Saya ingat bertahun-tahun yang lalu, seorang HambaNya berkata kepada seorang jemaat Tuhan untuk menguatkan imannya, "Sudah, yang penting kamu ceket sama Tuhan!'. Saat itu, saya duduk di belakang jemaat itu sehingga mendengarkan perkataan Hamba Tuhan tersebut. Kehidupan melekat kepada Tuhan adalah kehidupan yang memandang pada Dia, selalu bertanya kepada Dia dan melibatkan Dia atas segala sesuatu. Saya percaya bahwa ketika seseorang berfokus pada Yesus, itu berarti memandang ke depan dan bukan ke belakang atau sekelilingnya. Berfokus pada Yesus berarti siap untuk mencurahkan seluruh perhatian kita hanya padaNya.
Ada dua hal yang saya temukan tentang apa yang membuat kita tidak lagi terfokus memandang Dia di depan kita.
Menoleh ke belakang
Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."- Lukas 9:62
Apa yang terjadi ketika istri Lot tidak menaati perintah Tuhan untuk berlari secepat mungkin ke depan dan tidak menoleh ke belakang?-Kejadian 19:22 dan 26. Ketika kita menoleh ke belakang, berarti hati kita sedang terbujuk dan ragu untuk meninggalkan harta duniawi dan apa yang menjadi kesukaan kita di belakang kita. Atau kita meragukan akan kebaikan Tuhan di depan kita dan kita masih membandingkan dengan keadaan di masa lalu kita, seperti bangsa Israel. Ketika seorang atlet berlari dalam pertandingan, dia tidak menoleh ke belakang, karena tidak mau kehilangan fokus dan terjatuh, yang bisa saja membahayakan dirinya dan atlet yang lain. Apakah kehidupan di belakang kita yang sukar kita tinggalkan?
Matius 14:28-30 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
Ketika Petrus memandang Yesus saja, maka ia dapat berjalan dengan iman. Namun ketika ia mengamati keadaan sekelilingnya, seperti angin, badai dan gelombang (dunia sekelilingnya), dia mulai tenggelam. Kita harus percaya pada Dia masih memegang kendali sampai hari ini. Sekeliling bisa membuat kita kuatir dan takut, namun saat kita berbalik kepadaNya dan memandang mataNya, maka Tuhan akan bicara, "Jangan takut, percaya! Aku yang memegang kendali!"
Kita tidak selalu bisa melihat dan mendengarkan sekeliling kita untuk memperhatikan adakah jalan buat kita, karena Bapa yang akan membuat jalan. FirmanNya tetap walaupun langit bumi lenyap. Seperti Abraham, kita harus berkata bahwa Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran, ketika ada pertanyaan yang meragukan penyediaan dan janji Tuhan. - Kejadian 22:7-8.
Jangan pernah menoleh ke belakang, atau memperhatikan sekelilingmu, Bapa sudah menyediakan apa yang kita butuhkan, sudah menyiapkan "korban bakaran" terbaik untuk hidup kita, untuk apa pun yang telah kita tinggalkan, untuk orang-orang yang kita kasihi dan cintai. Amin... Selamat datang ya Tuhan dalam Kemuliaan.. sampai Maranatha.. Amin..
0 comments:
Posting Komentar