I Korintus 6 :17 "Siapa yang mengikatkan("menyatukan") dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia."
Ketika saya menjabat sebagai gembala kelompok sel, ada seorang anak komsel saya yang bersahabat dengan rekan komsel wilayah lain. Keduanya sama-sama perempuan, namun berbeda usia. Jika pergi ke Mall, mereka selalu berdua. Pergi ke gereja selalu berdua. Hampir ke mana pun, saya temukan mereka selalu berdua. Lama-lama saya melihat mereka memiliki sifat yang sama seperti cara berjalan, cara berbicara yang sama dan potongan rambut yang dimodel sama, padahal postur tubuh mereka jelas berbeda. Saya dengan beberapa gembala sel malah menguatirkan hubungan mereka menjadi tidak sehat, karna mereka melupakan hubungan dengan rekan-rekan yang lain. Itu adalah sebuah contoh ekstrim sebuah persahabatan yang salah, namun tahukah kita bahwa dengan Tuhan, kita pun perlu sebenarnya terikat dengan Dia. Saya tidak mengajarkan bahwa kita harus mengabaikan hubungan dengan teman-teman kita bahkan keluarga, tapi tentang memprioritaskan hubungan dengan Tuhan lebih dari yang lain.
Lalu apa kita menyembah banyak Allah?
Jelas Tidak, karna tiga Pribadi Allah tersebut tidak berdiri sendiri tapi saling terikat ("bersatu"). Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus berada dalam satu Komunitas yang Kudus. Karakter Allah yang terutama adalah Kasih, Benar, Kudus dan Kekal. Jika seorang cewek yang saya ceritakan tadi bisa memiliki suatu ikatan hubungan yang kuat dengan temannya sehingga cara berjalan, cara berbicara, bahkan selera makan, kesukaan baju dan cara berpikirnya pun bisa sama; maka apalagi dengan Allah kita.
Di Alkitab menceritakan juga bahwa di bumi pernah ada komunitas manusia yang sehati dan bahkan sejiwa yang dapat kita temukan di Kisah Rasul 2: 46 " Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati .." dan Kisah Para Rasul 4 :32 " Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama."
Komunitas orang percaya di Kisah Rasul adalah sedikit gambaran tentang Kesatuan Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus membentuk Komunitas intim yang penuh Kasih, Benar, Kudus dan Kekal antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu sering kita menerima ajaran bahwa jika anda dan saya mau serupa dengan Tuhan, anda dan saya harus memiliki hubungan intim dengan Tuhan. Itu benar dan meneguhkan apa yang sebenarnya Allah kita lakukan selama ini.
Jadi jika kita mengasihi Tuhan Yesus, maka Allah Bapa dan Roh Kudus bahkan seisi Surga pun bersukacita. Jika kita merindukan Roh Kudus, maka Bapa dan Tuhan Yesus bahkan seisi Surga pun tersenyum. Jika kita meninggikan Bapa, maka Yesus dan Roh Kudus pun ditinggikan. Allah kita sungguh luar biasa. Mereka tidak saling meninggikan diri-Nya sendiri. Allah Bapa meninggikan Yesus dan Roh Kudus (Matius 12:18; 17:5). Yesus memuliakan Bapa dan Roh Kudus (Lukas 10:21; 11:13; 12:10). Roh Kudus selalu mengingatkan kita akan Bapa dan Yesus (Yohanes 14:26). Maka dari itulah Paulus yang pernah diangkat Tuhan ke Surga menuliskan selalu dalam suratnya (Roma 12:16, 1 Korintus 1:10, II Korintus 13:11, Filipi 2:2) agar kita selalu sepikir dan sehati dengan saudara seiman, karena Allah kita pun sehati dan sepikir dalam Kasih, Kebenaran, Kekudusan dan Kekekalan.
Saya rindu memiliki ikatan dengan Tuhan seperti Bapa dan Yesus adalah Satu (Yohanes 17:11,21-23,26). Seperti Doa Yesus kepada Bapa di surat Yohanes 17: 20-21, saya berdoa kepada Bapa:
"supaya saya menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Yesus dan Yesus di dalam Engkau, agar saya pun juga di dalam Bapa, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus saya. "
Saya rindu Hati Tuhan ada dalam saya, dan Tuhan pimpin hidup saya dengan Hikmat serta Pewahyuan-Nya.
Bagaimana dengan kerinduan Anda?
Keluaran 33:18 " . . . Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
0 comments:
Posting Komentar