Rabu, 24 Februari 2010

Kerinduan janganlah disertai dengan emosi manusia namun KASIH

Bilangan 20:10-12 ... Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" .Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." 

Musa dikenal sebagai seseorang yang lemah lembut hatinya, namun dalam kisah ini, dia bertindak dengan kesalahan fatal yang membuat dia tidak diperbolehkan memasuki tanah Kanaan. Saya yakin Musa mempunyai kerinduan besar atas perubahan mental bangsa Israel karena dia sering bersama-sama dengan Tuhan, jadi dia pasti memiliki hatinya Tuhan. Sepanjang perjalanan Musa dan bangsa Israel di padang gurun tidak pernah ditemukan bahwa Musa menggerutu dan menolak panggilannya lagi, namun di kisah ini benar-benar satu peristiwa yang kelam. Musa marah kepada bangsa Israel dan meluapkan emosinya kepada bukit batu. Seharusnya ia hanya memerintahkan bukit batu itu agar mengeluarkan air, namun ia memukul batu itu dengan tongkat sebanyak 2x. Tidak dikatakan apakah saat itu Musa lagi letih rohani atau jasmaninya; namun yang pasti Musa tidak lagi bertindak dengan Kasih.

Apa yang dialami Musa, saya dan mungkin anda pun pernah mengalaminya. Oleh saudara dan sekaligus pemimpin rohani, saya ditegur karena kerinduan saya disertai emosi manusia. Begitu mudahnya saya akan bisa menghakimi saudara seiman saya jika emosi manusia ini yang turut campur tangan, dan bukan KASIH yang mengikat kami. Tuhan menyukai keseimbangan dalam hidup ini, saya sungguh percaya. Gas tanpa ada rem pada sebuah mobil hanyalah membawa maut. Tindakan radikal yang tidak berlandaskan kasih, hanya akan menjadi bersifat "arogan" dan tidak ada penguasaan diri sama sekali. Mengangkat saudara saya bangkit dari lembah kelam dan berjalan bersama-sama, adalah hal yang disukai Tuhan daripada saya hanya memerintah dari jauh agar saudara saya bangkit. Jika emosi ini terus dibiarkan, hal ini akan menjadi celah bagi dosa kesombongan dan roh suka menghakimi. Bukankah hal ini juga sering terjadi dengan gereja-gereja Tuhan akhir-akhir ini. Satu gereja Tuhan menyerang gereja Tuhan yang lain. Ini memang akhir zaman dan tanda-tanda seperti ini tidak akan terelakkan lagi.

Tindakan radikal untuk Tuhan, namun harus ada Kasih yang mengikat dan menjadi dasar. Kasih yang dimaksud adalah kesabaran, kerendahan hati dan penguasaan diri kepada saudara-saudara kita. Terkadang keputusan pribadi untuk hidup radikal dalam Tuhan bisa berubah menjadi ego dan ambisi pribadi, jika tidak ada penguasaan diri. Jika tidak ada kerendahan hati dan kesabaran, maka keputusan pribadi untuk hidup radikal dalam Tuhan bisa menjadi arogan, sombong, merasa diri paling benar, suka menghakimi dan tidak pernah bisa sabar menolong saudara-saudara kita.

Pada waktu sebelum dan selama saya mengetik artikel ini, saya meminta ampun kepada Tuhan dan bertobat. Saya menyadari kesalahan saya yang sepertinya menyerang saudara-saudara saya. Saya bersyukur karena saya diingatkan dan ditegur Tuhan melalui rekan rohani saya. Inilah jawaban doa saya saat saya berdoa kepada Tuhan, "koreksi saya walaupun saat saya merasa beres sekalipun " di artikel yang pernah saya tulis sebelumnya.

Kolose 3:12-15 "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah."

I Korintus  14 :1 " Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat."

Mengapa yang dikejar harus kasih dulu yang pertama dan mengapa Paulus menginginkan agar karunia Roh yang pertama yang harus kita miliki adalah karunia untuk bernubuat? Karna karunia bernubuat adalah karunia untuk membangun kerohanian saudara-saudara kita, sedangkan kasih itu mewarnai karunia dan mengikat saudara-saudara kita menjadi satu tubuh. Hal inilah yang harus kita pelajari bahwa pentingnya Kasih di atas semuanya.

"Brother and sister in Christ, i love you all with GOD's LOVE, not just with my passion"

1 komentar:

  1. Benar Pak.. tanpa Kasih segala sesuatunya tdk berguna

    Sekalipun kita memiliki semua karunia, pengetahuan, iman yg dapat memindahkan gunung, bahkan menyerahkan tubuh kita untuk dibakar ttp kalau tdk ada kasih, semua itu tdk ada faedahnya...

    BalasHapus