Kamis, 02 September 2010

Mujizat Tuhan berawal dari apa yang ada pada kita

Apa yang ada di tanganmu? Mujizat berawal saat kita mau menerima kasih anugrahNya

Keluaran 4:2 TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
Keluaran 4:17 Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat."

Tongkat apakah yang dipakai Allah untuk membuat tanda-tanda mujizat di Mesir dan di padang gurun? Itu adalah tongkat kayu yang setia menemani Musa selama masa penggembaraannya sebagai pendatang di tanah Midian dan menjadi seorang gembala kambing domba milik mertuanya. Tuhan memakai seorang pangeran Mesir yang kini jadi buronan dan gembala kambing domba, yang bernama Musa. Dia mengakui bahwa dirinya seorang berat lidah, memiliki trauma kegagalan dan kekecewaan. Tuhan memakai Musa sebagai alatNya, namun Tuhan harus terlebih dahulu menyadarkan Musa atas apa yang telah ada padanya selama ini. Tongkat bahkan lidah Musa dipakai Tuhan karna hal itu sudah ada pada Musa, namun Musa tidak menyadari bagaimana jalan pikiran Tuhan, demikian pula kita tidak pernah dapat menyelami pekerjaanNya yang heran buat kita saksikan (Pengkhotbah 3:11).


Mengapa waktu Tuhan memakai Musa, bukan saat Musa menjadi pangeran Mesir? karna selain Tuhan harus menaruh perasaan yang betul-betul memahami penderitaan bangsa Israel ke dalam hati Musa supaya tidak semena-mena kepada Israel; "tongkat gembala" Musa saat itu belum ada. Tongkat gembala Musa memiliki sejarah kekelaman proses Musa 40 tahun sejak menjadi pendatang di tanah Midian. Saat Musa melihat tongkatnya, saat itu juga ia melihat siapa dirinya yang pernah salah mengerti maksud Tuhan. Ia mengucap syukur atas kasih anugrah dan kesempatan Tuhan yang ia rasakan. Saat ia hendak marah kepada bangsa Israel, ia melihat tongkat simbol kasih anugrah Tuhan, yang ada pada tangannya, saat itulah emosinya mereda. Namun, sekali kita melupakan kasih anugrah, saat itulah Tuhan murka pada kita, seperti bagaimana Tuhan murka kepada Musa saat Musa kelepasan emosi kepada bangsa Israel.

"Tongkat Musa" berbicara tentang bagaimana Tuhan akan memakai kita dalam panggilanNya yang berawal dari apa yang ada pada diri kita, apa yang ada di tangan kita. Namun "Tongkat Musa" juga berbicara tentang simbol peristiwa di masa lalu yang Tuhan izinkan terjadi agar kita menjadi rendah hati dan mau menerima kasih anugrahNya.

Sedikit share tentang kalimat "apa yang ada di tanganmu". Saya memilih pekerjaan di bidang pengajaran, pembuatan web dan multimedia bukanlah perjalanan yang mudah saat mengambil keputusan pertama kali. Saya bukan orang yang pandai berbicara walaupun ada panggilan Tuhan ke arah sana, saya juga belum ada skill IT yang kuat di web dan multimedia. Berita buruknya juga saya belum lulus S1 Teknik Informatika, karena kendala ekonomi tahun 2004 sehingga saya harus bekerja dan cuti kuliah 2 tahun, namun belum juga dapat menabung untuk membayar UPP semester-semester berikutnya. Saat itu saya sedang mengerjakan tugas akhir dan masih mengambil beberapa mata kuliah pilihan semester akhir. Saat itu, saya depresi berat, karena walaupun saya memang anak tunggal, tapi ibu saya yang tidak muda lagi usianya dan ayah saya juga sudah tiada saat usia saya hampir 10 tahun, sehingga serasa beban keluarga ada pada saya, belum lagi sanak famili yang tidak bisa saya andalkan. Setelah pekerjaan terakhir saya di bidang reparasi komputer, Januari tahun 2008 saya memutuskan berhenti karena tidak sesuai dengan keahlian dan karakter saya. Saya memutuskan doa dan berpuasa beberapa hari menanyakan nasib saya ke depannya. Beruntung saya memiliki komunitas rohani, sehingga semangat saya tidak dibiarkan kendor. Suatu ketika di masa itu, Tuhan bicara dengan jelas tentang apa yang ada di tangan saya. Saya coba merenung maksud Tuhan itu, apa keahlian/ketrampilan saya. Saat itulah Tuhan menyadarkan saya bahwa ada "tongkat Musa" dan lidah yang bisa Tuhan pakai untuk melakukan keajaiban dalam hidup saya. Sebelumnya saya sejak SMA memberikan les privat kepada anak-anak. Saya juga pernah mengajar 2 tahun di LBB Komputer. Begini-begini juga pernah jadi guru komputer sekolah swasta di Surabaya. Saya bisa sedikit membuat program dan web saat itu, saya juga suka hal-hal yang berhubungan dengan desain grafis dan multimedia. Saat itulah saya ambil tindakan iman untuk memasang iklan di internet sebagai pengajar les privat komputer untuk beberapa program. Apa langsung mendapat? belum. Setelah 3 bulan lebih saya baru mendapatkan klien pertama saya. Itupun masih bingung belum bisa menjawab beberapa pertanyaannya. Dalam 3 bulan penantian itu, saya terus berusaha menajamkan skill selain "mengencangkan ikat pinggang" saya. Saya tahu bagaimana itu kesusahan, kegagalan, kekuatiran, ketakutan akan masa depan, namun saya juga tahu apakah itu anugrah dan mujizat yang Tuhan sediakan di waktu-waktu terakhir, tapi belum terlambat bagi Tuhan. Jika saya hari ini ada bersama-sama dengan anda itu karena pemeliharaan Tuhan Ayah yang luar biasa atas hidupku.

