Kamis, 28 Oktober 2010

"Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan!"

2 Tawarikh 20:12 " . . . Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

Seringkali dalam hidup kita, kita diajar dan selalu diingatkan untuk harus mandiri, tegas dan bisa mengambil keputusan sendiri. Hal ini memang melatih sikap kedewasaan kita, namun ajaran ini hanyalah separuh dari kebenaran Firman Tuhan sendiri. Oleh karena ajaran tersebut, kita menjadi orang yang egois, berjalan sendiri menurut kekuatan sendiri tanpa terbiasa melibatkan Tuhan. Yang benar adalah kita harus mengikutsertakan pimpinan dan keputusan Tuhan terlebih dahulu sebelum kita akan melangkah. Jika kita sudah melibatkan Tuhan, maka kita harus percaya, tegas dan setia melangkah di dalam keputusanNya. Keputusan yang kita ambil bukan keputusan yang tidak menyenangkan hatiNya, melainkan sesuai kehendakNya.

Karena mengandalkan kekuatan dan hikmat kita sendiri, kita tidak mencari wajah Tuhan dan tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Dia. Fatalnya, jika kita tidak ada kedekatan hubungan dengan Dia, maka kita dekat dengan dosa dan kutuk. Hal itu akan menyusahkan dan memberatkan Tuhan. Yesaya 43: 24 " . . . engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu. ". Tuhan sebagai Bapa tidak mau membiarkan kita hilang dari kasihNya terlalu lama, sehingga hati kita dibuat demikian keras oleh iblis dan dunia ini, yang lambat laun kita tidak bisa kembali lagi ke surga. Oleh karena itu, Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah demi masalah hanya untuk semata-mata melatih kita agar terbiasa mencari wajah Tuhan, mengandalkan DIA, peka dan tajam mendengarkan suaraNya. Mungkin besar dan jumlah masalah yang datang tidak bisa kita perkirakan sebelumnya, namun itu tidak melebihi jatah dan kemampuan kita untuk menanggung masalah itu. Tugas kita adalah menanggung dan meletakkan masalah itu di bawah kakiNya.

Raja Yosafat adalah salah satu contoh orang yang dididik Tuhan untuk belajar melibatkan Tuhan. Dicatat sebanyak dua kali, Tuhan memberi pelajaran berharga kepada dia.

Pelajaran di tengah kesesakan dan ketakutan.

Saat itu, Yosafat dan Kerajaan Yehuda dikepung oleh laskar bani Moab dan Amon yang begitu besar. "Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. " - 2 Tawarikh 20:3-4

2 Tawarikh 20:12 " . . . Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

Masalah yang Tuhan izinkan membuat kita takut/cemas. Di masa ini, kita begitu merasakan bagaimana masalah datang bertubi-tubi dan besar, sulit untuk kita lalui. Saya pun pernah merasakannya, begitu membuat saya kehilangan semangat untuk membangkitkan diri saya. Namun, hal tersebut memang diinginkan Tuhan agar kita mula-mula mencari wajah dan kehendakNya terlebih dahulu, walaupun masalah itu masih mengepung dan menyesakkan kita. Tuhan akan buat masalah itu kelihatan bertambah besar sampai kita berkata dan berpikir, "Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, saya tidak tahu harus melakukan apa lagi!" " Semua sudah saya lakukan, tapi hasilnya tetap nihil, saya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa lagi !". Tuhan harus mengosongkan dan menghabiskan terlebih dahulu ego, kekuatan, akal perhitungan dan hikmat yang kita gunakan selama ini, sehingga pertolongan Tuhan menjadi kelegaan buat kita semua.

Tuhan tidak mau membiarkan kita berlama-lama dalam kesombongan, seperti Dia berkata "Nak, Aku tidak mau kehilangan kamu karena kesombonganmu sendiri yang menjauhkan kamu dari Aku. Aku harus buat suatu rencana dalam hidupmu agar kamu tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak melangkah terlebih dahulu sebelum kamu bertanya dan melibatkan Aku!" "Kamu harus terbiasa untuk mengikutsertakan Aku dalam setiap langkahmu, Aku harus menghancurkan ego dan prinsip mandirimu yang salah, sebelum kamu Kutetapkan layak waktunya untuk menerima kemuliaanKu yang lebih besar!". Maka dari itu, Tuhan izinkan masalah-masalah datang menyapa dalam kehidupan saya dan kita semuanya.

