Kamis, 05 Agustus 2010

Sepuluh pengujian kehidupan

Bilangan 14:22-23 Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.

Oleh karena dosa ketidakpercayaan dan ketidaktaatan bangsa Israel sudah genap di hadapan Tuhan, Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa mereka orang muda dan orang tua, kecuali anak-anak kecil yang belum mengerti yang benar dan salah, tidak diperbolehkan masuk ke tanah perjanjian; Dengan kata lain, mereka akan binasa di padang gurun sekitar Kadesh Barnea.

Paulus menuliskan di I Korintus 10:10, bahwa apa yang telah menimpa bangsa Israel di padang gurun biarlah menjadi contoh dan peringatan bagi kita semua yang hidup pada waktu akhir zaman telah tiba, yaitu sekarang ini.

Kali ini kita akan belajar tentang 10 pengujian kehidupan yang kita refleksikan dari perjalanan mereka yang membuat Tuhan tidak suka, karena mereka malah mencobai Tuhan dan tidak mau mendengarkan FirmanNya. Menggerutu dan menggerutu itulah yang selalu kita temukan dalam perjalanan bangsa Israel ini.

I Korintus 10:1-11. Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.  Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.

Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. 


Kehidupan yang menoleh ke belakang.  

Merendahkan arti nilai penebusan dan keselamatan yang tersedia sekarang (cth : Keluaran 14:10-12, saat dekat Laut Teberau, Firaun mengejar mereka). UmatNya menuduh Allah menjebak mereka. Selalu ada kecenderungan menyalahkan Allah di tengah krisis. Mental kekanak-kanakan seperti ini membuat kita tidak pernah memahami kebaikan dan maksud Tuhan di balik semua yang terjadi. Dengan mudahnya mereka mengatakan bahwa lebih enak hidup lama tanpa penebusan daripada hidup baru yang sekarang mereka alami. Lebih enak hidup biasa-biasa daripada hidup melawan arus dunia.

Keluaran 14:10. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,

Keluaran 14:12 “. . . Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

Bagaimana dengan kita, apakah kita kadang berpikir dalam hidup kita bahwa lebih enak hidup biasa-biasa, lebih enak hidup tanpa mengikut Tuhan; Malah ikut Tuhan, malah banyak rintangan ? Jangan menoleh ke belakang seperti istri Lot, Kejadian 19:26. “ Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. “

Tuhan sudah melepaskan kita dari penghukuman kekal kepada hidup yang berkelimpahan dengan darah yang mahal, karena Ia mengasihi kita; Namun kita dalam kebodohan seakan-akan berkata,” Siapa yang menyuruh Engkau menyelamatkan aku? Lebih baik aku menjadi hamba si jahat daripada mengikut Engkau sperti sekarang ini ! Ini sudah takdirku untuk menjadi hamba si jahat” Sesungguhnya, kita sudah berkata demikian di hadapan Tuhan, saat kita meremehkan karya penebusan Tuhan Yesus. Jangan harap kita menyangka bahwa Tuhan akan menangis dan membujuk/merayu kita, sebaliknya Tuhan akan murka kepada kita.

Kehidupan yang memahitkan dan mengecewakan.

Keluaran 15:22-24- Peristiwa air pahit di Mara. Tiga hari lamanya berjalan tanpa mendapatkan air, dan ketika mendapatkan air, ternyata airnya pahit. Mereka menemukan keadaan yang mengecewakan, sudah bersusah-susah mencari air, ternyata mendapat air yang buruk.

Pernahkah kita alami bahwa saat kita sudah susah payah melakukan sesuatu yang benar dan berusaha tetap di jalan Tuhan, harapan kita tidak sesuai kenyataan akhirnya. Kita sudah berdoa, ikut pelayanan, setia ibadah, dan sebagainya, agar Tuhan memberkati keinginan dan harapan kita, ternyata hasil tidak sesuai harapan. Setiap orang yang percaya akan mengalami pengujian kehidupan seperti ini - Keluaran 15:25-27. Tetap berpegang pada Firman Tuhan, tetap sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan dan tetap melakukan yang benar di mata Tuhan, walaupun hasilnya tidak sesuai harapan (Habakuk 3:17-19). Jangan mengukur kesuksesan dengan berapa besar hasil yang kita dapatkan, tapi sejauh apa karakter kita diubahkan Tuhan.

