Senin, 06 September 2010

Jatuh karena dosa kemunafikan dan dosa kompromi

"Ada seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan di Amerika untuk bersaksi dan berkhotbah ke mana-mana bahkan di televisi, namun ia suka mengoleksi foto-foto perempuan telanjang di komputernya. Tidak ada orang yang tahu, bahkan istrinya tidak tahu. Dia pikir itu tidak apa-apa, karena itu hanya untuk dilihat oleh dia dan untuk berkhayal. Suatu ketika, ia jatuh benar-benar dalam dosa perzinahan, dan itu diketahui oleh seluruh orang di Amerika. Ia jatuh dan fatal akibatnya." ( Bu Iin Cipto)

Akhir zaman ini, Tuhan sedang menimbang setiap kehidupan kita, apakah kita didapatiNya terlalu ringan atau tidak, didapatiNya hidup benar, hidup kudus atau tidak dan itu tidak luput bagi hamba-hamba Tuhan yang besar dan dipakaiNya. Iblis seakan terus menampi mereka dan menuntut di hadapan Tuhan untuk kejatuhan mereka dan membawa kehancuran bagi dirinya, keluarganya bahkan jemaat yang digembalakannya. Ada dua dosa yang sangat fatal kejatuhannya dan sangat dibenci Tuhan, yaitu dosa kemunafikan dan dosa kompromi. 

Ciri orang yang memiliki dosa kemunafikan adalah ia tahu Firman banyak tapi tidak bisa melakukannya, atau dapat juga diartikan orang yang membebankan orang lain tapi ia sendiri tidak dapat menanggungnya. Sedangkan ciri orang yang memiliki dosa kompromi adalah suka melegalkan keinginan berbuat dosa dan membuat alasan atas sikapnya yang sebenarnya membuka celah bagi iblis. Mungkin bagi kebanyakan anak Tuhan menentang terang-terangan untuk merokok, karena jelas tidak suka merokok dan tahu itu merugikan tubuhnya sendiri. Banyak anak Tuhan jelas tidak mau melakukan hubungan seks bebas karena jika ketahuan dapat membuat malu dirinya sendiri dan menyakiti hati orang lain. Namun, banyak juga anak Tuhan masih saja melihat gambar atau menonton film yang terdapat adegan syur, adegan seks di ranjang, adegan ciuman yang membangkitkan gairah seks atau bahkan sering onani/masturbasi dan berkhayal dalam pikiran mereka. Mereka berpikiran bahwa diri mereka tidak akan jatuh dan tidak akan terjadi apa-apa. Parahnya, mereka menyatakan bahwa itu semuanya dosa yang harus dijauhi di hadapan anak-anak yang dibimbingnya,  jemaat yang digembalakan. Itulah dosa kompromi yang mengakibatkan juga terikatnya orang itu dengan dosa kemunafikan seperti orang Farisi.

II Raja 14:3-4 Ia (Raja Amazia) melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya bukan seperti Daud, bapa leluhurnya. . . . Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu.
II Taw 25:2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak dengan segenap hati.
II Taw 25:14 Ketika Amazia kembali, setelah mengalahkan orang-orang Edom itu, ia mendirikan para allah bani Seir, yang dibawanya pulang, sebagai allahnya. Ia sujud menyembah kepada allah-allah itu dan membakar korban untuk mereka.
II Taw 25:27 Sejak Amazia menjauhi TUHAN, orang mengadakan persepakatan melawan dia di Yerusalem, sebab itu larilah ia ke Lakhis. Tetapi mereka menyuruh mengejar dia ke Lakhis, lalu dibunuhlah ia di sana.


Firman Tuhan mencatat bahwa Amazia melakukan apa yang benar di mataNya, namun tidak dengan segenap hatinya, karena ia tidak menghancurkan bukit-bukit pengorbanan. Suatu ketika, dapat kita ketahui bahwa Amazia sebenarnya masih memiliki sikap kompromi dengan penyembahan berhala, dan membakar korban. Membakar korban di mana? di bukit-bukit pengorbanan yang tidak dihancurkannya. Akhirnya ia menjerumuskan bangsanya dalam dosa penyembahan berhala. Oleh sebab itu, Amazia jauh dari Tuhan dan ia keluar dari perlindungan Tuhan. Amazia mati dalam dosa kebinasaannya.

Sering saya menemukan anak-anak muda yang saya dekati dan konseling adalah para pemimpin dan pembimbing yang sudah pelayanan tapi hancur karena dosa seks bebas. Awalnya mereka berpikir tidak apa-apa melakukan onani, berpacaran bebas, menyimpan gambar-gambar porno dan blue film, sampai itu kedapatan oleh jemaat lain, sehingga pelayanannya diberhentikan sejak itu oleh gembala sidangnya. Ada juga anak muda yang menjadi pahit dan tidak percaya lagi dengan penggembalaan dan pemimpin karena ia mendapati gembalanya melakukan hal yang memalukan dan itu diberitakan di depan mimbar.

Ini adalah zaman percepatan. Ini bukan zaman seperti Tuhan harus menunggu Musa diproses 40 tahun, atau Yusuf yang harus lama dibuang menjadi budak di Mesir. Oleh karena itu, jelas akan begitu banyak anak Tuhan yang sudah melayani Tuhan yang akan bertumbangan dan hancur karena keinginan dunia dan si jahat, apabila dosa-dosa yang tersembunyi dan karakter busuk mereka tidak segera disalib dan diserahkan semua kepada Tuhan. Mereka menyimpan beberapa perkara keinginan dosa dalam hati mereka sehingga suatu saat menjadi celah besar bagi iblis untuk hancurkan mereka.

Hari-hari ini saya sedang berdoa dan merenung atas dosa kemunafikan dan kompromi dalam hidup saya. Saya memutuskan untuk mendisiplinkan diri atas beberapa hal yang menurut saya adalah celah bagi iblis dalam hidup saya. Saya tidak mau ditertawakan iblis, ketika saya melayani Tuhan dan jemaatNya dalam doa pelepasan atau dalam pengajaran Firman Tuhan maupun penggembalaan.

Bagaimana dengan anda? 

Mazmur 101:2-4 Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Hati yang bengkok akan menjauh dari padaku, kejahatan aku tidak mau tahu.

0 comments:

Posting Komentar