleh nabi-nabi Allah.
Seperti Zerubabel dan Yesua, kita harus disadarkan kembali bahwa pemulihan adalah inisiatif dan kemauan Allah. Itu bukan semata-mata keinginan manusia, tapi desakan dari Allah yang mengasihi manusia. Kita harus percaya satu hal bahwa jika Allah sudah berkehendak, siapapun tidak bisa menghalanginya, asal kita para pemainnya taat dan percaya pada DIA. Jika IA sudah membuka pintu, tidak ada satu pun yang dapat menutupnya. Demikian sebaliknya. Alam maut pun tidak berkuasa atas kita.
Wahyu 3:7 Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Nehemia 4:17-18 “ ..Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang pada pinggangnya ..”
ada yang tau banyak ttg zerubabel gak?
BalasHapuslagi penasaran ttg kisah hidupnya, yg dilakukannya, knp dia mjd cincinnya Allah?
apa penting or lebihnya dia sampai Tuhan memandang dia?
sip mantab
BalasHapusluar biasa
BalasHapusSosok Roh yg membuat patah semangat ada ya?
BalasHapusSosok Roh yg membuat patah semangat ada ya?
BalasHapusSosok roh yang membuat patah semangat itu ada ya?
BalasHapus