Sabtu, 16 Oktober 2010

Seberapa penting kau melibatkan Tuhan

I Samuel 2:30 Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.

Apakah Tuhan sering dilibatkan saat kita akan mengambil keputusan? Apakah Dia dilibatkan dalam penggunaan keuangan kita? Apakah Dia dilibatkan saat ada tawaran-tawaran yang menggiurkan? Apakah Dia dilibatkan dalam keseharian hidup kita, dari pagi sampai petangnya? Apakah Dia sebagai Tuhan sudah disenangkan dengan sikap kita yang menghormati keberadaanNya? Beberapa hari ini, perkataan "Seberapa penting saya melibatkan Tuhan" ini begitu kuat merhema dalam pikiran saya dan menjadi bahan perenungan/refleksi saya beberapa hari ini. Kadang Tuhan Yesus hanya dijadikan sebagai Juruselamat kita, namun tidak sebagai Tuhan dan Raja atas hidup kita.

Ada 2 hal mendasar yang saya dapatkan dalam perenungan saya tentang apakah kita sudah melibatkan Tuhan untuk berurusan dengan hidup kita :

Senantiasa meminta tuntunan dan arahan Tuhan setiap hari

I Samuel 23:1-5. Diberitahukanlah kepada Daud, begini: "Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan." Lalu bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?" Jawab TUHAN kepada Daud: "Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila." Tetapi orang-orang Daud berkata kepadanya: "Ingatlah, sedangkan di sini di Yehuda kita sudah dalam ketakutan, apalagi kalau kita pergi ke Kehila, melawan barisan perang orang Filistin." Lalu bertanya pulalah Daud kepada TUHAN, maka TUHAN menjawab dia, firman-Nya: "Bersiaplah, pergilah ke Kehila, sebab Aku akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu." Kemudian pergilah Daud dengan orang-orangnya ke Kehila; ia berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan ditimbulkannya kekalahan besar di antara mereka. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila. 

II Samuel 5:17-25. . . . majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan. Ketika orang Filistin itu datang dan memencar di lembah Refaim, bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu." Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: "TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos." . . . Ketika orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim, maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: "Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin." Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.

Daud dan Yosua adalah contoh tipe orang yang saya dapatkan sebagai orang yang membiasakan diri untuk meminta pertimbangan dan penyertaan Tuhan dalam hidup mereka. Firman Tuhan selalu berbicara langsung di hidup mereka. Dalam peperangan, walaupun mereka adalah raja dan pemimpin bangsa, mereka tetap membiasakan untuk bertanya pada Tuhan seperti apakah mereka harus menyerang, dan apakah Tuhan akan menyerahkan musuh ke dalam tangan mereka. Ketika mereka lupa bertanya pada Tuhan dan mempunyai pengertian sendiri, maka selalu ada dosa/ masalah yang akan mereka alami nantinya.

Amsal 3:5-7 Lean on, trust in, and be confident in the Lord with all your heart and mind and do not rely on your own insight or understanding. In all your ways know, recognize, and acknowledge Him, and He will direct and make straight and plain your paths. Be not wise in your own eyes; reverently fear and worship the Lord and turn [entirely] away from evil. (Amplified Bible).

Amsal 16:2-3 All the ways of a man are pure in his own eyes, but the Lord weighs the spirits (the thoughts and intents of the heart). Roll your works upon the Lord [commit and trust them wholly to Him; He will cause your thoughts to become agreeable to His will, and] so shall your plans be established and succeed. (Amplified Bible).  

Bagaimana dengan kita, anak-anak Tuhan yang dikasihiNya? Saya sendiri banyak belajar dari kesalahan yang terjadi beberapa bulan ini. Kadang secara sengaja maupun tidak disengaja kita melupakan penyertaan dan keterlibatan Tuhan dalam segala aspek hidup kita. Ketika kita melibatkan Tuhan, maka Tuhan akan menentukan kemenangan kita dan meluputkan kita dari setiap cobaan/ jebakan yang bisa menyusahkan kita. 

Saya belajar dari kesalahan saya, bahwa ternyata sekalipun saat mendapatkan jawaban sesuai doa, kita harus bertanya kembali kepada Tuhan apakah itu benar sesuai apa yang Tuhan kehendaki atau tidak. Kadang ada begitu banyak jebakan iblis yang disamarkan/ dibungkus dengan kedok "berkat"/pertolongan yang mantap sesuai doa kita. Oleh karena itu, jangan bergembira terlebih dahulu saat kita mendapatkan jawaban doa kita, kita harus peka dan tajam mulai sekarang untuk senantiasa juga melibatkan Tuhan. Pelajari bagaimana tanggapan Daud ketika dua kali Tuhan menyerahkan nyawa Saul ke tangan Daud. Saya percaya bahwa Daud selalu berdoa agar dia lepas dari cengkeraman musuhnya. Jika Daud tidak peka dan tajam dengan suara Tuhan dan menanggapi perkataan para pengikutnya, maka pasti ia merasa itu jawaban doanya dan langsung membunuh Saul saat itu ( I Samuel 24:1-8a, I Samuel 26:7-11).