Setelah kita sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, maka Tuhan yang akan melakukan perbuatanNya yang ajaib. Kita hanya menjadi saksi hidup tentang bagaimana Tuhan berperkara atas semua masalah kita. Kita tetap beraktivitas normal, tapi urapan dan penyertaan Tuhan menjadi nyata dalam setiap apa yang kita lakukan. Jika Tuhan yang membuka pintu berkat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menutupnya. Jika Tuhan yang menutup pintu kutuk, maka iblis tidak dapat membukanya kembali. Jika Tuhan sudah berkehendak dan menetapkan, maka semua masalah dan musuh kita akan Tuhan bereskan. Amin

Pelajaran di tengah kesuksesan

Untuk pelajaran yang satu ini, kita mudah terjebak dan begitu banyak anak Tuhan yang terjebak dalam strategi iblis yang satu ini di akhir zaman. Saat berkat dan perlindungan Tuhan sudah begitu nyata di tengah-tengah kita, kembali lagi kita melupakan pernyertaan Tuhan. Di tengah-tengah kita menikmati kejayaan dan di ambang kesuksesan dalam bidang yang kita tekuni, saat itu berhati-hatilah dengan jebakan yang satu ini.

2 Tawarikh 20:35-36 Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan Ahazia, raja Israel, yang fasik perbuatannya. Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber.

Seperti kita manusia, Yosafat menjadi sombong dan memegahkan dirinya. Ia dengan mudahnya menjalin hubungan akrab dengan orang yang dibenci Tuhan, tanpa melibatkan Tuhan dalam pengambilan keputusan. Yosafat kembali lagi menggunakan akal hikmat, perhitungan dan kekuatannya sendiri. Tarsis adalah daerah perdagangan barang mahal seperti emas, perak dan timah. Agaknya motivasi Yosafat sudah tidak murni, ia ingin memperkaya dan memakmurkan dirinya, sehingga ia melupakan Tuhan... dan peristiwa itu terjadi sesudah Tuhan memberi keamanan dan perlindungan atas Yehuda di segala penjuru ( 2 Taw 20:29-30). Saat kita merasa aman dan tengah menuju puncak kesuksesan, kita mulai berpikir bahwa itu semua karena jasa kita sendiri, sehingga motivasi hati kita mulai berubah dan salah. Seperti Tuhan menghancurkan hasil pekerjaan Yosafat, demikian pula Tuhan harus menghancurkan kebanggaan kita dan membenahi motivasi hati kita yang salah.

2 Taw 20: 37 "Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu." Lalu kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis.

Di tengah mulai ketenaran dalam dunia kerja, saya mulai memiliki motivasi hati yang berubah dari awalnya. Motivasi hati saya mulai salah, sehingga saya ingin memperkaya diri saya, dan mulai mengukur keberhasilan serta kebahagiaan saya dengan nilai materi. Panggilan mula-mula di kerohanian saya mulai pudar dan digantikan dengan keinginan kuat untuk menjadi kaya. Maka dari itu, Tuhan harus hancurkan kesombongan manusia saya dengan menghancurkan apa yang saya banggakan. Apa yang kita banggakan? kepintaran ? kekayaan? ketenaran? Semua itu bisa berlalu dari kita semua, jika Tuhan izinkan. Saat SMA pun, saya pernah kehilangan kepintaran saya dalam studi, karena saya sempat sombong dan bangga dalam hati saya. Mungkin juga di tengah-tengah kesuksesan, tiba-tiba kita menjadi bangkrut/pailit, tiba-tiba ada musibah/ bencana alam seperti yang sering terjadi sekarang dan semua kebanggaan materi kita lenyap dalam sesaat.

Semua keburukan dan kegagalan yang kita alami akan kembali mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak jahat walaupun Dia izinkan masalah itu ada, karena sebenarnya kita milikNya dan Dia begitu menginginkan agar fokus hidup dan motivasi hati kita hanya DIA saja. Amin.

Kolose 2:6-7 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. 

0 comments:

Posting Komentar