Selain itu, mengikut Tuhan dengan motivasi yang salah dan harapan mendapatkan keuntungan bisa membuat kita kecewa dan pahit saat harapan tidak terpenuhi. Setia ibadah agar berkenalan dengan cowok/cewek yang cakap, setia ibadah agar Tuhan berkati pekerjaan kita, dan semacamnya. Seorang komentator di acara “Masihkah kau mencintaiku”  yang disegani masyarakat berkata bahwa jika kita mencintai seseorang karena ini, karena itu, karena alasan-alasan, maka sebenarnya orang itu tidak mencintainya, itu hitung-hitungan. Jika kita mengikut Tuhan karena alasan berkat dan janji-janjiNya, maka kenyataannya kita tidak benar-benar mengasihi Tuhan.

Selain itu, jangan kita berusaha mengendalikan keadaan sekeliling kita yang serba tidak pasti, namun kita pasti bisa mengendalikan diri kita, emosi kita, dan cara berpikir kita.

Kehidupan yang sulit dan kekurangan.

Keluaran 16:3- Saat mereka lapar. Kita akan mengalami hari-hari miskin dan kekurangan, keadaan ekonomi dunia yang sukar di masa masa ini.

“Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."


Mereka seperti Esau yang menukar hak kesulungan Allah dengan sepiring kacang merah. Mereka kuatir dan takut akan apa yang dimakan dan apa yang terjadi hari esok. Orang yang kuatir, mendua hati tidak akan tenang hidupnya (Yakobus 1:8), mereka pun tidak mendapat apa-apa dalam hidupnya ( Matius 6:27 )

Janji Tuhan yang harus kita pegang dan perkatakan senantiasa setiap hari. Biarkan melalui perkataan iman kita, sesuatu tercipta di alam roh, kemenangan terjadi di alam roh.

Ulangan 1:30-31 TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.

Ulangan 2:7 Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apapun.

Kehidupan yang dipenuhi rasa tidak cukup dan tidak puas.

Keluaran 16:13-21, Bilangan 20:5

Bilangan 20:5 Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?"

Keluaran 16:16-35  Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu (manna), tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.  . . .  Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu. . . .  Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Belajar hidup dalam anugrah Tuhan, hidup yang berbeda dengan hidup yang lama, belajar hidup dalam pemeliharaan Tuhan dengan penuh ucapan syukur dan nikmat. Mari kita belajar hidup dengan Manna. Manna, berkat anugrah Tuhan tersedia buat kita setiap pagi.

Mazmur 127:2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Manna, roti Tuhan harus diambil menurut keperluannya dan harus dihabiskan  pada saat itu juga. Berarti Tuhan mengajarkan mereka untuk mengukur jatah mereka sendiri dan bertanggungjawab atas apa yang mereka ukur.  Kadang ada masa ketika kasih karunia dan kunci pintu-pintu berkat ada dalam tangan kita, sehingga dengan mudahnya kita bisa meraih berkat yang banyak dalam waktu seketika. Namun Firman Allah mengatakan kita harus mengukur jatah kita, mengukur kemampuan kita untuk bertanggung jawab atas berkat-berkat tersebut. Jika kita berkelebihan mengambilnya, maka sisa-sisa berkat lainnya akan menguap (“mencair”)

Ibrani  13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Kehidupan kekeringan rohani.

Keluaran 17:1-7 Tidak ada air di Rafidim

Rafidim (arti: "to refresh and to comfort") adalah tempat yang letaknya di daerah gunung Sinai/ Horeb. Gunung Sinai/Horeb atau biasa disebut gunung Allah, adalah gunung yang biasanya Allah menyatakan kehadiranNya di sana.

Ada masa ketika di hadirat Allah (gereja, persekutuan bersama, saat teduh pribadi) kita merasakan kehausan dan  kekeringan rohani di tempat itu. Rasa kekeringan dan pengalaman rohani yang biasa-biasa saja bisa membuat kita undur dari Tuhan dan menjadi suam-suam.

Keluaran 17:7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Di masa ini, kita mengubah nama Rafidim menjadi Masa dan Meriba dengan cenderung menghakimi suatu gereja, dan persekutuan bahwa tidak ada hadirat Tuhan di tempat itu. “Jangan ke gereja A, jangan ke persekutuan B, tidak ada hadirat Tuhannya di sana, tidak ada manifestasi Tuhan!”  Atau bahkan kita memilih sikap seperti “Aku malas sa-te, percuma, bikin ngantuk!” “Doa/ baca alkitab itu buang waktu sia-sia saja! “ Mungkin kita mengejar manifestasi dan berkat-berkatNya, bukan mengejar pribadi Tuhan,  bukan menghargai arti pertumbuhan rohani.

