Minggu, 20 Juni 2010

Patahkan belenggu parasit Kepahitan Amarah ( bagian I )

Dalam pemerintahan Raja Daud, saya temukan ada dua kali konspirasi atau persepakatan gelap yang berniat menghancurkan pemerintahan Raja Daud. Mereka tidak puas dengan bagaimana Daud menyelesaikan perkara-perkara, oleh sebab itu hati mereka menjadi pahit dan penuh amarah. Mereka ingin merobek tudung rohani kepemimpinan Daud yang diberikan Tuhan dan menggesernya dengan diri mereka sendiri. Mereka yang mengganggu tudung rohani otoritas dan kepemimpinan ilahi, berarti akan berhadapan dengan Tuhan sendiri, karna para pemimpin benar-benar orang yang ditetapkan dan dipilih-Nya.




Roh Absalom yang merusak hubungan saudara seiman, bahkan Ayah-Anak Rohani

Hal ini dimulai dari adanya peristiwa antara Amnon, Tamar dan Absalom ( 2 Samuel 13). 2 Samuel 3:2-5 menceritakan bahwa Amnon adalah anak sulung laki-laki Daud dengan istrinya yang bernama Ahinoam, sedangkan Absalom adalah anak ketiga, namun dari Daud dan Maakha. Tamar adalah adik kandung kesayangan Absalom. Jadi, Amnon dan Absalom adalah putra Raja Daud namun beda ibu kandung. Diceritakan bahwa Amnon jatuh cinta kepada Tamar yang cantik. "Hati Amnon sangat tergoda ...sebab anak perempuan itu masih perawan... (ayat 2)", itu berarti Amnon hanya menginginkan birahi seks dengan Tamar. Agaknya Absalom sudah mengetahui sejak lama bahwa Amnon menyukai Tamar. Yonadab, saudara sepupu Absalom dari kakak Daud, yang juga sahabat Absalom mengatur cara licik yang bisa mempertemukan Amnon dan Tamar dalam satu kamar. Alhasil, Amnon berhasil menodai Tamar dan hal itu diketahui oleh Absalom (II Samuel 3:19-20)

Kehancuran sebuah hubungan ayah dan anak terjadi saat Absalom kecewa kepada ayahnya, karena Amnon sama sekali tidak dikenakan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Selama dua tahun kemudian, ia terus memendam kebencian kepada Amnon... dan kepada Daud, ayahnya, karena ayahnya ini tidak pernah mempersoalkan dan menyelesaikan masalah Tamar sejak peristiwa itu terjadi.

Setelah berhasil membunuh Amnon, Absalom melarikan diri ke tempat asal ibunya, di Gesur. Gesur adalah kerajaan yang diperintah oleh kakeknya, Raja Talmai. Agaknya sejak peristiwa Tamar, keluarga ibu Absalom tidak menyukai Daud, mereka menghasut Absalom bahwa Daud tidak layak menjadi Raja... dan Ayahnya. Mungkin keluarga ibunya memberikan cara licik untuk bagaimana menggeser pemerintahan Daud.

Atas permohonan Yoab kepada Daud, Absalom dibawa kembali ke Yerusalem. "Sesudah itu berkatalah raja kepada Yoab: 'Baik, kukabulkan permohonan ini. Pergilah, bawalah kembali orang muda Absalom itu.' ... Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem. Tetapi berkatalah raja: 'Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku.' Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja". (II Samuel 14:21-24). Namun, "Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja," (II Samuel 14:28). Ayah dan anak tidak pernah berkomunikasi selama dua tahun dan ditambah 3 tahun lagi saat Absalom ada di Gesur.

Absalom datang ke Yerusalem bukan dengan roh pengampunan tetapi dengan roh kharisma yang "aneh"( 2 Samuel 14: 25-27), agaknya ini yang membuat Daud enggan bertemu dengan Absalom. Absalom bahkan menamakan anaknya seperti nama adiknya, yaitu Tamar. Ia tetap memupuk dan mengabadikan kemarahan dan kepahitannya. Saat menjumpai anaknya setiap hari, ia selalu mengingat peristiwa Tamar yang belum dibereskan.

Akhirnya tibalah perjumpaan Absalom dan ayahnya (..yang terjadi sebenarnya karena cara jahat Absalom kepada Yoab), namun Daud hanya mencium Absalom dan tidak mempersoalkan masalah yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Itu dipandang aneh oleh Absalom sehingga jiwa pemberontakan Absalom memuncak dengan mengadakan konspirasi/ persepakatan yang jahat dengan orang-orang Israel dan Ahitofel, seorang penasihat Daud yang dinilai setiap nasihatnya seperti Hikmat Tuhan sendiri (II Samuel 15:11-12; 16:23), yang akhirnya membuat Daud dan semua pengikut setianya terancam dan melarikan diri dari Yerusalem.

