Kamis, 25 November 2010

Hasrat Bapa Surgawi oleh Zakharia

Hari ini, ada suatu impresi yang begitu kuat yaitu Bapa tidak pernah memberikan/ merancangkan yang jahat pada kita, bahkan tidak pernah sekalipun terlintas dari benakNya. Kerinduan Bapa tetap sama sampai detik ini yaitu "Supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. "- Lukas 1:74-75. "Supaya kita tanpa takut melayani Dia, selalu mengabdi kepada-Nya dan menyenangkan hati-Nya sepanjang hidup kita. - Bahasa Indonesia sehari-hari"

Bapa merindukan penyembahan keintiman dari hati anak-anak yang mengasihiNya. Begitu mengasihi dan berusaha menyenangkan hatiNya sepanjang hidup kita. Imam Zakharia, seorang ayah dari Yohanes Pembaptis telah mengalami pribadi seorang Bapa Surgawi dalam hidupnya, ia bernyanyi dan bernubuat dalam kepenuhan roh.

Mari kita mencerna  ayat tersebut "Supaya kita tanpa takut melayani Dia, selalu mengabdi kepada-Nya dan menyenangkan hati-Nya sepanjang hidup kita; Beribadah tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. . "

Wow.. Kebenaran ayat ini membuat saya tergugah untuk mengerti hati Bapa Surgawi. Hasrat Bapa, Hasrat Tuhan Yesus dan Hasrat Roh Kudus atas kita, hanya 1 saja, yaitu supaya hubungan kita dengan Allah itu indah dan manis senantiasa. Maka tidak heran, penulis Ibrani mengatakan "Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,  karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. " - Ibrani 10:19-23

Jadi, Hasrat Bapa adalah menginginkan hubungan dekat dengan diri kita manusia. Itu terbukti melalui pengorbanan Yesus yang sungguh buat kita. Yesus telah membayar lunas segala dosa pelanggaran kita dari tangan iblis. Dengan kata lain, kita sudah menjadi milikNya secara Hukum Roh. Satu hal yang harus kita ingat, bahwa sekalipun hasrat Bapa begitu besar atas kita, Dia tidak pernah menurunkan standar hidupNya. Hal ini terbukti, bahwa Yesus rela menjadi hamba dan merasakan kelemahan manusia, dicobai begitu rupa, tapi Ia tidak mau berbuat dosa (Ibrani 4:15, I Pet 2:22).

Jika Allah menginginkan hidup kita kudus dan benar ( I Pet 1:15-16, I Tes 4:3), maka itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Hidup dalam kekudusan dan kebenaran adalah hidup bukan berdasarkan kekuatan kita, kesanggupan kita dan pembenaran diri kita, namun hidup mengikatkan diri dengan Dia dan berjalan bersama Dia.  

Dia memang harus dihormati, tapi Dia tidak mau kita tidak "enjoy" menemuiNya. Amin.



Bapa surgawi ajarku mengenal
Betapa dalamnya kasihMu
Bapa surgawi buatku mengerti
Betapa kasihMu padaku

Semua yang terjadi di dalam hidupku
Ajarku menyadari Kau slalu sertaku
Bri hatiku slalu bersyukur padaMu
Karena rencanaMU indah bagiku




Ajar kami Tuhan menghitung hari-hari
Ajar kami beroleh hati bijaksana
Ajar kami Bapa hidup dalam jalanMu
Agar semua rencanaMu digenapi

Mulialah namaMu Tuhan
Dan ajaib jalanMu
Pimpin kami di setiap waktu
Besar setiaMu Tuhan
Agunglah karyaMu
Yesus kami bersyukur padaMu

0 comments:

Posting Komentar