Yeremia 5:15-19 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan suatu bangsa dari jauh menyerang kamu, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN, . . . Mereka akan memakan habis hasil tuaianmu dan makananmu, akan memakan habis anak-anakmu lelaki dan perempuan, akan memakan habis kambing dombamu dan lembu sapimu, akan memakan habis pohon anggurmu dan pohon aramu, akan menghancurkan dengan pedang kota-kotamu yang berkubu, yang kauandalkan." "Tetapi pada waktu itupun juga, demikianlah firman TUHAN, Aku tidak akan membuat kamu habis lenyap. . . Seperti kamu meninggalkan Aku dan memperhambakan diri kepada allah asing di negerimu, demikianlah kamu akan memperhambakan diri kepada orang-orang asing di suatu negeri yang bukan negerimu."
Yeremia 21:8-10. Tetapi kepada bangsa ini haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menghadapkan kepada kamu jalan kehidupan dan jalan kematian. Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini dan menyerahkan diri kepada orang-orang Kasdim yang mengepung kamu, ia akan tetap hidup; nyawanya akan menjadi jarahan baginya. . . Kota ini akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel yang akan membakarnya habis dengan api."
Yeremia 27:6-11 Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya. . . . Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana."
Saat itu Yehuda sebagai bagian dari bangsa Israel telah ditetapkan untuk mendapat hukuman dari Tuhan karena kesabaran Tuhan sudah habis ( " . . .Aku sudah jemu untuk merasa sesal . . ."- Yeremia 15:6). Tuhan sudah lama mengutus hamba-hamba-Nya, yaitu nabi-nabi supaya mengarahkan bangsa Israel di jalan takut akan Tuhan, tetapi selalu bangsa Israel tidak setia dan tidak senantiasa bertobat. Tuhan sempat menunda masa penghukuman bangsa Israel di zaman pemerintahan Hizkia (2 Raja 20: 16-19) dan zaman Yosia (2 Raja 22:18-20), yang pasti Ia laksanakan suatu saat nanti, karena dua raja tersebut didapati sungguh-sungguh bertobat di mataNya. Setelah itulah, Yeremia mendapat panggilan Tuhan untuk bernubuat kepada Israel pada masa pemerintahan ke-13 Raja Yosia. Yeremia mendapatkan pesan dari Tuhan agar bangsa Israel harus bersiap menyerahkan diri kepada tangan hajaran Tuhan dan tidak boleh memberontak supaya mereka boleh tetap hidup. Tuhan sudah menetapkan pengakhiran masa pemerintahan Yehuda di tangan Babel. Kita mengetahui bahwa pemerintahan Yehuda diakhiri dengan sikap hati yang berbeda dari 2 raja terakhir yaitu Raja Yoyakhin dan Raja Zedekia. Dua raja ini dicatat sebagai raja yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, namun akhir hidup mereka berbeda di tangan hajaran Tuhan.
Raja Yoyakhin. Raja tersebut menyerahkan dirinya sendiri ke tangan raja Babel, Nebukadnezar ( 2 Raja 24: 12) , sehingga seperti janjiNya, Tuhan menyatakan belas kasihanNya melalui raja Babel yang baru, Ewil-Merodakh dengan melepaskan Yoyakhin dari penjara.
2 Raja 25:28-30 Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberi kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel; ia boleh mengganti pakaian penjaranya dan boleh selalu makan roti di hadapan raja selama hidupnya. Dan tentang belanjanya, raja selalu memberikannya kepadanya, sekadar yang perlu tiap-tiap hari, selama hidupnya.
Raja Zedekia. Dicatat dalam 2 Raja 24:20 bahwa ia memberontak terhadap raja Babel, sehingga Babel mengepung dan menangkap dia. Anak-anaknya disembelih di depan matanya, kemudian matanya dibutakan. Setelah itu, dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel ( 2 Raja 25: 6-7). Kemungkinan dia dipenjara sampai akhir hidupnya.
Karena Raja Yoyakhin mau mendengarkan Firman Tuhan untuk menyerah tanpa perlawanan di dalam tangan hajaran Tuhan, maka Tuhan menunjukkan belas kasihan dalam hidupnya; Namun, tidak demikian dengan Raja Zedekia, paman Yoyakhin yang dijadikan sebagai raja Yehuda oleh raja Babel sendiri. Raja Zedekia malah memberontak kepada Raja Babel, sehingga Tuhan membinasakan dia dan anak-anaknya.
Ibrani 12:6 Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Jika Tuhan dapat memberikan belas kasihan kepada Yoyakhin yang jahat di mataNya, maka terlebih setiap kita anak-anak yang dikasihiNya yang mengalami masa-masa didikan keras yaitu ketika karakter kita dibentuk Tuhan sedemikian keras. Ada masa ketika Tuhan sebagai Bapa harus menghajar kita dan menghukum kita atas kesalahan-kesalahan kita, agar kita jera dan tidak mengulanginya kembali. Kita dapat mempelajari bahwa jika kita merelakan diri berada di tangan hajaran Tuhan Ayah kita, maka Tuhan sebagai Bapa kita tidak akan berlama-lama mendisiplin kita dengan keras.
Mazmur 103:8-13 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Daud mengenal dengan benar Allah Bapanya, bahwa Dia tidak akan memberikan hukuman yang setimpal dengan dosa dan kesalahan kita. Allah kita memiliki karakter seorang Bapa yang kasih. Kasih yang benar itu ada 2 sisi, yaitu selain sisi kasih itu lembut dan indah untuk dirasakan, kasih itu juga keras untuk mendidik dan menghajar. Dia akan mendidik kita dengan keras apabila kita dilihatNya mengarah pada dosa. Memang kadang didikan yang Tuhan berikan tidaklah mengenakkan bahkan mendatangkan dukacita, tapi didikan itu melatih karakter kita untuk bertambah dewasa (Ibrani 12:11)
Maukah kita dididik oleh Bapa kita? Percayakah kita akan didikan dan arahanNya itu baik buat kita? Begitu banyak luka emosi di hati dan dosa-dosa tersembunyi yang ada dalam hidup kita, yang satu persatu Tuhan akan singkapkan dan ambil dari hidup kita.
0 comments:
Posting Komentar