Pada akhirnya, Absalom dibunuh oleh Yoab(II Samuel 18:14-15), padahal Yoab telah diperintahkan Daud agar tidak membunuh Absalom. Daud menangis dengan sangat karena kematian anaknya, II Samuel 18:33 "Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan:'Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!' "

Apa yang dapat kita pelajari dari cerita Daud dan Absalom tersebut :

Sadarilah bahwa masalah ini adalah salah satu hukuman Tuhan kepada Daud melalui perantaraan Nabi Natan, karena tindakan Daud yang membunuh Uria dan meniduri istri Uria- II Samuel 12:9-12. Daud mengetahui akar dari semua yang terjadi adalah dari dia sendiri. Dia berserah kepada Tuhan atas semua yang terjadi, sehingga ia belum bisa memberikan keputusan raja perihal masalah Amnon, Tamar dan Absalom. Bijaksanalah dan mengertilah tentang keadaan yang dialami saudara seiman, pemimpin bahkan ayah rohani kita. Jangan menghakimi bagaimana dia menyikapi suatu perkara, tapi tetap hormati dia sepenuhnya karena tudung perlindungan dan urapan Allah ada padanya. Setiap orang memiliki masa-masa kelemahan yaitu masa ketika ia tidak menjadi seperti yang seharusnya, tidak terkecuali Anda dan saya. Bertindak tanpa kasih dan penundukan diri kepada otoritas pemimpin berarti mengganggu dan merobek tudung yang Tuhan sediakan bagi pemimpin kita, dan itu juga berarti kita berurusan dengan Tuhan sendiri.

Roh Absalom adalah roh sangat licik yang mulai memprovokasi atau menyerang dari dalam tubuh gereja Tuhan sendiri bahkan pemerintahan bangsa kita. Roh ini memberikan rasa pahit dan amarah kepada mereka yang kecewa dan tidak puas dengan otoritas kepemimpinan yang di atasnya. Terkadang orang yang terikat dengan roh ini juga berkumpul dengan orang-orang yang mengalami masalah yang serupa. Mereka bergosip, menjelekkan pemimpin atau saudara seiman lainnya. Mereka seakan-akan berkata dengan kesombongan bahwa mereka yang seharusnya mengambil alih kepemimpinan dan tanggung jawab tersebut. Roh ini sangat dibenci Tuhan, oleh karena itu biasanya hati mereka semakin dibiarkan keras oleh Tuhan jika mereka terus berkubang seperti itu. Tidak heran, orang yang bertahun-tahun pahit dan marah malah menghilang dan mundur dari kerohanian dan pelayanan mereka, dan ditemukan mereka sudah anti dengan kasih dan pengampunan. Tanpa kasih karunia Tuhan, tidak mungkin orang tersebut diselamatkan.

Jangan membuat tugu peringatan atas kelemahan dan dosa para pemimpin kita, seperti Absalom yang menamai anaknya seperti nama adiknya, karena itu membuat kita memiliki roh yang dipandang"aneh" dan jahat di mata Tuhan. Kita merasa dan bahkan mungkin orang-orang yang lemah jiwanya akan berkata bahwa kita memiliki perawakan kepemimpinan yang hebat, tapi sesungguhnya hidup dan hati kita sudah dikendalikan oleh si jahat.

Di mata Yoab, Absalom memang harus dibunuh, namun di mata Daud, Absalom sebenarnya harus dipulihkan. Oleh karna itu, walaupun Absalom telah mati, namun roh Absalom terus bekerja sampai saat ini untuk merusak hubungan sehat di dalam tubuh gereja Tuhan dan pemerintahan bangsa kita.

Selain itu, jika kita perhatikan selanjutnya di masa kelam Daud ini (II Samuel 16), tidak hanya orang Israel, Absalom dan Ahitofel yang berkhianat. Simei dari keluarga Saul mengutukinya, dan Mefiboset, anak Yonathan yang ia lindungi selama ini, malah dikabarkan memberontak juga. Pemberontakan Mefiboset itu dilaporkan oleh hamba keluarga Saul, Ziba (namun kenyataannya ternyata Mefiboset difitnah oleh Ziba-II Samuel 19:24-30) Apa yang dialami oleh Daud sebagai pemimpin saat itu tidak mengenakkan karena orang-orang terdekatnya berkonspirasi/ bersepakat melawan dia, hendak menjatuhkan kepemimpinannya, ada juga yang mencari muka di hadapannya.Maka wajar bahwa saat itu Daud menjadi sangat stress/tertekan, menjawab ala sekadarnya, membuat keputusan yang salah dan juga pasrah kepada Tuhan. Oleh karena itu, seharusnya kita mendukung mereka yang menjadi tudung otoritas ilahi. Berilah dukungan dengan doa, kekuatan dan senyum kepada mereka. Itu sangat berguna buat mereka.

Bijaksanalah, ampunilah mereka jika mereka pernah menyakiti hati kita secara tidak sengaja pastinya, karna kita pun tidak luput sebagai manusia bisa seperti mereka para pemimpin. Milikilah jiwa dan hati yang besar untuk luput dari jebakan kepahitan dan amarah tersebut. Berdoa, cari wajah Tuhan agar Dia bisa lembutkan hati kita dan membuka mata rohani kita untuk mengasihi orang lain . Itu memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa, jika kita memang anakNYA. Amin.

(bersambung ke bagian II - Roh Yoab yang tidak taat dan tunduk kepada otoritas di atasnya)

I Yohanes 3:18-19 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah

0 comments:

Posting Komentar