Walaupun demikian Daud, Yosua dan banyak pahlawan Allah yang tercatat di Alkitab juga pernah tidak melibatkan Tuhan dalam hidup mereka dan mengandalkan hikmat pikiran mereka. Yosua tidak menanyakan kepada Tuhan apakah mereka harus berperang saat itu untuk melawan kota Ai ( Yosua 7: 1-6). Yosua dan para pemimpin Israel melupakan untuk meminta keputusan Tuhan dan membuat sumpah persahabatan dengan orang Gibeon, musuh mereka sendiri ( Yosua 9:14-15). Daud pun pernah jatuh dalam dosa perzinahan, karena berhikmat ingin bersantai di kamarnya saat zaman raja-raja biasa turun berperang ( 2 Samuel 11:1-2). Daud pun pernah meragukan perlindungan Tuhan dan telah meminta perlindungan kepada Filistin atas nyawanya yang terancam ( I Samuel 27:1). Akhirnya mereka mendapatkan konsekuensi/ ganjaran atas kesalahan mereka. Setiap kita dapat melakukan kesalahan seperti mereka, namun bukan berarti kita tidak memacu diri kita untuk meraih kesempurnaan. Kita tidak boleh tawar hati karena kegagalan dan kesalahan kita untuk tidak melibatkan Tuhan. Daud dan Yosua tidak tawar hati, mereka menyadari kesalahan, bertobat tidak mengulangi dan tetap melanjutkan kehidupan mereka. 

Mari kita sama-sama belajar untuk berdoa sejenak sebelum kita mengerjakan aktivitas harian kita, berdoa sebelum kita harus membuat keputusan. Libatkan Tuhan mulai sekarang dalam hidup kita, agar kita luput dari jebakan "celaka" yang bisa kita dapatkan di hari depan dan menang dalam apa yang Tuhan tentukan buat kita.

Senantiasa berikan korban kepada Tuhan dan itu dimulai dari hati

Belajar dari gaya hidup pahlawan Tuhan di perjanjian Lama dan ketetapan Tuhan di Kitab Keluaran dan Imamat, kita akan mengetahui betapa pentingnya kita meminta penyertaan Tuhan di hidup kita melalui kesadaran kita memberikan korban yang indah kepada Tuhan.

Yesaya 43:22-24. "Sungguh, engkau tidak memanggil Aku, hai Yakub, dan engkau tidak bersusah-susah karena Aku, hai Israel. Engkau tidak membawa domba korban bakaranmu bagi-Ku, dan tidak memuliakan Aku dengan korban sembelihanmu. Aku tidak memberati engkau dengan menuntut korban sajian atau menyusahi engkau dengan menuntut kemenyan. Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu..."

Kapan terakhir kali kita begitu mau membayar harga lebih lagi untuk membangun mezbah dan mencari wajah Tuhan? Kapan terakhir kali kita berpuasa dan berdoa sungguh-sungguh untuk mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita?  Ternyata saya temukan dalam perenungan bahwa ketika kita tidak menyadari keberadaan Tuhan dan tidak sungguh mencari wajah Tuhan, sejak itulah kita bisa terjatuh dalam pencobaan demi pencobaan, godaan demi godaan yang berdatangan. 

Memberikan korban bakaran dan sembelihan kepada Tuhan adalah saat kita datang membangun mezbah dan memberikan hidup kita yang terbaik kepada Tuhan yang tentu saja sakit untuk diberikan dan itu tidak boleh dibiarkan padam. Harus diperbarui setiap pagi ( Imamat 6: 8-13). 

Kapan terakhir kali kita memberikan perpuluhan, persembahan ucapan syukur kepada Tuhan? Mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, termasuk memberkati kaum lewi, para pekerja gereja adalah bentuk korban sajian.

Hosea 6:6 mencatat keadaan ketika anak-anakNya tidak sungguh memberikan korban kepada Tuhan dari hati mereka. Mereka pura-pura bertobat dan mengikut Tuhan. Hal itu munafik di mata Tuhan, sehingga Tuhan menekankan kasih setia dan pengenalan yang benar dari hati, daripada sekedar perbuatan saja. Walaupun kita sudah berada di masa Perjanjian Baru, bukan berarti Perjanjian Lama kita abaikan, karena begitu banyak makna rohani yang tersimpan di dalam Perjanjian Lama, yang sebenarnya masih berlaku secara hukum rohani sampai detik ini.

Akhir kata, mari saya dan anda belajar melibatkan Tuhan sebagai Raja dan Pribadi yang berhak mengatur hidupmu mulai hari ini ! Amin. Tuhan memberkati dan memampukan kita semua yang mau terima teguran dan mau berubah.

0 comments:

Posting Komentar