Kamis, 25 Februari 2010

So hard to be humble

Artikel berikut ini saya ambil dari blog kak serli, teman gereja saya ( Kunjungi webnya di http://serlinatalia.multiply.com/journal/item/1/So_hard_to_be_humble). Artikel ini sangat memberkati saya sampai sekarang, sehingga saya salin kembali. Biarlah ini menjadi berkat buat kita semua. AMIN
====

Seorang teman mengatakan : orang yang rendah hati adalah orang yang menyerahkan segala haknya pada Tuhan. Kalau ada yang menampar pipi kiri berikan pipi kananmu, Kalau ada yang meminta bajumu berikan jubahmu. Mudah untuk dikatakan tapi sangat sulit untuk dilakukan.


Ada banyak sekali definisi tentang rendah hati tapi yang penting apakah kita bisa melakukannya atau tidak?

Barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.-Lukas 14:11

Sulit sekali untuk mencari buku-buku yang berbicara tentang topik kerendahan hati. Kebanyakan orang menulis buku untuk menjadi sukses, untuk menjadi pemimpin yang berhasil, tapi sedikit orang yang menulis tentang rendah hati.

Saya banyak belajar dari Mother Theresa tentang kerendahan hati. Bukannya saya sudah rendah hati, tapi saya belajar untuk selalu rendah hati. Dia memberikan beberapa tips untuk menjadi rendah hati.

Saya hanya membahasnya 5 cara dari sekian tips yang mewakilinya :

1.  Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain 

Pada suatu ibadah seorang teman mengatakan, " hei khotbah ini cocok buat di A, supaya dia bertobat "

Kita lebih sering memusatkan pikiran kita pada kesalahan orang lain. Di Lukas diceritakan pada satu kali Tuhan Yesus dihadapkan pada perempuan pelacur yang sedang dilempari batu oleh orang-orang. Tuhan Yesus hanya bertanya : Siapa yang tidak pernah berbuat dosa boleh melempar batu kepada perempuan ini. Tidak ada yang berani melakukannya karena sebagian besar laki-laki tersebut pun berzinah dengan perempuan ini.

Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain, bagaimana mungkin kita bisa mengeluarkan selumbar di mata saudara kita, kalau balok di mata kita sendiri tidak terlihat? - Lukas 6:14

2. Terima perasaan tidak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah

Banyak di antara kita, setelah berjerih lelah melakukan sesuatu, tapi manusia di sekitar kita tidak pernah menghargai kita, melupakan kita, merendahkan kita. Mungkin pemimpin kita, orang tua kita, saudara-saudara kita, teman-teman, bahkan pasangan kita tidak menghargai hasil kerja keras kita.

Tapi kita tidak usah bersedih, sebab mata Tuhan tertuju pada setiap anak-anakNya yang mengasihi Dia. Dia yang mengerti setiap hati kita, Dia yang menyelidiki segala sesuatu, Dia menampung setiap airmata kita dalam kirbatNya. Tetaplah rendah hati, ketika kau melakukan sesuatu dan tidak dihargai, jangan sedih dan jangan patah semangatmu, karena Allah yang melihatNya dan memperhitungkan segala sesuatu.

Yusuf adalah contoh yang sangat saya sukai. Selain dihina, ditinggalkan dan dilupakan, Yusuf juga tidak diinginkan, bahkan bukan dari orang-orang lain, tapi dari orang-orang terdekatnya. Ketika dia sudah menggenapi rencana Tuhan dan menjadi tangan kanan Firaun, dia bisa tetap mengasihi saudara-saudaranya dan mengampuninya.

3. Jangan mencoba agar dikagumi dan dicintai.

Ohhhh sulit sekali!!!! bagaimana mungkin bisa melakukan yang satu ini? Semua orang sangat suka dicintai, semua orang sangat suka dikagumi dan dihargai.

Many people start as a servant end up as a celebrities.

Many people addicted to attention, unware that always being in the spotlights blinds you.

Lucifer adalah salah satu malaikat Tuhan yang sangat dekat dengan Tuhan, tapi karena keinginan untuk menjadi sama dengan Tuhan, ingin dihormati seperti Tuhan, ingin disembah seperti Tuhan, ingin dicintai seperti Tuhan, akhirnya dia melakukan pemberontakan dan akhirnya dilemparkan ke bumi sebagai iblis.

