Ada dua raja yang begitu menarik perhatian saya, yaitu Raja Yoas (2 Taw 24:1-27) dan Raja Uzia (2 Taw 26:1-23). Mereka hanya melakukan apa yang benar di mata Tuhan selama hidup seseorang yang mengajar mereka tentang Firman Tuhan.
II Taw 24:2 Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN selama hidup imam Yoyada.
II Taw 26:5 Ia(Uzia) mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah.
Raja Yoas dan imam Yoyada
Selama imam Yoyada hidup, Raja Yoas menjadi seseorang taat akan Hukum Musa dan menghormati rumah Tuhan, bahkan ia ingin untuk membaharui dan mengokokohkan rumah Tuhan. Namun ketika Yoyada menjadi tua, lanjut umur dan akhirnya meninggal, sikap hati Raja Yoas berubah total ( II Taw 24:15-18). Ia gila hormat, menyembah berhala, bahkan tidak balas budi dengan membunuh Zakharia, anak imam Yoyada( ayat 20-22), karena dengan desakan Roh Allah, Zakharia menegur kesalahan Raja Yoas di depan umum.
II Taw 24:17-19 Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya
II Taw 24:22 Raja Yoas tidak mengingat kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!"
Raja Uzia dan Zakharia
Demikian pula dengan Raja Uzia. Ia mencari Allah hanya selama hidup Zakharia. Ia takut akan Tuhan, sehingga Tuhan membuat segala usahanya berhasil. Ia menjadi raja yang sukses bergerak di bidang strategi, kemiliteran dan pertanian; dan semuanya membuat dia termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh. Namun Firman Tuhan mencatat bahwa ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat (II Taw 26: 15). Dalam bahasa Ibraninya, artinya bukan ditolong (help) tetapi dikelilingi, dijagai oleh Tuhan (surrounded, covered)
II Taw 26:16. Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Kemungkinan kuat yang terjadi saat itu adalah Zakharia sudah tidak mendampingi raja Uzia, bisa karena Zakharia sudah meninggal atau berpisah dengan raja Uzia.
Semua dari mereka meninggal tanpa membawa kemuliaan. Yoas dibunuh oleh pegawai-pegawainya karena pembalasan dendam atas anak imam Yoyada (II Taw 24: 23-25), sedangkan Uzia dikucilkan karena kusta sampai hari meninggalnya (II Taw 26:21). Uzia berdosa sehingga terkena kusta (saat itu, kusta menandakan dosa), karena dia lancang membakar ukupan yang seharusnya bukan bagiannya.
Siapakah imam Yoyada dan Zakharia?
Yoyada memang adalah seorang imam kepala rumah Tuhan di masa pemerintahan Raja Yoas; namun Zakharia bukanlah imam maupun penjabat kerajaan, kemungkinan dia hanya seorang guru atau teman baik Raja Uzia saja.
Siapakah “Yoyada” dan “Zakharia” kita?
Adalah mereka yang mengajar dan mengarahkan hidup kita kepada Tuhan, adalah mereka yang berdoa dan membuat tudung ilahi atas kita. Mungkin mereka adalah para pemimpin kita, kakak rohani, bapak atau ibu rohani kita, bahkan bisa teman, sahabat, rekan komunitas rohani yang slalu mengingatkan dan menguatkan kita untuk tetap di jalan Tuhan. Merekalah yang memagari (surrounded, covered) kita dengan doa dan perhatian mereka atas kita. Oleh karena itu, janganlah setiap kita melupakan siapa diri kita sebelumnya, sehingga menjadi sombong dan tidak menghormati mereka.
Akan ada suatu masa ketika “Yoyada” dan “Zakharia” diambil dari hidup kita
Tidak selamanya Nabi Samuel mendampingi Daud selama hidupnya, karena Nabi Samuel harus meninggal lebih dahulu. Namun sejak masa muda dan ketika dikejar-kejar Saul, Daud sebenarnya sedang dilatih oleh Tuhan untuk hanya bergantung kepada Dia saja dan hidup dalam pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Untuk membantu Daud tetap berada dalam jalanNya selama menjadi raja, Tuhan menggantikan peran Nabi Samuel kepada Nabi Natan. Kemungkinan Nabi Natan inilah yang menulis surat I dan II Samuel.
Pengkhotbah 4:9-12 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Tuhan memberikan minimal seseorang untuk menopang kita, namun tidak selamanya mereka beserta kita di sepanjang hidup kita untuk terus mengarahkan. Mungkin akan ada perpisahan oleh jarak, waktu dan kematian. Akan ada waktu ketika kita harus dilepaskan dari mereka dan kita harus berjalan sendiri dengan Tuhan, tanpa seakan-akan tidak ada yang mencover atau menopang kita. Jika itu terjadi saudara, apa yang terjadi dengan kita? Apakah kita akan tetap seperti Daud yang melakukan kehendak Allah sampai akhirnya, atau kita akan seperti Yoas dan Uzia yang hanya berbuat benar selama ada pengawasan (entah itu covering, mentoring maupun fathering) dari orang lain.
Oleh karena itu, selama mereka ada beserta kita, hiduplah mulai sekarang dalam pertumbuhan rohani, pendewasaan rohani, perubahan karakter dan sikap hati yang benar. Teladanilah hidup mereka yang takut akan Tuhan. Seraplah seperti spons yang menyerap air, untuk Firman Allah dan nilai-nilai Kerajaan Allah yang mereka ajarkan dan hidupi. Sebab dengan demikian, warisan iman dan nilai nilai Kerajaan Allah yang ada dalam hidup mereka, akan juga kita terima. Namun yang harus kita tahu, sadarilah bahwa mereka juga manusia, tidak boleh mengidolakan maupun mengagungkan mereka, melebihi Tuhan kita. Mereka pun bisa salah dan jatuh. Terlalu mengejar urapan dan warisan rohani mereka, khususnya para hamba Tuhan maupun para pemimpin adalah salah. Selalu dan selalu… Cari yang terutama yaitu Sumber dari hidup perjalanan iman mereka, yaitu Tuhan Yesus sendiri.
Hormatilah mereka bukan karena mereka gila hormat, tetapi karena Paulus berkata “ … hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri … ” ( Filipi 2: 1-4). Hiduplah berdamai senantiasa dengan mereka, selama Tuhan menyertakan mereka dalam hidup kita, karena sadarilah tidak selamanya mereka ada bersama-sama dengan kita.
God Bless You all
0 comments:
Posting Komentar