Kau merasa sudah waktunya membuat perubahan dalam kerohanianmu, apa yang ada di tanganmu? Kau merasa harus ada perubahan dalam ekonomi hidupmu, apa yang ada di tanganmu? Kebenaran yang luar biasa bahwa biasanya Tuhan tidak membuat sesuatu dari luar tubuh kehidupan kita untuk mengadakan mujizat atau menjawab doa. Ia hanya perlu memulai dari dalam diri kita sendiri, dimulai dari apa yang sudah taruh saat kita belum dilahirkan, dimulai dari apa yang kita temukan seiring perjalanan hidup kita dengan Tuhan.... dan itu tersedia di tanganmu. Amin. Tetapi, saya harus katakan bahwa kita harus sepakat dengan FirmanNya, mau diatur oleh Firman Tuhan, karena kadang berkat dan mujizat Tuhan akan membuat kita sombong dan jatuh seperti Raja Uzia (II Tawarikh 26:16). Selain itu, jawaban doa yang datang belum tentu itu benar-benar yang terbaik dari Tuhan. Bisa saja Tuhan harus "terpaksa" memberikan karna kita anakNya terus merengek kepadaNya (Lukas 18:5).

Saya diberkati dengan video Do with it as You will yang menceritakan seorang anak yang menyerahkan bekal makannya kepada Tuhan, sehingga karena iman anak itu, Tuhan dapat memberi makan 5000 orang belum termasuk perempuan dan anak-anak. Maukah apa yang kita miliki kita serahkan pada Tuhan? Seperti Ishak yang hendak diambil dari Abraham, kadang Tuhan meminta apa yang kita miliki, namun kadang kitalah yang harus berinisiatif menyerahkannya terlebih dahulu.

Apa yang kau punya di rumah? Mujizat berawal saat kita meminjam bejana-bejana dan menutup pintu luar rumah kita


II Raja 4:2 Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."
II Raja 4: 3-4 . . .Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"

"Ini adalah Mujizat Allah bagi kita semua, nak!"
Ketakutan dan kekuatiran karena terikat hutang, sungguh sangat tidak nyaman. Setiap kali kita memegang uang bahkan menerima sedikit berkat, kita langsung teringat akan hutang uang kita. Bahkan di kisah ini, dua anak ibu ini harus rela menjadi budak karena tidak bisa membayar hutang. Darimana ibu itu memiliki banyak hutang? sedangkan suaminya yang seorang nabi yang takut akan Tuhan sudah tiada. Kemungkinan besar ibu itulah yang berhutang, mungkin ia berhutang karena ada masalah yang harus segera ditangani atau bagaimana, memang kita tidak tahu. Namun, di sini pembelaan dan pemeliharaan Tuhan atas keluarga ini karena almarhum suaminya tetap ada (Mazmur 68: 6- Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus ). Melalui Elisa, Tuhan menyatakan firmanNya dan perintah yang harus dilakukan oleh ibu dan kedua anaknya. Kita tidak tahu apakah para tetangganya dengan begitu mudah meminjamkan bejananya kepada ibu itu. Namun sesulit dan sebanyak apapun yang mereka dapatkan, Tuhan lebih tahu apa itu lebih dari cukup buat kebutuhan mereka, sehingga melalui Elisa, Tuhan berkata "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.". Tentu ibu itu juga harus mengembalikan bejana-bejana yang telah dipinjamnya.


Sadarilah bahwa sesulit dan sekeras apa usaha kita bekerja untuk sesuatu, Tuhan lebih tahu apa itu yang disebut lebih dari cukup buat kebutuhan kita. Mazmur 127:2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Anda dan saya sudah ada takaran jatah berkat dari Tuhan, jadi semua usaha kita yang melebihi jatah yang ditetapkan adalah sia-sia.Ini bukan berarti kita malas bekerja dan asal-asalan.

Bejana tanah liat yang rawan pecah
Apa bejana orang lain yang dipinjamkan kepada kita? Mungkin itu bejana kepercayaan. Mungkin itu bejana kehormatan. Mungkin itu bejana modal usaha. Mungkin itu bejana hati mereka sendiri. Semua bejana itu rawan jatuh dan pecah karena kesalahan kita waktu membawanya. Kita harus hati-hati menjaga bejana itu. Tuhan memakai bejana itu untuk menyatakan kemuliaanNya pada kita. Apa yang sudah orang lain percayakan kepada kita, jaga dan pertahankan untuk kemuliaan Tuhan. Orang-orang di sekeliling kita itu adalah alat Tuhan untuk memberkati hidup kita, namun kita bisa menghancurkan hidup mereka. Kita bisa merusak kepercayaan mereka, menjatuhkan penilaian mereka atas diri kita, yang berakibat kita bisa menjadi batu sandungan buat mereka dan nama Tuhan tidak dipermuliakan.

Tutuplah pintu rumah kita, agar si jahat tidak merampas bejana-bejana dan menjadi kesempatan/celah yang dapat si jahat masuki dalam hidup kita. Tutuplah rumah tempat kita mengisi bejana-bejana itu dengan doa dan Firman Tuhan. Doakan mereka yang meminjamkan bejana-bejana itu. Berkati mereka juga maka kita pun diberkati Tuhan. Amin.

0 comments:

Posting Komentar