Kita harus belajar seperti Mother Theresa, fokus hidupnya tidak pernah supaya dirinya dikagumi dan dicintai. Tugas kita sebagai anak-anak Tuhan adalah membuat Allah menjadi terkenal dengan kehidupan kita bukan sebaliknya kita yang menjadi terkenal karena pelayanan kita. Jangan jadi pelayan Tuhan yang memiliki fans club, justru kita harus belajar seperti Yohanes Pembabtis : Biar semakin hari Dia semakin bertambah dan aku semakin berkurang.

Salah seorang pendoa suatu kali kedapatan menonton vcd-vcd yang tidak boleh ditonton. Ketika dia ditanyai dan diminta untuk mengaku, dia berusaha berkelit supaya tidak ketahuan bersalah. Dia berusaha dengan segenap usahanya berusaha meyakinkan pemimpinnya bahwa dia sudah tidak melakukannya, bahwa keinginan dagingnya sudah bisa dikontrolnya, dan meminta supaya dia segera diijinkan pelayanan.

Keberanian untuk jujur tentang keadaan kita apa adanya adalah salah satu bentuk supaya tidak dikagumi dan dicintai. Tapi dewasa ini, sangat sulit untuk berlaku demikian, karena ego manusia. Sikap hati yang selalu ingin dikagumi inilah yang dimiliki oleh orang-orang farisi dan sangat dibenci oleh Tuhan.

Mari kita belajar untuk tidak dicintai dan dikagumi.

4. Terima celaan, hinaan dan caci maki walaupun anda tidak layak menerimanya.

Ini lebih sulit lagi. Mana mungkin kita mau disalahkan ketika kita salah? Mana mau kita dicaci maki ketika kita melakukan yang benar?

Rasul Paulus dalam suratnya pada jemaat Korintus berkata : adakah sesuatu yang kita dapatkan yang tidak kita terima? Segala keadaan kita, ditebus dari segala dosa, kita yang layak terima penghukuman tetapi ditebus oleh darah Yesus yang mahal. Kita harus belajar rendah hati.

Keadaan kita belum seperti martir-martir Tuhan yang dianiaya karena tidak mau menyangkal Yesus contoh Markus meninggal di Mesir setelah badannya diseret hidup-hidup melalui jalan-jalan penuh batu sampai ajalnya, Lukas digantung di Yunani, Yohanes direbus di bak minyak mendidih di Roma dan dibuang ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batu bara, Petrus disalib dengan kepala di bawah, Yakobus dipenggal di Yerusalem, Paulus disiksa dengan kejam dalam penjara dan kemudian dipenggal oleh kaisar Nero.

Apakah kita sudah sampai mengalami hal-hal yang sedemikian menderitanya? Apapun yang perbuat perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

5. Bersikaplah sopan sekalipun seseorang memancing kemarahan anda.

Mengenai marah ini, saya punya pengalaman. Pada saat kita marah, respon orang yang rendah hati bukanlah orang yang menutupi kemarahannya. Tetapi justru pada saat kita marah kita harus mengakuinya.

Suatu kali saya marah kepada seorang pemimpin. Seringkali reaksi selanjutnya adalah malas berbicara dengan dia, menjauhi dia, dan atau membicarakanya dengan teman-teman yang lain tentang kejelekannya. Itu adalah respon yang salah. Respon yang benar seharusnya adalah segera mengakuinya kepada orang tersebut dan meminta maaf, walaupun kadang-kadang akhirnya respon orang tersebut tidak seperti yang kita harapkan.

Seringkali kita dongkol dengan respon orang tersebut karena dia ternyata tidak merasa bersalah, atau dia terlalu membela dirinya sehingga tidak tulus dalam meminta maaf, atau kita tahu dia tidak akan berubah dan tetap melakukan hal yang sama.

Disinilah peranan rendah hati. Walaupun secara ego kita merasa sulit untuk melakukan pemberesan empat mata dengan dia, tapi kita tetap harus melakukannya. Kita harus terus terang dengan rendah hati kepadanya, kita harus minta maaf dengan tulus karena kita sudah tersinggung kepadanya, dan kita harus menyatakan harapan - harapan kita kepadanya, supaya dia berubah dan jangan mengulanginya kembali.

Sangat sulit untuk belajar rendah hati. Ini adalah proses pembelajaran seumur hidup. Never ending proses.

Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin sulit untuk rendah hati. Kesombongan tidak bisa dideteksi, karena kesombongan ada di dalam hati, dan tidak ada yang mengetahui isi hati kita selain kita dan Tuhan.

Tapi ada satu cara untuk mengetahuinya, ketika kita merasa kita tidak sombong dan sudah rendah hati, maka saat itulah sebenarnya kita dalam keadaan sombong.

Mari kita belajar rendah hati.

0 comments:

Posting Komentar