Daripada bersungut-sungut, lebih baik kita menutup mulut kita dan merapatkan tangan kita untuk berdoa dengan kerendahan hati dan iman ! Bisa saja kita yang bermasalah dengan Tuhan sebenarnya dan bukan karena gereja atau persekutuan itu !

Kehidupan yang “sepertinya tidak ada apa-apa, hanya menantikan


Keluaran 32

Keluaran 32:1. Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."

Bagi mereka, Musa dianggap sebagai “allah” dan penyedia jawaban mereka, karena melalui Musalah, Tuhan berbicara kepada bangsa Israel.  Saat Musa tidak ada, mereka seperti orang yang kehilangan arah, mereka tidak mampu memandang Allah dengan mata iman. Segala hal yang membuat kita beralih dan tidak mengarah pada Kristus adalah dosa berhala.

Ada suatu masa kehidupan ketika semua yang terjadi biasa-biasa saja, penghasilan dan pekerjaan yang biasa-biasa saja, kegerakan gereja yang biasa-biasa saja, kita akan diuji untuk tetap menantikan arahan Tuhan dan hanya tetap hidup benar di mata Tuhan, atau tergesa-gesa melakukan sesuatu yang “wah” dengan emosi dan kedagingan semata. Menanti adalah masa yang tidak mengenakkan, karena kita seakan-akan pasif menunggu. Namun di sanalah iman dan pengharapan kita dilatih dalam ketekunan. Di sanalah, kita melatih roh kita untuk berdoa dan berseru kepada Tuhan.

Roma 8:24-28  Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. . Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.


Kehidupan yang mengeluh tentang nasib buruk  
Bilangan 11:1 di Tabera. Tabera(arti: "burning") menjadi saksi sejarah bagi mereka yang mengeluh dan bersungut-sungut tentang nasib mereka, “kenapa begini, mengapa harus seperti ini . . .” berarti mengancam bahwa Tuhan tidak becus menjadi Tuhan. Ini seperti dosa Lucifer. Sehingga Tuhan murka dan membuat api menyala di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan mereka.


Kehidupan yang liar, tanpa tujuan hidup 

Bilangan 11:4-7

Bilangan 11:4. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?


Bilangan 11:18 . . . TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan. Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari, tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak--karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"

Bilangan 11:32-34 Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu--setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer--,kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.  Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.

Kerakusan, hawa nafsu dan kepuasan daging semata yang mereka minta saat itu. Mereka menolak pemeliharaan Tuhan lewat manna dan memuaskan diri dengan makan daging burung puyuh. Dengan serakah, mereka sepanjang malam, sepanjang hari dan sepanjang esoknya, belum lagi mereka pun berusaha menimbunnya, mereka terus mengumpulkan daging untuk memuaskan nafsu mereka yang liar. Seakan-akan hidup mereka hanya untuk makan dan makan seperti zombie. Dicatat dalam terjemahan lain bahwa di tengah mereka, terdapat orang-orang asing di mataNya, orang-orang mati yang berjalan. Apakah sesuatu yang asing, bersifat ragi dalam diri kita? Adakah sesuatu yang liar dari bagian hidup kita, di mana kita tidak mengizinkan Tuhan campur tangan?

Kehidupan yang mengkritik orang lain, bahkan pemimpin.

Bilangan 12,14 dan 16- Pemberontakan Miryam dan Harun, Korah, Datan dan Abiram, bahkan umat Israel kepada Musa

Kritik tersebut bukan berdasarkan takut akan Tuhan, tapi karena kesombongan pribadi dan berniat menghancurkan orang tersebut. Ini seperti dosa Lucifer yang mengkritik Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan cara yang benar untuk menegur ( I Timotius 5:1-2). Kita pun harus belajar “commit” dan “submit” kepada orang yang memiliki otoritas Tuhan (Ibrani 13:17)






Kehidupan yang membuat tawar hati orang lain.

Ulangan 1:26-33 Kisah 12 pengintai

Berhati-hatilah dengan perkataan negatif, mulut kita yang bisa menciutkan iman orang lain. Tuhan ternyata tidak suka. Dengan jelas dicatat bahwa mereka, 10 pengintai yang membuat tawar hati orang lain akhirnya mati kena tulah (Bil 14:36-37).

Bilangan 13:32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 

Mazmur 43:3-4 Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

0 comments:

Posting Komentar