Kadesh ( “consecrated, holy ”) Barnea (“desert of wandering”) adalah sebuah daerah bagian dari Padang Gurun Sin.
Sekeluarnya bangsa Israel dari Mesir, mereka menyeberangi Laut Teberau, menyusuri padang gurun Syur (“wall”), Mara dan Elim (Keluaran 15:22-27). Setelah itu mereka melalui wilayah Padang Gurun Sin (Keluaran 16:1). Dari menyusuri padang gurun Sin, mereka tiba di Rafidim lalu di Gunung Sinai/ Gunung Horeb (Keluaran 19:1-2) untuk menerima 10 perintah Allah dan ketetapan hukum Israel lainnya serta tata cara ibadah yang turun temurun sampai sekarang…dan setelah itu . . .
Klik kiri untuk memperbesar peta |
Namun kita ketahui bagaimana kabar dari 12 pengintai tersebut, hanya dua dari mereka yang membawa kabar baik, yang lainnya membuat hati sebagian besar bangsa Israel menjadi busuk dan tawar hati (Bilangan 13)
Bilangan 13:25-33 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu. Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." . . . "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, . . . kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." Karena kabar itu, banyak dari bangsa itu menangis sepanjang malam, bersungut-sungut dan hendak kembali ke Mesir (Bilangan 14:1-10).
Klik kiri untuk memperbesar peta |
Ulangan 1:34-39, dan juga anak-anak kecil yang belum mengerti baik dan jahat yang diperbolehkan masuk ke tanah Perjanjian. Lalu apa yang terjadi kemudian dengan bilangan umat Allah yang usianya muda dan tua? Tuhan membinasakan mereka satu persatu (Ulangan 2:14). Melalui apa? Melalui pengembaraan padang gurun selama hampir 40 tahun. Mereka harus putar balik kembali dan mengitari padang gurun dekat Kadesh Barnea. Dalam pengembaraan itulah, mereka terus berguguran karena Tuhan menghukum mereka atas masalah-masalah respon hati yang terjadi selama masa pengembaraan hampir 40 tahun itu (Bilangan 14:29-35; Ulangan 1:46-2:1-14). Lalu bagaimana dengan kesepuluh pengintai itu? Mereka mati kena tulah di hadapan Tuhan (Bilangan 14:36-39)
Mengapa Tuhan memutuskan untuk membinasakan hampir semua bilangan dari umat yang dikasihiNya?
Kesabaran Tuhan ada batasnya
Bilangan14:22-25 Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya. . . Sebab itu berpalinglah besok dan berangkatlah ke padang gurun, ke arah Laut Teberau.
Perhatikan baik-baik! Tuhan diam-diam menghitung jumlah kesalahan yang diperbuat bangsa Israel sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Sudah sepuluh kali mereka mencobai Tuhan, berarti ujian pengintaian itu adalah kesalahan yang kesepuluh.
Ulangan 34:6-7 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
Perhatikan baik-baik! Tuhan Allah menyatakan bahwa diriNya bukan Maha Sabar tapi Panjang Sabar, berarti Kesabaran Tuhan ada masanya, ada batasnya. Ada suatu saat nanti Tuhan tidak bisa lagi mengampuni kita dan membuat keputusan bahwa kita layak/tidak menerima kemuliaanNya yang kekal. Kasih dan setiaNya ada masanya. Sampai kapan masa itu tiba? Tidak ada yang mengetahui selain Allah Bapa. Banyak orang berkeyakinan bahwa masa itu adalah saat kedatangan Tuhan yang kedua kali, namun siapa yang mengetahui pikiran Tuhan sebenarnya. Mungkin bisa saja masa itu adalah masa ketika maut tiba-tiba menjemput kita. Siapa dari kita tahu kapan kematian menjemput kita, selain Allah Bapa. Maka dari itu, janganlah kita mengeraskan hati saat Tuhan mendidik kita. Hidup dalam pertobatan setiap hari adalah kunci hidup dalam perkenanan Tuhan senantiasa. Sudahkah anda dan saya hidup dalam pertobatan setiap hari?
Tuhan menghendaki mental yang beda
Tuhan menghendaki generasi baru yang mau berperang, merebut, menjarah dan layak menerima tanah perjanjianNya. Melalui pengembaraan 38 tahun itu, generasi yang baru dilatih Tuhan untuk berperang dan menjarah seperti di Ulangan 2:26-37 dan Ulangan 3:1-11.
Generasi- generasi yang mentalnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi di mata Tuhan, akan Tuhan binasakan, agar generasi tersebut tidak mencemari hati dan pikiran generasi di bawahnya, sehingga akhirnya malah tidak ada satu pun umat Israel dapat masuk ke tanah Perjanjian. Itulah ketegasan Tuhan Allah atas umat pilihanNya.
Hal serupa, Yesus pun mengajarkan perumpamaan di Matius 5:29-30 . . .jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Tuhan selalu menginginkan pemisahan antara hidup yang benar dan salah dari kita. Hidup kudus atau hidup yang dipisahkan dari dunia adalah perintah dan kehendak Tuhan atas hidup kita yang telah ditebusNya.
I Petrus 1:13-16. . . .Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Tuhan membenci dosa dan keserupaan kita akan dunia, karena itu tidak sesuai dengan rancangan semula Tuhan atas kita.
Setiap kita akan melalui "Kadesh Barnea" yang akan menentukan apakah Tuhan akan melanjutkan KasihNya atas kita atau tidak, apakah kita layak mendapatkan kemuliaanNya atau tidak, apakah kita layak dipakaiNya atau tidak. Jika tidak, maka Ia akan mengambil urapan dan jubahNya dari kita kepada orang lain, sebagaimana Tuhan membuang Saul dan memilih Daud.
Salah satu contoh bagaimana Tuhan menghitung masa kita, dapat kita temukan bagaimana keputusan Tuhan terhadap Raja Belsyazar:
BalasHapusDaniel 5:24-28 Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini.
Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mene, mene, tekel ufarsin.
Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri;
Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan;
Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."
Saya sangat eksait. Suka banget. Nambah pengetahuan
BalasHapus