Sabtu, 13 November 2010

Janji Tuhan tidak terjadi ?

Pembahasan lebih detil dari sesi sharing Firman di Recom (Revival Community) Sion 13 Nov 2010

Apakah sebuah janji itu?

1. Janji adalah sebuah nilai dari kepercayaan.

Janji yang diucapkan seseorang menyatakan siapa sebenarnya orang tersebut. Jika seseorang sering kedapatan mengingkari janjinya/tidak menepati janjinya, maka kita dapat menyebutkan bahwa sesungguhnya orang tersebut tidak dapat kita percayai. Kita bisa menjaga jarak dengannya atau sudah tidak respek dengannya.

Apakah Tuhan kita yang telah terbukti kesetiaanNya dan kasihNya kepada kita, akan mengingkari janjiNya? Kita sebagai manusia tidak luput untuk melakukan kesalahan, bisa mengecewakan orang lain dengan sikap dan janji yang tidak kita tepati, tetapi Tuhan tidak akan pernah bisa mengingkari FirmanNya. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya. . . - 2 Petrus 3:9. Jika sampai detik ini  kita dijauhkan dari marabahaya dan dipertahankan benar-benar oleh Tuhan , itu karena Tuhan mengasihi kita dan .. menepati janjiNya untuk menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman (Matius 28:20b). Walaupun cara Tuhan menyatakan pertolongan dan pernyertaanNya tidak sesuai dengan keinginan dan bayangan kita, namun kita tetap bisa memegang JanjiNya, sekaligus mempercayaiNya karena Dia Allah yang selalu menepati apa yang Dia ucapkan.
"Lean on you, my dad!"

Roma  9:6. "Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal . . ."

Yesaya  14:27  TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?

Ayub  42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. "

Ibrani 6:16-18 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.

2. Janji adalah sebuah ikatan hubungan.


Kita mengucapkan janji dan memegang janji seseorang, karena kita memiliki suatu ikatan dengan orang tersebut. Suami Istri mengucapkan janji setia saling menopang sampai maut memisahkan, karena ada ikatan hubungan baik secara hukum maupun secara roh. Kita tidak mungkin dan seharusnya tidak mengucapkan janji, maupun memegang janji seseorang kalau tidak ada ikatan sebuah hubungan, misal ikatan persahabatan dengan dia. Kita juga belum bisa memberikan rasa aman dan percaya kita akan perkataan dari seseorang yang baru kita jumpai sesaat di tengah jalan.

Berkat dan janji yang Tuhan sediakan adalah hanya bagi mereka anak-anakNya, mereka yang telah ditebus oleh darahNya, mereka yang hidup sungguh setia di jalanNya. Jika seandainya Tuhan tidak menebus kita, maka kita sudah pasti tidak diperbolehkan menerima berkat dan janjiNya. Beribu-ribu tahun yang lalu, Tuhan sudah ingin mengikatkan diriNya dengan kita dengan kematianNya untuk menebus dosa kita, sehingga kita bisa memegang janjiNya yang "ya" dan "amin".

Galatia  3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Roma  8:17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Berkat dan janji Tuhan memang sudah tersedia bagi kita, namun apa yang membuat berkat dan janji itu tidak kunjung datang. Apa yang membuat janji Tuhan tidak tergenapi dalam hidup kita?

A. Motivasi hati yang salah ( Yakobus 4: 2-3). Salah satu janji Tuhan atas kita bahwa saat kita meminta, maka akan diberikan; saat kita mengetuk, maka pintu akan dibukakan; saat kita mencari, kita akan mendapatkan ( Matius 7:7-11). Namun pintu tidak akan dibukakan, Tuhan tidak berniat memberikan jawaban doa kepada kita dengan suatu kelegaan apabila dasar hati kita salah, misal iri hati, dan dipenuhi keinginan-keinginan dunia.

Siapakah dari kita orang tua yang mengabulkan permintaan anaknya, namun itu bisa merugikan diri anak itu sendiri? kita bisa menolak permintaannya dan memberi nasihat kepadanya, namun kadang suatu ketika kita terpaksa mengabulkannya, karena anak itu tetap menangis, merengek dan tidak mau mendengarkan nasihat orang tuanya. Demikian pula dengan Tuhan.

Sebenarnya tidak semua berkat yang kita terima itu benar-benar berasal dari kemauanNya. Tuhan "terpaksa" memberikannya, karena kita yang belum dewasa malah mengancam Tuhan, yang saat itu Ia sedang bertindak dengan kasih. Namun, sekali lagi jangan permainkan kasih dan perasaan Tuhan, karena dengan sesaat Ia bisa marah karena sikap kita, dan pastilah berkat yang kita terima itu tidak berada dalam perlindunganNya.

