Mau taat, tapi tidak mengetahui bagaimana jika tidak. Peperangan pikiran manusia pertama kali yang muncul di muka bumi
Kejadian 2:8-9. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kejadian 2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Kejadian 3:4-5 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Tawaran si ular tampak menarik. "Matamu akan terbuka, dan menjadi seperti Allah!" itu seperti apa. Rasa ingin tahu memenuhi Hawa. Selama ini Hawa menyaksikan Tuhan sering berkunjung dan berbicara kepada Adam. "Bagaimana kalau aku menjadi seperti Allah, tentu aku akan menjadi seseorang yang semakin dicintai oleh Adam", itulah benaknya.
"Kamu tidak akan mati!", lanjut kata si ular. Apa itu kematian, Hawa tidak mengerti. Pernah ia bertanya kepada Adam, Adam pun tidak mengerti. Adam hanya berkata bahwa itu larangan dari Tuhan dan mereka harus taat. Hanya itu saja. Inilah peperangan pikiran pertama kalinya di muka bumi. Peperangan antara mau taat dengan rasa ingin tahu dan keinginan menjadi seperti Allah. Adam pernah berkata bahwa mereka sudah serupa dengan Allah, benarkah? . Apakah Allah sedang bermaksud menyembunyikan sesuatu luar biasa dari mereka. Inilah perasaan curiga kepada Allah yang pertama kali muncul di muka bumi ini.
Kejadian 3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Bagaimana ular berbicara kepada Hawa? Alkitab tidak menyebutkan caranya. Apakah saat itu semua binatang bisa berkomunikasi dengan manusia? Apakah ular berbicara kepada Hawa melalui pikiran Hawa? Kita tidak mengetahui, tapi yang pastinya ular memancing rasa ingin tahu Hawa dan ternyata umpan berhasil ditangkap.
Anehnya, saat Hawa memakannya, kenapa ia tetap baik-baik saja. Apakah kematian? Apakah yang dikatakan menjadi seperti Allah? Ia memutuskan memberikan buah itu dan menanyakan kepada suaminya, Adam. Adam pun kaget akan cerita Hawa. Adam tidak melihat ada suatu yang berubah dari Hawa. Adam pun dipenuhi oleh rasa ingin tahu kenapa bisa seperti itu. Maka ... ia pun memakannya....dan kita semua tahu bagaimana kelanjutan ceritanya di ayat ke 7 " Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. "
Mengapa saat Hawa memakan, ia tidak langsung terbuka matanya? Mengapa saat Adam memakannya barulah mata mereka semua terbuka dan langsung kehilangan kedekatan dengan Allah? Itu karena Hawa diciptakan sebagai bagian dari Adam, tapi Adam diciptakan dari kehidupan nafas Allah sendiri. Dosa Adam adalah kegenapannya. Keadilan Tuhan akan manusia berdasarkan perhitungan Tuhan sendiri. Tuhan mengerti tentang genapnya suatu dosa berdasarkan janji dan aturanNya. Maka dari itu, carilah Kehendak Tuhan dalam hidup kita dan bukan kehendak kita.
Sayangnya, pada awalnya Adam dan Hawa tidak pernah bertanya kepada Tuhan tentang arti kematian, arti menjadi serupa dengan Allah.
Setelah mereka memakannya, apa yang terjadi :
- mereka telanjang, malu, takut bertemu Tuhan : berdosa karna tidak taat, perasaan bersalah, tidak layak, kehilangan hubungan dengan Tuhan, mengenal seks dan apa itu aurat.
- lalu,
Saat Tuhan meminta pertanggungjawaban Adam, Adam melempar kesalahannya kepada Hawa. Hawa pun melempar kesalahannya kepada ular. Inilah dampak memakan buah itu, yaitu mereka merasa dirinya benar walaupun sudah tahu salah, dan mereka bermaksud mengakali Tuhan dengan menyalahkan pihak lain.
Kejadian 3:21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Inilah pengorbanan yang mula-mula dilakukan Allah untuk melindungi mereka, wujud kasihNya karna dosa mereka. Oleh karna KasihNya, hal ini disempurnakan dengan pengorbanan Kristus buat kita.
Kejadian 3:22. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.". "telah menjadi salah satu dari Kita", dari Allah Tritunggal, yang manakah ? Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup; namun manusia pun sekarang berpikir demikian. Manusia merasa bahwa dirinya benar, memilih jalan semaunya sendiri, namun semuanya tidak sejalan dengan Tuhan dan hanya memuaskan keinginan dosa semata.
Setelah mereka berdosa, Tuhan menjaga agar manusia tidak memakan buah dari pohon kehidupan, Mengapa ? karena jika mereka memakannya, maka mereka harus dibuang selamanya seperti iblis yang sudah tidak dapat ditebus dan harus dibuang ke neraka. Tuhan tidak mau berpisah lama-lama dari manusia. Maka dari itu, Ia mengirim nabi-nabiNya untuk memberitakan kebenaran dan menuntun manusia kepada jalanNya; Dan semua itu digenapi melalui pengorbanan Kristus buat kita. Sehingga Kerajaan Allah sudah dekat dengan kita, yaitu dalam hati kita semua. AMIN.
- Berhati-hatilah dengan rasa ingin lebih dikagumi/ diterima oleh manusia (kesombongan), seperti Hawa yang ingin dicintai oleh Adam
- Berhati-hatilah dengan rasa curiga kepada Allah seperti Adam dan Hawa yang curiga bahwa Allah hendak menyembunyikan sesuatu yang hebat dari mereka
- Berhati-hatilah dengan merasa diri benar, tidak mau merendahkan diri kepada Tuhan
- Berhati-hatilah dengan tipu muslihat kita yang mengakali Tuhan
- Seringlah bertanya kepada Tuhan, apa yang kita tidak mengerti atau pahami, bertanyalah tentang jalan yang Tuhan ingin kita lalui dan berjalanlah dengan iman dan ketaatan
- Percayalah bahwa kita sudah seperti Allah tanpa perlu makan buah pengetahuan, karena pada awalnya kita diciptakan serupa gambar dan citra Allah
- Seharusnya kita memakan buah dari pohon kehidupan senantiasa ( yaitu Firman Allah) agar citra Allah kekal dalam hidup kita. Adam dan Hawa tidak memegang dan memakan buah dari pohon kehidupan.
- Tanah yang dikutuk oleh karna manusia, bukan manusia yang dikutuk. Kita akan menuai hasil kita melalui kerja/ menabur terlebih dahulu.
- Tuhan tidak mau berpisah dengan kita. Dia Allah yang adil, tapi Dia adalah Allah yang intim dan kasih dengan manusia. Tuhan membenci dosa dan kejahatan, tapi Dia tidak membenci manusia, maka dari itu Tuhan menyatakan Firman, gembala dan nabi-nabiNya untuk membuat kita berada di jalanNya dan tidak binasa.
0 comments:
Posting Komentar