Bagaimana perasaan kita sebagai orang tua, bahwa ternyata anak kita lebih menyukai apa yang kita berikan buat dirinya, daripada kehadiran diri kita sendiri ? Tuhan bisa juga sedih kalau kita lebih mengharapkan berkatNya daripada menantikan kehadiran diriNya sendiri. Jangan harap kita akan lebih bertumbuh lagi dalam pengenalan akan Tuhan dan menerima kasih AnugrahNya.

B. Ada dosa/kecemaran rohani. Jelas, yang menghalangi berkat itu datang adalah dosa kita. Kita harus mengakui dan bertobat terlebih dahulu, serta berjalan dalam hidup yang baru.

Yesaya 59:1-2. Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.



C. Kita tidak setia mengawal janji Tuhan dalam doa. Ada jeda waktu saat berkat Tuhan itu terjadi di alam nyata, yaitu saat malaikat yang diperintahkan Tuhan melakukan perjalanan membawa berkat itu kepada kita. Dalam perjalanannya, malaikat itu akan dihadang oleh pasukan-pasukan iblis yang berusaha menyerang dan mencuri berkat itu, sehingga berkat itu tidak jadi kita terima. Alasan iblis mencurinya karena di samping ia paling suka membuat kita salah mengerti tentang Tuhan, ia ingin kita sangat menderita. Jika kita terus berdoa dengan tekun dan percaya dengan iman, maka Tuhan akan memerintahkan bala tentara malaikatNya yang lain untuk melindungi perjalanan malaikat pembawa berkat tersebut.
Saudara, ini bukan mitos! Keadaan ini sungguh nyata dan ini adalah peperangan rohani.

   Artikel yang berkaitan: Jangan biarkan berkat dan jawaban doa kita dicuri Iblis

D. Belum saatnya, perlu adanya syarat/ keadaan tertentu yang harus terjadi dulu. Apakah kita orang tua akan membelikan sebuah mobil mewah kepada anak kita yang masih di kelas SD? Walaupun anak itu terus meminta kepada kita, apakah kita akan mengabulkannya? Kita berpikir itu adalah suatu pengeluaran yang sia-sia dan tidak berhikmat. Menurut kita sebagai anakNya, apakah janjiNya itu sudah waktunya terjadi dalam hidup kita?

Renungkanlah, mungkin penggenapan itu menunggu keadaan atau sikap kita yang harus ada terlebih dahulu. Misal, Penggenapan janji Tuhan atas pemulihan keluarga kita, mungkin menunggu sikap hati kita yang harus berubah terlebih dahulu, mungkin kita harus mengampuni orang tua kita dulu, mungkin kita harus belajar menjadi saksi yang hidup buat mereka terlebih dahulu.

Menurut kita, kapankah sesungguhnya Hana hamil dan melahirkan Samuel, sekalipun sebenarnya dia sudah dinyatakan bahwa dirinya mandul?

E. Kita tidak mempersiapkan diri. Bayangkan, ayah kita menjanjikan bahwa kita akan menjadi pimpinan perusahaannya, menggantikan dirinya yang sudah letih mengurus perusahaan puluhan tahun. Sebelum hal itu akan terjadi, kita pasti terlebih dulu mempelajari dan mengerti hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Kita mungkin akan ambil studi S2 dulu yang berkaitan dengan bagaimana pengembangan perusahaan tersebut. Demikian pula dengan kita sebagai anakNya yang dijanjikan Tuhan akan beberapa hal.

Apabila kita tidak mempersiapkan diri kita terlebih dahulu, mempersiapkan wadahnya maka berkat itu tidak akan kunjung tiba, atau berkat itu akan datang tapi tidak maksimal. Mungkin kita malah harus mengosongkan wadah kita, sehingga berkat baru itu bisa kita terima dengan maksimal. Misal, Janji Tuhan atas lawatan di gereja dan bangsa kita, kita harus mempersiapkan diri dengan tetap berdoa, berperang, mengawal datangnya lawatan itu.
Curahan kuasa Tuhan datang dan tergenapi kepada setiap bejana hati yang siap dan murni.

Akhir kata, jangan kita melepaskan kepercayaan kita, karena besar upah yang menanti kita. Jangan kita meninggalkan ketekunan dan pengharapan kita, karena kita tidak pernah tahu mungkin sesaat lagi lawatan itu datang.

1 komentar: